Vote Before Reading
And Leave the Comment PleaseEnjoy~
Makan malam kali ini berbeda dengan makan malam biasanya di,mana hanya akan ada Naira dan Fatur berdua yang diselingi canda dan tawa.
Tapi kali ini, makan malam begitu senyap hanya ocehan tidak jelas yang keluar dari mulut Faya yang berada di lahunan Naira.
Tidak jarang Faya juga mengacak nasi di piring Naira dan memainkan nya, Naira bahkan kewalahan padahal belum satu malam bayi ini dirawat olehnya.
" Aktif banget, jangan sampe kamu kayak Mamamu yang itu ya cantik, kayak mama ini aja.. "
" dek "
" hm? "
" maafin mas, tapi bener-bener dia- "
" udahlah mas lupain aja.. kalo terus terusan dibahas gak akan selesai, anggep aja Faya titipan Allah biar aku bisa belajar jadi Mama "
" tapi mas merasa bersalah sama kamu "
" kalo gitu, mas juga harus mau jagain Faya, sama kayak aku gantiin posisi Mamanya.. apalagi mas ayahnya "
" Nai "
" udah mas, abisin makannya, gabaik makan sambil bicara apalagi debat "Naira kembali fokus kepada makanan nya dan sesekali mengajak main Faya yang sudah terlihat bosan dan mulai mengantuk.
Usai makan, ia membereskan piring-piring dengan tetap memangku Faya, Fatur membantunya namun sepertinya Naira bersikap biasa saja.
Sudah Fatur bilang Naira ini Labil, jika siang marah, mungkin malamnya reda. Marah atau tidaknya Naira tergantung bosan atau tidaknya dia.
" mas "
" iya? "
" besok, aku mau ke supermarket.. beli susu bayi, sekalian sama biskuitnya.. toh baju-baju bayinya ada di sini kan "
" dek, kamu masih marah kan sama mas? "
" mas, udah aku bilang lupain aja.. semakin mas ngingetin malah semakin bikin aku kecewa mas, udah anggep aja Faya ini anak kita beneran ya.. maaf aku kasar sama kamu mas "
" mas yang minta maaf sebesar besarnya sama kamu dek.. "Fatur memeluknya dan mengecup pucuk kepalanya, jantung Naira kembali berdegup lebih cepat dari biasanya.
Naira tidak bisa jika harus marah dalam waktu yang lama pada Fatur, tapi bukan berarti Naira bisa lupa dengan kekecewaannya.
Sikap Naira akan berubah ketika seseorang berbohong padanya, sekalipun itu orang yang paling ia sayang.
Naira paling anti dengan kebohongan.
" Kamu itu udah pantes jadi bunda dek "
" eh? apasih mas.. inget ya mas aku itu masih berstatus mahasiswi.. temen-temen juga gak ada yang tau kalo aku udah punya suami "
" oh jadi kamu nyembunyiin mas gitu? "
" nggk juga, ya ngapain juga harus sombong kalo aku punya suami "Fatur bisa sedikit tersenyum sekarang mendengar Naira yang menanggapinya dengan nada yang santai seperti biasanya.
Fatur terus memperhatikan Naira yang me-nina bobo kan Faya di tengah rumah, bolak-balik berjalan di depan tv yang menyala dengan terus menepuki punggung dan bokong Faya.
Gemas rasanya melihat istri mudanya ini menidurkan bayi di pangkuannya, dengan rambut yang ia ikat seadanya dan piyama yang oversize.
" Dek, mas gak bisa fokus liat tv kalo kamu terus mondar-mandir "
" gausah nonton mas, tidur aja udah malem.. "
" mas kan biasa tidur sama adek, hampa rasanya gak ada yang bisa dipeluk kalo tidur sendiri "
" Sekarang kan ada Faya, aku harus peluk Faya jadi mau gak mau mas juga paling peluk guling "
" mas peluk kalian berdua sekalian "
" yang ada Faya gepeng mas, gak nyadar badan dikira badan kamu kurus kerempeng apa? "
" ini body goals loh dek banyak yang suka "
" aku nggk tuh "
" nggk? tapi kok pas dipeluk tidurnya nyenyak banget sampe iler kemana-mana "
" ih mas! jorok banget sih! "
KAMU SEDANG MEMBACA
Ana Uhibbuka Fillah Dokter [TAHAP REVISI]
Romance[T E R B I T] [Beberapa part sudah dihapus] Dokter tampan, mapan, beriman, bertanggung jawab juga tahu diri harus menikah sama anak lulusan SMK yang dibilang baik iya, nurut iya, pintar iya, cita cita tinggi iya, manis iya, istriable juga iya tapi e...