Chapter 27

713 30 1
                                    

Sekarang, Vanda sudah di dalam taksi dan segera menuju kerumah nya. Vanda masih memikirkan kejadian tadi. Kenapa tadi ia marah? Kenapa kalau Revan sudah punya pacar? Revan itu bukan siapa - siapa nya Vanda. Kenapa tadi ia merasa sangat kesal. Itu hak dia toh punya cewek. Kenapa Vanda yang marah? Apakah ia cemburu? Cemburu karena Revan sudah memiliki pacar. 'Masa gue cemburu sih?' ucap Vanda dalam hati.

'Ngga. Ngga. Gue cuma kesel aja. Buat apa dia ngajak gue kalau dia jemput pacar nya? Mau manes - manesin? Ogah gue!' Vanda meyakinkan dirinya sendiri.

Taksi yang ditumpangi nya pun akhirnya berhenti di depan rumah Vanda. Setelah membayar, Vanda segera turun dan langsung memasuki kamar nya dengan raut wajah yang masih kesal. Panggilan Laskar pun ia tidak hiraukan. Vanda menutup pintu kamar nya dengan keras.

Tanpa melepas seragam nya, ia langsung menjatuhkan tubuhnya di atas kasur nya. Wajah nya ia tenggelamkan di bantal. Tanpa Vanda sadari, ia tertidur dengan posisi tidur tengkurap.

"Vanda! Lo gak papa kan? Ayo turun dulu, kita makan malam." Laskar mengetuk pintu kamar Vanda. Dirasa tak ada jawaban, ia membuka pintu kamar Vanda yang tidak terkunci dan melihat Vanda yang sedang tertidur dengan posisi tengkurap. Laskar menggelengkan kepala nya dan melangkahkan kaki menuju kasur Vanda dan berniat membangunkan nya.

"Vandaa... bangun dulu yok." Laskar menggoyangkan tubuh Vanda. Untunglah Vanda tidak susah untuk dibangunkan. Vanda beranjak duduk di kasurnya. Tapi, "Van kasur lo kok ada darah?!" tanya Laskar sambil menunjuk kasur yang ada bercak darah. Vanda dengan muka bantal nya pun membulatkan mata nya sempurna. Vanda melirik ke arah Laskar.

"Gue... udah lah lo keluar dulu ya?" jawab Vanda gugup lalu menyuruh Laskar keluar dari kamar nya. Laskar mengerti yang dimaksud Vanda, langsung berlari keluar kamar Vanda dan menuju meja makan. Sedangkan Vanda pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya.

Setelah membersihkan dirinya, Vanda berniat membersihkan kamar nya dulu terutama tempat tidurnya tadi. Setelah membersihkan tempat tidur, Vanda turun ke bawah dan menuju meja makan. Disitu sudah ada Mama nya dan Laskar. Papa nya?

"Papa mana mah?" tanya Vanda saat sudah duduk di kursi nya. "Lembur," jawab Mama Vanda sambil menyuapkan makanan ke dalam mulutnya. Vanda pun juga mengambil makanan nya dan menyuapkan nya ke dalam mulut. "Lo tadi kenapa sih?" tanya Laskar di tengah makan malam.

"Entar habis makan gue ceritain." Vanda tetap melanjutkan makanan yang terjeda sebentar tadi. "Udah sekarang ceritain," seru Laskar setelah mereka selesai makan malam. Saat ini pun mereka sudah berada di dalam kamar Vanda.

"Hmm. Kalau gue cerita lo jangan ngomong dulu." Revan menganggukkan kepala nya. "Tadi gue di ajak ke bandara sama Revan. Dia ga ngasi tau gue kalau dia mau jemput siapa. Ternyata dia jemput cewek nya. Itu buat gue kesel. Kalau dia jemput cewek nya ngapain ngajak gue? Mau manas - manasin gue? Ogah gue. Yaudah gue tadi pulang sendiri naik taksi." jelas Vanda panjang kali lebar. Sesuai suruhan Vanda, Revan hanya menganggukkan kepala nya tanda ia mengerti dan tidak memotong pembicaraan Vanda sama sekali. Lantas Revan tersenyum jail.

"Itu nama nya lo suka sama dia." Vanda membulatkan mata nya sempurna sampai hampir jatuh dari tempat nya. "Nggaa!! Gue gak suka sama dia!! Ngapain gue suka sama Revan? Kayak gak ada cowok lain aja," sergah Vanda cepat.

"Buktinya lo cemburu sama dia." Revan menaik turun kan kedua alisnya, menggoda Vanda. "Ngga gue gak cemburu,"

"Itu namanya nya lo cemburu... ngapain lo marah - marah padahal lo bukan siapa - siapa nya?" Vanda memajukan bibir bawah nya kesal.


Vote ! Vote ! Tunggu kelanjutannya !

Shafa AS❤️

Revanda (End) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang