Chapter 1

4.2K 107 1
                                    

Vanda's POV

"Vanda bangun, udah jam 6 ini!" teriak seorang wanita paruh baya. Yah itu adalah Ibu Vanda.

"Iya mah, sebentar." balas Vanda.

Hari ini hari Senin. Hari dimana yang paling gue gak suka, karena di hari ini kelas gue dapet pelajaran Matik.
Setelah itu gue bangun dan melakukan ritual mandi pagi.

Setelah selesai melakukan ritual mandi pagi, gue segera memakai seragam SMA, dan merapikan sedikit rambut gue dan membiarkan nya tergerai. Lalu, gue segera turun untuk sarapan bersama keluarga gue.

Disana gue liat udah ada Papa, Mama, & bang Laskar yang udah duduk rapi di meja makan sambil menikmati sarapan.

"Pagi Pa, Ma, bang.." sapa Vanda kepada keluarganya itu.

"Pagi Vandaku, cepatan habisin sarapan lo. Nanti kita telat loh." jawab bang Laskar kakak Vanda.

Vanda menganggapi dengan berdecak kesal. Karena masih pagi gini abangnya sudah menggodanya.

"Iye iye, sabaran napa?" jawab Vanda.

Kedua orang tua mereka hanya menggeleng - gelengkan kepalanya saja dengan tingkah mereka berdua.

Vanda's POV end

Setelah Vanda menghabiskan sarapan nya, dia langsung berpamitan kepada kedua orang tua. Dan mencium punggung tangan kedua orang tua nya.

"Hati - hati ya Van," kata Papa Vanda.

"Iya pah." jawab Vanda.

Vanda segera naik ke motor abangnya dan langsung pergi ke sekolah nya. SMA Nusa Bangsa.

Setelah Vanda sampai di sekolahnya, dia segera mencium punggung tangan abangnya itu.

"Nanti siapa yang jemput gue, bang?" tanya Vanda kepada bang Laskar.

"Kayaknya gue gak bisa jemput lo deh, Van." jawab bang Laskar.

Vanda hanya menganggukkan kepala nya dan segera masuk ke lingkungan sekolahnya.

"Vanda!!" teriak seseorang memanggil nama Vanda.

Vanda yang merasa namanya dipanggil itu pun menoleh ke sumber suara. Dan ternyata itu Reina, sahabat SMP nya sekaligus teman sekelas nya.

"Hai Rein,"sapa Vanda

"Hai juga, Van." jawab Reina dengan memberi senyuman manis nya ke Vanda.

"Tumben lo dateng pagi, Rein?" tanya Vanda kepada Reina dengan menampakkan mimik muka kagetnya.

"Ih, lo mah gitu." jawab Reina dengan sedikit kesal. Karena sahabatnya bertanya itu kepadanya.

Memang Reina sebelumnya suka datang agak siang. Maka dari itu, Vanda terlihat kaget ketika Reina datang lebih pagi dari biasanya.

"Bercanda aja, Rein. Maapin gue deh," jawab Vanda dengan ekspresi seperti memohon.

Reina hanya menjawab dengan anggukan.

"Yaudah yuk, cus langsung ke kelas." ajak Reina kepada Vanda.

"Yukkk...." jawab Vanda

Tiba tiba Vanda terjatuh karena dia tertabrak oleh seseorang yang sepertinya sedang terburu - buru.

"Aduuuh," teriak Vanda.

"Eh eh, Van. Lo kenapa bisa jatuh?" kata Reina yang melihat sahabat nya jatuh, dan langsung menolongnya.

"Ngga tau tuh ada yang nabrak gue deh." jawab Vanda sambil berusaha berdiri.

"Ehh lo, kalau jalan pake mata dong. Jangan pake kaki doang. Mata lo pake juga, rugi punya mata gak dipake!!" teriak Vanda kepada orang yang menabraknya.

Tetapi, orang yang telah menabrak Vanda malah bersikap acuh dan tetap berjalan santai karena ia sedang mencari sesuatu di sekolah itu.

"Kok kayaknya dia anak baru ya? Soalnya gue belum pernah liat tuh anak!" kata Vanda yang bingung dengan orang yang menabraknya tadi.

"Yaudahlah, gausah diurusin. Yang penting sekarang kita harus ke kelas. Udah mau bel soalnya." kata Reina agar masalah tidak berlanjut.

Sampai di koridor kelas XI IPA, Vanda dan Reina tersenyum kepada teman & adik kelasnya yang menyapa dan senyum kepada mereka berdua. Jelas lah namanya aja most popular.

Sesampainya di kelas XI IPA-1, mereka berdua pun langsung menuju ke meja mereka masing masing. Tidak lama, seorang gadis remaja masuk ke kelas mereka. Yaa, mereka adalah sahabat Vanda & Reina, Aurel.

"Haii, Van. Haii, Rein." sapa Aurel kepada dua sahabat lamanya itu sambil melambaikan tangan.

"Hai jugaa, Aulelkuu tercinta." jawab Reina dengan sikap gesreknya.

"Hai, Rel. Tumben lo dateng siang?" tanya Vanda kepada Aurel.

"Hehehehe, iya nih. Mata gue masih belum mau diajak ke sekolah." jawab Aurel sambil cengengesan.

"Ye elah, kebiasaan lo tuh emang." jawab Vanda.

Aurel yang baru saja datang itu pun langsung duduk disebelah Reina. Iya, Reina duduk sebelahan dengan Aurel. Sedangkan, Vanda lebih milih duduk sendiri dibanding duduk berdua yang hanya menambah ketidakfokusan Vanda dalam belajar.

Tiba - tiba, sebelum bel masuk tepat berbunyi, ada dua remaja yang masuk ke kelas. Yap, mereka adalah Nata & Alex. Mereka adalah teman sekelas Vanda dan kedua sahabatnya.

Sampai mereka berdua duduk di bangku mereka, bel masuk berbunyi.

"Huuuh, untung aja gak telat." kata Nata ngosngosan akibat lari dari parkiran ke kelas agar tidak terlambat.

"Ga-ra ga-ra lo ini, kutu kupret. Capek banget." kata Alex menyalahkan Nata.

"Iya iya, tau loh. Tadikan gue masih nganter adek gue." jawab Nata dengan alasannya.

Emang benar Nata mengantar adik perempuan nya dulu ke sekolahnya. Karena ini merupakan satu kewajiban Nata sebagai kakaknya.

Tak lama, guru matematika pun datang. Saat guru ini masuk ke kelas XI IPA-1, semua menjadi diam karena mereka tau, kalau guru matik yang satu ini merupakan guru killer.

"Selamat pagi anak anak." sapa guru matik.

"Pagi buu," jawab murid sekelas dengan kompak.

"Hari ini kita kedatangan murid baru. Silahkan masuk nak, perkenalkan diri kamu." kata guru matik itu.

Seorang remaja yang berbadan tinggi dan tegas itu pun langsung memasuki kelas.

"Hmm, perkenalkan nama gue Revano Adiputra. Kalian bisa manggil gue Revan. Gue disini pindah karena kerjaan bokap gue. Semoga kita bisa berteman dekat." kata Revan yang membuat perhatian semua murid tertuju pada Revan.

"Okee, Revan. Silahkan kamu duduk sama...hmmm...ohh Vanda." kata guru matik.

"Iya buk?" tanya Vanda.

"Dia duduk sama saya buk?" lanjut Vanda sambil menunjuk dirinya sendiri.

"Iya. Silahkan, Revan." jawab guru matik.

"Baik buk." jawab Revan sambil menuju ke bangku Vanda.

"Lo kan, LO KAN TADI YANG NABRAK GUE?!"



Okeee readers. Segini dulu cerita gue yaa. Maafkan lah gue yang masih ada kesalahan kata. Maklum masih pemula. Moga aja nyambung nih cerita. Makasih yaa yang udah baca. Tapi jangan lupa vote & komen nya 🌟

Thank's

Salam kenal

Shafa AS

Revanda (End) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang