(No) Regret

13K 643 36
                                    

Vote Before Reading
And Leave the Comment Please

Enjoy~

" Gak seharusnya kamu kaya gitu tadi Zoy, percuma juga kamu kaya gitu gak akan bikin Freya ngejauh juga. Toh Ayah setujunya sama Freya sekarang "
" Nai! Akutuh gak terima kamu disakitin terus sama dia, nikah empat tahun buat apa kalo 60% nya ngebatin terus, bukan aku menghina mertua kamu tapi Ayah mertua kamu itu keterlaluan Nai, dia gak bisa menghargai‍‍ kamu sebagai menantu. Dan seenaknya nyuruh Fatur buat nikah lagi tanpa liat siapa yang dinikahinya, Fatur juga sialan! Mau aja disuruh, ya emang sih yang nyuruhnya Ayahnya, tapi dia kepala keluarga! "
" Zoya, aku tau niat kamu baik. Makasih banyak udah mau bantu aku, tapi masalah ini gak akan selesai cuma karena kamu bentak mereka, mau kamu tonjok sekalipun gak akan bikin keadaan balik ke semula lagi Zoy. Aku hargai usaha kamu. "
" Terus kamu mau gimana sama Fatur? "
" Semoga minggu depan ada surat cerai "
" Nai? "
" Gapapa, mungkin emang ini harusnya. Kan kata kamu barusan buat apa aku ngebatin terus? "

Memeluk Naira yang kembali menangis di hadapannya, menepuk perlahan punggung Naira yang bergetar karena menahan tangisnya.

Ingin rasanya menangis dengan berteriak sepuasnya, tapi tidak bisa.

Dan ingin rasanya Zoya membunuh Freya sekarang juga jika ia tak memiliki perasaan.

" Pikirin dulu baik-baik Nai, maksud aku ngomong kaya gitu bukan berarti aku minta kalian pisah, tapi- "
" Iya, bukan karena ucapan kamu juga kok. "

~Ana Uhibbuka Fillah Dokter~


" Papa udah tau semuanya "
" Hum? "

Terkejut mendengar ucapan tiba-tiba dari Papanya di ruang keluarga ini, suara Papa yang memecah keheningan sejak tadi.

Hanya ada Naira, Mamanya dan Papanya di sini. Dyra mengajak Faya untuk bermain di rumahnya bersama putrinya.

" Maksudnya? "
" Papa tau kalo Fatur menikah lagi karena disuruh sama mertua kamu, Papa tau sekarang alasan kamu selama tiga bulan terakhir gak mau pulang dan gak mau ketemu Fatur. Papa tau alasan kenapa Fatur sering ke sini dan bujuk kamu pulang, kenapa kamu gak bilang dari awal nak? "
" Pa, hati Naira sakit Pa "

Papa Naira merengkuh putri bungsunya erat, mengusap surai hitam legamnya dan menenangkannya yang tengah terisak.

Mamanya ikut mengusap punggung Naira menenangkannya, tak pernah ada maksud agar Naira menderita seperti ini.

" Naira, dengar Papa nak. Papa minta maaf karena kecerobohan Papa kamu jadi kaya gini, Papa gak bermaksud untuk bikin kamu kaya gini nak. Maafin Papa "
" Gak ada yang salah di sini Pa. Tapi, Naira udah minta mas Fatur untuk kirim surat cerai "
" Nak "
" Tapi mas Fatur gak pernah mau buat nurutin kemauan Naira, sementara Naira gak mau terus-terusan terlibat masalah kaya gini "

Melepas pelukannya pada Naira dan beralih menelpon Fatur di sana yang diperhatikan oleh Naira.

Berharap Papanya mau untuk meminta Fatur agar menceraikannya.

Naira tak mau lebih lama lagi terlibat dalam masalah seperti ini, ketika bekerja ia harus terus melihat pemandangan yang memuakan hatinya.

Entah mungkin Freya yang dengan sengaja menggandeng Fatur atau bahkan mengecup Fatur di hadapannya.

" Naira mau ke kamar Ma, Pa "
" Yaudah, istirahat dulu. Tenangin pikiran kamu, masa Nairanya Papa yang cerewet jadi pendiem. Gak lucu "
" Hm, Naira sayang Mama sama Papa "
" Papa sama Mama juga sayang Naira selalu. Sampai kapanpun "

Beranjak ke kamarnya, menatap polaroid yang masih dengan manis menempel di lemarinya.

Entah itu fotonya dengan Zoya yang memakai hoodie serasi atau memakai baju muslim saat acara ramadhan di sekolah.

Ana Uhibbuka Fillah Dokter [TAHAP REVISI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang