Chapter 25

723 33 2
                                    

Revan melihat ada bercak darah di rok Vanda. "Van, rok lo kok ada darah?" tanya Revan dengan polos nya.

"Hah?!"

"Lo gak papa kan? Mau ke UKS?" tanya Revan halus. "Enggak anter gue ke toilet aja." Revan mengangguk menyetujui. Setelah sampai di toilet, Revan membiarkan Vanda memasuk toilet sendiri. Untung toilet lagi sepi, kalau tidak, mungkin Revan sudah dipikir berbuat macam - macam.

"Hmm, Rev. Lo mau gak beliin gue pembalut di koperasi?" tanya Vanda sebelum ia masuk ke salah satu bilik kamar mandi. "Iyaa, gue beliin sekarang. Lo tunggu ya. Lo bersiin aja rok lo dulu," jawab Revan dengan cepat lalu berjalan menuju koperasi dengan sedikit berlari agar cepat sampai dan tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar.

Lima belas menit Vanda menunggu tetapi Revan tak datang - datang juga. Dan akhirnya, "Van. Ini pembalutnya sama rok nya gue beliin baru biar gak kotor nanti." ucap Revan dari luar membuat Vanda bernafas lega. Vanda membuka pintu kamar mandi sedikit saja lalu menerima barang yang Revan tadi belikan untuk nya. Sementara Revan memilih menunggu di luar saja.

Tak lama pun, akhirnya Vanda keluar dari kamar mandi. "Udah Rev. Hmm makasi lagi ya. Kalau gak ada lo gue ga tau nanti bakal gimana. Mungkin gue bakal di ketawain sama anak lain," Revan tersenyum sambil mengelus puncak rambut Vanda. "Iya sama - sama. Ternyata lo beneran PMS ya. Pantesan lo tadi kayak singa betina kelaperan." seru Revan membuat Vanda kesal lagi. "Ih lo mah," Revan yang melihat ekspresi Vanda hanya terkekeh pelan. Dan ternyata bel istirahat pun berbunyi.

"Yaudah yuk ke kantin," ajak Revan kepada Vanda. "Gue mau ke kelas dulu, mau naruh ni rok. Lo duluan aja gak papa kok." ucap Vanda sambil tersenyum. "Hmm yaudah gue duluan. Tapi lo beneran ke kantin ya." Vanda mengangguk lalu ia pergi ke kelas. Revan pun melangkah kan kaki nya menuju kantin. Setelah memesan makanan, Revan menduduki meja kantin yang berada di pojok.

Vanda yang baru memasuki kelas langsung di ajak oleh sahabat nya untuk ke kantin. "Ayok ke kantin Van," ajak Reina disamping nya sudah ada Aurel. "Lo duluan aja, gue mau naruh rok gue dulu," Reina dan Aurel mengernyit bingung dan mereka saling pandang.

"Yaudah. Intinya lo hutang penjelasan ama kita berdua," Reina menunjuk dirinya dan Aurel. Sedangkan Aurel hanya mengangguk menyetujui apa yang di katakan Reina sahabat nya itu. "Iya iya bawel amat sih," segera Vanda menyimpan rok nya ke dalam tas nya dan menyusul kedua sahabat nya menuju kantin. Vanda berlari ke arah Reina dan Aurel. Ternyata mereka berdua belum jauh dari kelas. 'Dasar siput' ucap Vanda dalam hati.

Seperti biasa, mereka berenam duduk di satu meja di kantin. Setelah memesan makanan, Vanda duduk di samping Revan. Hanya itu yang tersisa. Setelah makanan datang, Vanda segera memakan nya karena perut nya sejak tadi terasa sakit.

"Gimana tadi kena hukuman?" tanya Aurel kepada Vanda dan Revan. "Yaa gitu. Biasa aja." itu jawaban Revan.

"Bukan nya lo tadi udah bawa buku nya yaa?" sekarang Nata yang bertanya pada Revan. "Udah," jawab Revan spontan.

"Terus kenapa lo bilang buku nya ketinggalan?" giliran Alex yang bertanya. "Gue mau nemenin Vanda kena hukuman. Masa dia di hukum sendiri? Kan kasian," mereka tak habis pikir dengan pikiran Revan kenapa Revan melakukan itu untuk Vanda. Atau jangan jangan...

Revan memiliki rasa kepada Vanda sampai ia rela berkorban di hukum berdua?








Vote ! Vote ! Vote ! Tunggu kelanjutannya ! Semoga kalian suka sama cerita ini yaa :) . Makasi yang udah baca dari awal . Kalo ada kekurangan mohon di maaf kan soalnya author masih pemula . Revanda juga mau tamat . Mungkin 10 chapter lagi . Baca sampek habis yaa :) . Thank you readers ! ILY .

Shafa AS❤️

Revanda (End) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang