Kakak

19.3K 888 2
                                    

Vote Before Reading
And Leave the Comment Please

Enjoy~

Dengan hati yang tidak setuju, Fatur tetap mengijinkan Naira untuk pulang dan menginap beberapa lama di rumah Mamanya.

Ia mengantar Naira sebelum ia pergi ke Rumah Sakit untuk bekerja.

" Mas berangkat dulu "
" iya, hati-hati.. "
" Assalamualaikum, mas sayang Naira "
" Waalaikumsallam, aku juga sayang mas "

*Cup

Lepas mengecup pucuk kepala Naira, Fatur berlanjut pergi dari sana dengan mobil putihnya.

Dengan tas yang cukup besar, Naira masuk ke dalam rumah yang sudah 8 bulan terakhir ini tidak ia kunjungi lagi.

Terlihat sepi, matanya berair melihat foto yang terpajang di dinding ruang tengah serta beberapa foto yang dipajang di lemari kaca di sana.

" Assalamualaikum Ma? "
" Waalaikumsallam, eh? Naira?! "
" Kakak?!! "

Naira berhambur memeluk kakak iparnya itu, memeluknya erat yang dibalas dengan pelukan hangat pula dari sang kakak.

Dyra - kakak ipar Naira, melihat Naira senang namun aneh karena datang dengan tas besar di tangannya.

" mau nginep? "
" iya kak, kakak juga di sini? "
" 2 minggu hehe.. "
" mmm, akhirnya aku ada temen "
" Tunggu, kakak aneh sama kamu.. ke kamar kakak yuk "
" emangnya kak Ghayda sama Zara kemana? "
" mas Ghayda sama Mama lagi bawa Zara jalan-jalan keluar.. "

Naira ber-oh ria dan menurut saat Dyra menuntunnya untuk berlanjut ke kamar tamu tempat Dyra dan suaminya juga anak mereka tidur selama menginap di sini.

Dulu Naira pernah berpesan-

'Kalo Naira nikah nanti, kamar Naira jangan ditempatin, siapa tau Naira ke sini lagi'

Dan benar saja, kamar Naira tidak ditempati tapi dibersihkan setiap harinya.

Sampai di kamar tamu, Dyra membantu meletakkan tas besar Naira dan menyuruh Naira untuk duduk di tepi ranjang.

" Ada masalah apa kamu sama Fatur hm? "
" uh? apa sih kak? kok tiba-tiba nanya gitu haha.. masalah apa? "
" kamu gak bisa bohong Naira, kakak juga udah nikah.. cerita sama kakak, gak baik Nai.. "

Naira terdiam, sangat pintar kakak iparnya ini menerka, menebak dan membaca apa yang tengah terjadi pada rumah tangganya.

Meskipun Naira menutupi masalahnya dari siapapun, akhirnya Dyra yang akan mengetahuinya.

Dyra ini memang sangat sensitif pada Naira, hal yang berbeda bahkan sekecil debupun dapat dilihatnya pada diri Naira.

" Nai, apa yang Fatur lakuin? "
" gak ada kok kak "
" kamu mau hidup menjanda di usia muda kamu? "
" kakak kok gitu sih? "
" kamu jujur sama kakak.. kakak gak akan bilang Mama kok, ini jadi rahasia kita ya "

Setelah lama terdiam, menangis dan berpikir, akhirnya Naira mengungkapkan kekesalannya yang selama ini ia pendam.

Ia mengeluarkan semuanya di hadapan Dyra, bahkan ia menjerit di sana, membanting bantal dan apapun yang bisa ia lakukan di sana.

Naira benar-benar kesal dengan situasinya sekarang, pikirannya yang selalu kalut dan semuanya.

" aku mau pisah kak sama mas Fatur "
" hush! Naira.. sst, jangan asal ngomong, Allah benci sama perceraian sayang, bicarakan baik-baik.. semua masalah pasti ada jalan keluarnya, Allah gak akan nyiptain masalah tanpa jalan keluar, kalo Allah kasih Naira situasi kaya gini, itu artinya Naira bisa lewatin ini ya "
" Tapi mas Fatur jahat kak! "
" kamu menilai Fatur jahat cuma karena apa yang kamu dengar, sedangkan kamu sendiri belum lihat buktinya secara langsung dan jelas kan? coba kalian bicara baik-baik ya "
" Dia hamilin cewe lain dan malah nikah sama aku kakak! "
" sstt, itu belum terbukti Naira sayang.. sekarang kamu percaya sama suami kamu sendiri atau sama cewe yang pada kenyataannya kamu gak tau itu siapa? hm? "

Dyra terus berusaha menenangkan Naira yang menangis dengan terisak, matanya sembab, dan tangannya terus mengepal.

Jika saja Naira bisa berkelahi dengan lelaki mungkin Naira sudah menghabisi Fatur sejak awal.

Yang pada kenyataannya walaupun Naira bisa berkelahi ia tak akan melakukannya karena rasa sayangnya lebih besar.

" udah, udah.. nanti Fatur pulang ke sini? "
" enggak tau.. biarin lah dia tidur sendiri di rumah, tidur tidurlah sama kecoa! "
" Naira yaallah.. jangan bicara sembarangan, gimana kalo bener? "
" biarin lah! mas Fatur aja jahatin aku "
" istighfar Naira.. "
" Astaghfirullahaladzim.. maaf kak, aku kesel sama mas Fatur "
" udah, mending kamu bantuin kakak beresin kamar "
" kok aku? "
" emangnya siapa yang bikin bantal, guling, selimut semuanya beterbangan di sini? sampe kerudung kakak mencong-mencong kena banting bantal? "
" aku kan kesel kakak! yaudah maaf, aku beresin.. "

Dan siapa manusia terlabil selain Naira di sini?

Baru saja menangis hingga mata sembab? dan sekarang malah tertawa renyah melihat kamar kakaknya yang bagai kapal pecah karena ulah dari amukannya?

Dyra hanya tersenyum dengan tetap membantu Naira membereskan ranjang dan kamarnya.

Tak lama datang Ghayda - kakak Naira juga Mama dan keponakan kecilnya yang digendong oleh Ghayda.

" Naira, kok di sini? kapan dateng nak? "
" tadi Ma, udah agak lama.. "
" Fatur? "
" kan kerja Ma.. "
" oh iya, ya abisnya kamu jarang-jarang ke sini, kirain hari libur ke sini.. "
" hm "

Sebenarnya niat Naira pergi ke rumah Mamanya adalah untuk menjauh dari Fatur, ia ingin sendiri dan tidak bertemu Fatur untuk beberapa lama.

Ia juga bilang pada Fatur agar tidak menjemputnya sampai Naira sendiri yang pulang ke rumah mereka.

Bahkan Naira lupa jika Mamanya pasti bertanya kenapa Fatur tidak menjemputnya nanti, ia harus menyiapkan jawaban.

" Berantem yaa sama Faturnya makannya pulang ke sini huuu "
" ih! kak Ghayda mah julid! siapa yang berantem? emangnya gak boleh kangen sama Mama sendiri? kakak juga ngapain di sini? rumahnya digusur ya jadi pindah ke sini? huuuu "
" hush! udah pada nikah juga masih aja berantem "

Hampir saja Naira melempar Ghayda dengan sandal yang ia pakai.

Matanya menatap Ghayda tajam dengan tangan yang ia simpan di kedua pinggangnya, dengan jahilnya ia menginjak kaki Ghayda keras dan berlari ke kamarnya.

" Nairaa!!!!! "
" love you too kakak!! "

Nafasnya terengah saat sampai di kamarnya, melihat sisi kiri, kanan, depan, belakang, atas dan bawah bagian kamarnya.

Tetap sama seperti sebelumnya, balutan selimut peach yang menutupi setengah dari ranjangnya, juga bantal-bantal besarnya.

Buku-buku yang tertata rapi di meja belajar, juga fotonya bersama Zoya yang masih terpajang di lemarinya.

Kamar sederhana namun sangat ia rindukan, membuka tirai kamarnya yang langsung membuat matanya bertemu dengan rumah tetangganya.

*tok tok tok

" Naira "
" iya Ma? "
" Fatur nanti nyusul kesini kan? "
" enggak Ma, mas Fatur pulang ke rumah.. "
" loh kok? kenapa? ada apa kalian? "
" gak ada apa-apa kok Ma, aku cuma ingin di sini aja beberapa hari ke depan.. nanti juga pulang lagi kok, Mama tenang aja "
" enggak berantem kan? "
" enggak Ma.. "

Naira sukses berbohong kali ini, bahkan wajahnya bisa menunjukan raut yang tenang seolah semuanya memang baik-baik saja.

Ia tidak mau menyakiti hati Mamanya, ia mau Mamanya ini percaya bahwa Naira bisa menjadi sosok yang lebih dewasa lagi.

Sejak dulu, Naira memang tak pernah memperlihatkan kesedihannya di hadapan Mamanya atau Papanya, ia selalu menyimpan kesedihannya sendiri.

Walaupun berbagi, pasti hanya Zoya yang tau apa masalahnya.

.....

Udah bacanya? Hehe

Ana Uhibbuka Fillah Dokter [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang