Vote Before Reading
And Leave the Comment PleaseEnjoy~
Usai jam kerja antara Naira juga Fatur berakhir, keduanya langsung bergegas untuk menengok Freya yang sudah dipindahkan ke ruang rawat VIP.
Diikuti juga oleh Zoya dan Daffa di belakang mereka.
Masuk usai mengetuk pintu dan mendapati Ayah juga Bunda Fatur yang berada di dalam kamar rawat ini.
Terlihat tengah berbincang dengan Freya yang tengah menimang buah hatinya.
" Hai Fatur. Salam sama Papa nak "
Fatur mendelik melihat sikap sok manis dari Freya yang mengajak bayinya berbicara meng-atas namakan Fatur sebagai Ayahnya.
Berjalan untuk duduk di sofa, melihat Rahma yang mengupaskan buah-buahan dan membantu menyuapi Freya.
" Kamu gak mau gendong putri kamu Fatur?? "
" Gak usah sok polos, saya tau semuanya. Gak seharusnya kamu bersikap lacur kaya gini cuma buat nyembunyiin kehamilan kamu. Saya tau itu darah daging Luqman, sekarang.. Berhenti kamu campuri rumah tangga saya, surat talak akan sampai minggu ini. Terimakasih "Dan langsung menarik Naira dari sana, berpapasan dengan Luqman di pintu masuk.
Menatap tajam kedua netra yang terlapisi kacamata milik Luqman, melirik paket buah yang dibawa di tangannya dan berdecih.
" Kalau ini bukan rumah sakit dan kalau saya gak punya perasaan, habis kamu di tangan saya! "
Lanjut menuntun Naira kembali tanpa mempedulikan instruksi Naira untuk berhenti sebentar.
Fatur sangat kesal melihat tingkah laku manusia di sekelilingnya ini, sangat memusingkan.
" Mas! Bentar! Ini tali sepatu aku lepas! Daritadi aku hampir jatoh kamu ih! "
*sreett
" Mas! "
" Diem dek, daripada kamu jatoh. Tulang ekor kamu patah mau? "
" Eng-enggak "Menurut kala Fatur menggendongnya yang membuat Naira mengalungkan kedua lengannya di perputaran leher Fatur.
Fatur memang tak mempedulikan puluhan pasang mata yang memusatkan pandangan mereka pada keduanya tapi Naira sangat malu menjadi pusat pandangan seperti ini.
Bahkan Naira menenggelamkan wajahnya di antara ketiak Fatur karena rasa malu yang membuncah.
Diturunkan Naira untuk didudukkan di salah satu kursi paviliun rumah sakit.
Berjongkok di hadapan Naira untuk membenarkan tali sepatu Naira, lanjut mencium perut Naira dan memeluknya.
" Mas "
" Mas salah dek, mas salah. Harusnya mas lebih pinter, bukan kalah sama akal licik dia. Gara-gara dia mas nelantarin kamu dek, maafin mas "
" Enggak kok mas. Aku tau rasanya jadi Freya, Freya itu butuh dukungan mas. Mas gak nganggurin atau nelantarin aku kok, malah aku yang selalu jauhin mas. "Tangan Naira terulur mengusap kepala Fatur yang masih mengecup perutnya, merasakan bahu Fatur bergetar dan mendengar isakan halus Fatur.
Memeluk kepala suaminya dan mengusap punggungnya lembut.
Seberapa bencipun Naira pada Fatur, rasa sayangnya lebih besar dan masih mengalahkan kebenciannya.
Meminta Fatur untuk duduk di sampingnya dan mengusap kedua pipi Fatur yang basah. Ini memang bukan pertama kalinya Fatur menangis di hadapannya tapi rasanya selalu sesak ketika melihat Fatur menangis.
" Gapapa mas. Udah ah jangan nangis lagi, malu banyak pasien yang liat "
" Mas sayang sama kamu dek, mas gak bohong. "
" Iya mas, aku juga sayang sama mas.. "
KAMU SEDANG MEMBACA
Ana Uhibbuka Fillah Dokter [TAHAP REVISI]
Romance[T E R B I T] [Beberapa part sudah dihapus] Dokter tampan, mapan, beriman, bertanggung jawab juga tahu diri harus menikah sama anak lulusan SMK yang dibilang baik iya, nurut iya, pintar iya, cita cita tinggi iya, manis iya, istriable juga iya tapi e...