Chapter 2

2.2K 80 0
                                    

"Lo kan, LO KAN TADI YANG NABRAK GUE?!" teriak Vanda yang membuat semua teman nya memerhatikan Vanda & Revan. Termasuk guru matiknya.

"VANDA!" teriak guru matik.

"I-iya b-buk," jawab Vanda dengan gugup.

"KALAU SUDAH JAM PELAJARAN DIMULAI, SEHARUSNYA KAMU GAK RIBUT, VANDA!!" teriak guru matik itu lagi.

"I-iya b-buk, m-maaf b-buk," kata Vanda yang masih gugup.

"Yasudah, kita lanjutkan pelajaran nya." kata guru matik itu. Lalu melanjutkan pelajaran nya.

"Ada apa sih sebenernya, Van?" tanya Aurel dengan suaranya yang pelan karena takut ketahuan guru killer itu.

"Itu tadi pagi, ada orang yang nabrak Vanda, tapi gue gak tau orang nya yang mana. Tapi kata Vanda itu anak baru masuk sekolah sini, soalnya baru liat." jelas Reina kepada Aurel dengan suara yang juga sama pelan nya, dan alasan nya pun sama. Takut ketahuan guru killer itu.

Vanda's POV

Ihh kenapa sih makhluk sengklek ini duduk sama gue.

Padahal tadi pagi dia udah nabrak gue, itu juga gak ada kata maaf lagi.

Vanda's POV end

Bel sudah berbunyi dan itu artinya semua murid diperbolehkan untuk istirahat selama 30 menit.

"Hai bro, kenalin gue Nata. Anak paling ganteng di sekolah ini." sapa Nata kepada Revan sambil mengulurkan tangan nya untuk berkenalan.

"Ini sahabat gue, Alex. Manusia terjelek di sekolah ini." lanjut Nata sambil menampilkan senyum khas nya.

"Ihh lo apaan dah? Gue ini manusia tampan disekolah ini. Terserah lo sih mau katain gue jelek. Jelek gini juga pinter kalik!" jawab Alex dengan nada yang agak tinggi.

"Ohh, iya. Gue Revan. Salam kenal :)" jawab Revan juga menampilkan senyum manisnya.

"Hey, Rev. Gue Reina. Ini sahabat gue Aurel. Salam kenal yaa." kata Reina sambil menghampiri meja Revan & Vanda.

"Iyaa, salam kenal juga." jawab Revan sambil menjabat tangan Reina & Aurel.

Vanda yang masih duduk dibangku nya itu pun langsung keluar menuju kantin karena dia malas dengan orang disebelahnya.

"Eh, eh, Van. Lo mau kemana?" tanya Reina kepada sahabatnya Vanda.

"Mau ke kantin lah." jawab Vanda sambil menghadap ke Reina dan Aurel. Dan terus berjalan menuju kantin.

"Itu kenapa si-si, siapa namanya?" -tanya Revan yang bingung dengan nama orang yang tadi ia tabrak karena dia belum sempat kenalan.

"Si Vanda?" tanya Reina yang dijawab anggukan oleh Revan.

"Mungkin dia kesel soalnya tadi lo nabrak dia habis itu lo gak minta maaf sama dia." jelas Reina kepada Revan yang ditanggapi "O" saja oleh Revan.

Setelah itu Reina & Aurel pun menyusul Vanda yang sudah terlebih dahulu ke kantin.

"Ehh, kita ke kantin duluan yah?" kata Aurel pada teman nya itu.

"Iyaa," jawab mereka bertiga serempak.

Sesampainya Vanda dikantin, dia segera menuju salah 1 stand kantin nya. Dan Vanda memesan 1 mangkok bakso dan 1 gelas es teh.

Vanda sudah duduk di meja kantin yang kosong. Tepat itu juga, kedua sahabat nya datang. Dan langsung juga memesan makanan dan memesan di tempat yang sama.

Tak lama, ketiga pesanan mereka pun datang bersamaan dengan datang nya Revan dan kawan kawan nya.

"Yaelah, ini manusia kok malah dateng sih?" kata Vanda yang dapat didengar semua teman nya itu.

"Eh, sabar napa, Van?Napa sih lo sensi amat kalau ketemu Revan?" tanya Nata dengan muka ingin tahu nya.

"Lo gak tau, Nat?" tanya Alex kepada Nata dengan muka serius nya.

"Ngga tau. Emang lo tau kenapa Lex?" tanya Nata lagi dengan muka ingin tahunya ke Alex.

"Ngga tau." jawab Alex cengengesan.

"Ck." Reina berdecak kesal. "Gini loh, tadi itu gue sama Vanda lagi jalan mau ke kelas. Ehh, tiba tiba ada anak baru langsung main nabrak Vanda. Ya jelas Vanda jatuh. Tapi keselnya, orang yang nabrak Vanda gak bilang maaf." jelas Reina panjang kali lebar kali tinggi.

Dijawab oh ria oleh Nata & Alex.

"Eh, udahlah. Gausah bahas bahas itu lagi deh. Panas kuping gue denger itu." jelas Vanda dengan kesal.

"Udah gini aja deh. Mendingan Revan minta maaf sama Vanda deh biar kelar tuh masalah." kata Aurel seperti menasehati.

"Ogah lah. Dia juga yang salah. Ngapain gue yang minta maaf?" kata Revan menolak apa yang disuruh oleh Aurel.

"Lah, kok gue yang salah? Jelas jelas lo itu yang salah!" tolak Vanda membela dirinya.

Flashback on

Setelah Revan memakirkan motornya di parkiran sekolah, ia segera mencari letak ruang kepala sekolah.

Saat mencari ruang kepala sekolah, tak sengaja ia menabrak seorang gadis remaja yang sedang mengobrol dengan teman nya. Revan yang sikapnya cuek itu pun tetap melanjutkan langkahnya. Tanpa menolong seorang yang ditabraknya.

Walaupun merasa dirinya dipanggil, dia tetap dengan tujuan nya untuk mencari letak ruang kepala sekolah.

"Ehh lo, kalau jalan pake mata dong. Jangan pake kaki doang. Mata lo pake juga, rugi punya mata gak dipake!!" -teriak Vanda.

Flashback off

"Jadi artinya lo juga yang salah disini. Karena lo jalan cuma make kaki aja, mata lo gak lo pake!" jelas Revan dengan nada yang agak tinggi.

"Heh! Lo juga yang salah kenapa lo jalan juga cuma pake kaki aja? Mata lo kagak lo pakek!" jawab Vanda dengan nada lebih tinggi.

"Lah kan gue lagi nyari ruang kepsek. Jadi kalau orang lagi nyari sesuatu yaa pasti gitu lah!" jawab Revan tak mau kalah.

"Tapi setidaknya lo liat sekitar dong!!!" jawab Vanda lagi dengan nada tinggi.

"Lah lo juga lagi jalan malah ngomong sama temen, gak ngeliat sekitar juga." jawab Revan dengan nada yang menurun.

Setelah perdebatan yang panjang itu akhirnya Revan memilih pergi ke kelas.

"Mau kemana lo Rev?" tanya Alex.

Yang ditanya malah cuek, bersikap acuh. Dan tetap berjalan menuju kelas.

"Mantep debatan lo, Van." kata Nata.

"Sengklek lo, Nat." jawab Vanda ketus.

"Lah kok gue sih?" tanya Nata sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Udah deh, pusing gue dengerin nya." komentar Reina.

"Iya nih, Van. Btw, jadinya sekarang siapa yang salah?" tanya Aurel pada semua teman nya itu

Dan mereka mengangkat bahu mereka masing masing sebagai jawaban nya.

Tidak lama, bel berbunyi yang menandakan semua siswa siswi SMA Nusa Bangsa masuk kelas.

Vanda dan kawan kawan nya langsung memasuki kelas nya.




Yow readers kuh, segini dulu cerita gue. Moga kalian suka sama cerita gue. Moga aja nyambung yaa. Okee ini masih permulaan jadi bantu vote & komen 🌟 biar gue tambah semangat buat lanjut nyaa yahh. Next? Ditunggu yaa, mohon bersabar.
Di vote yaa 🌟

Thank's

Shafa AS

Revanda (End) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang