"Maa! Vanda berangkat yaa?" teriak Vanda sambil menuruni tangga. Mama Vanda pun menolehkan kepalanya ke arah suara putrinya.
Terlihat Vanda yang sudah rapi memakai kaos putih dengan motif sederhana dengan balutan jaket denim ditambah rok berwarna merah muda dibawah lutut dengan rambut yang dibiarkan tergerai menambah kesan feminim seorang Vanda. Vanda juga menggantungkan tas kecil berwarna senada dengan roknya di salah satu bahunya.
"Kamu mau kemana?" tanya mama Vanda.
"Jalan sama Revan," jawab Vanda seadanya.
"Revan nya mana?"
"Itu udah di depan," ucap Vanda sambil memakai sepatu selop putihnya.
"Vanda berangkat ya? Assalamualaikum!" pamit Vanda sambil mencium tangan Mamanya. "Waalaikumsalam! Hati hati dijalan! Jangan pulang kemaleman!" teriak mama Vanda mengingatkan.
"Iyaa!" jawab Vanda dengan teriakkan juga.
"Revan!" Vanda memanggil Revan yang sedang bermain dengan hpnya di samping mobil cowok itu. Revan menoleh kearah Vanda dan memasukkan hpnya kekantong celananya.
"Udah?" tanya Revan saat Vanda sudah dihadapannya. Vanda mengangguk mengiyakan.
"Gue pamit sama nyokap lo dulu ya?" lalu Revan menghampiri mama Vanda yang sedang berdiri di teras rumahnya. Menunggu sang putri pergi.
"Tante... Revan sama Vanda jalan dulu ya?" Revan tersenyum kikuk ke arah mama Vanda. Sedangkan mama Vanda membalas dengan senyum hangat.
"Iyaaa... hati-hati dijalan ya. Jangan pulang kemaleman," mama Vanda memperingati.
"Iyaa tan! Siap!"
"Assalamualaikum!" pamit Revan dan Vanda bersamaan.
"Waalaikumsalam," setelah itu, mereka berdua memasuki mobil Revan, dan Revan pun mengendarai mobilnya ke tempat tujuan.
***
"Rev! Kesitu yuk?" Vanda menunjuk salah satu kedai kopi dengan telunjuk kanannya. Revan pun menoleh kearah yang ditunjuk Vanda barusan.
"Boleh. Yuk," Revan menarik pergelangan tangan Vanda lembut dan sang empunya hanya mengikuti saja. Mereka sebelumnya telah berkeliling di mall tersebut. Mereka juga membeli case hp couple. Vanda yang merengek meminta membeli case hp tersebut kepada Revan. Dan Revan hanya pasrah akhirnya membeli, mengiyakan kemauan Vanda.
"Selamat datang! Mau pesan apa?" tanya seorang pelayan menghampiri Revan dan Vanda dengan buku menu dan catatan kecil di genggamannya.
"Matcha latte satu, roti bakar blueberry keju satu," jawab Vanda sambil menatap pelayan tadi.
"Hmmm... salted caramel ice satu, kentang goreng satu,"
"Itu saja? Baik, ditunggu pesanannya. Terima kasih,"
"Iyaa mbak," jawab Revan dan Vanda hampir bersamaan. Setelah itu mereka berdua sibuk dengan kegiatan masing-masing. Vanda bermain dengan hp nya, sedangkan Revan menatap Vanda di depannya yang menunduk sambil bermain dengan hp cewek itu.
"Van," panggil Revan tanpa mengalihkan pandangannya dari Vanda.
"Hmm?" Vanda hanya bergumam untuk menjawab panggilan Revan dengan tatapan yang masih setia pada hp nya itu.
"Kalau diajak ngomong orang itu hadep ke orang nya dong," Revan kesal Vanda mengacuhkannya.
"Ck! Yaudah! Apaansih?" tanya Vanda sedikit kesal karena merasa terganggu saat memainkan hpnya.
"Pacaran yuk?" tanya Revan kelewat santai.
"Hah?" dengan mulut yang sedikit terbuka dan mata yang membulat, Vanda memandang Revan seperti 'ini orang maksudnya apa ya?'

KAMU SEDANG MEMBACA
Revanda (End) ✔️
Ficção AdolescenteBaca aelah dulu. Tambah di library kalian. Votenya jangan lupa wkwk. Semoga suka sama ceritanya! Happy reading❤️! ----- #1 in Vanda, 10 Juni 2020 #2 in naik, 10 Juni 2020 #2 in maret, 10 Juni 2020 #9 in laskar, 10 Juni 2020 #12 in nata, 10 Juni 202...