Chapter 19

748 30 0
                                    

"Uwaaaaa!! Gue telat!!" teriak Vanda saat melihat jam di nakas menunjukkan pukul setengah tujuh. Tanpa berlama - lama, Vanda segera menuju kamar mandinya. Setelah mandi, ia memakai seragam nya dan mengikat rambut nya seperti ekor kuda. Vanda turun kebawah untuk berpamitan langsung kepada keluarganya yang sebelumnya mengambil tas yang ditaruh di meja belajarnya.

"Maa, Vanda langsung berangkat yaa!" Keluarga nya yang tengah sarapan pun memerhatikan Vanda yang tergesa - gesa.

"Loh? Ga sarapan dulu?" tanya mama Vanda. Vanda berlari menuju meja makan dan mengambil segelas susu, meminum nya dengan cepat.

"Kalau minum itu duduk dulu," omel bang Laskar. Tetapi tetap saja Vanda masih meminum dengan posisi berdiri.

"Udah telat gue," jelas Vanda lalu bersalaman dengan ketiga orang disitu.

"Yaudah Vanda berangkat dulu. Assalamualaikum!" Teriak Vanda dari teras rumah. Vanda melihat sudah ada Revan yang menunggu di depan rumah Vanda dengan raut wajah yang kesal.

"Maap gue kesiangan," kata Vanda setelah memakai sepatunya dan menerima helm yang diberikan Revan.

"Yaudah cepetan, keburu ditutup gerbang nya," jawab Revan dengan kesal. Langsung saja Vanda menaiki motor Revan dan Revan yang merasa Vanda sudah naik pun menancap gas menuju sekolah nya.

Sesampainya di sekolah, gerbang pun sudah ditutup. Melihat itu, Vanda dan Revan menjadi kesal. Sudah ada guru BK yang menjaga gerbang sekolah itu.
Vanda pun turun dari motor Revan.

"Pak tolong bukain gerbang nya dong pak," pinta Vanda dengan menyatukan kedua telapak tangan nya di depan dada seperti orang memohon.

"Ga bisa! Kalian harus mendapat hukuman! Kalian berdua harus membersihkan aula yang masih kotor sampai mata pelajaran pertama selesai!" suruh guru BK itu. Vanda dan Revan yang menundukkan kepala itu hanya menganggukan kepalanya sebagai jawaban. Setelah itu gerbang di bukakan untuk mereka berdua.

Setelah memarkirkan motor Revan, Vanda dan Revan pun segera menuju aula dan membersihkan ruangan tersebut.

"Heem, maap ya Rev. Gara - gara gue, lo jadi kena hukum juga. Seharusnya lo duluan aja berangkat kalau emang udah telat," ucap Vanda memecah keheningan. Revan yang sibuk menyapu itu memperhatikan Vanda yang sedang berbicara.

"Gak apa - apa kok. Tenang aja," jawaban itu membuat Vanda menjadi lega takut Revan marah padanya. Setelah dirasa tak ada obrolan lagi, mereka berdua melanjutkan kegiatan menyapu mereka.

Sepuluh menit berlalu, akhirnya mereka selesai membersihkan aula yang cukup luas itu. Revan pun mengajak Vanda pergi ke kantin itu membeli minum karena jam mata pelajaran pertama masih lama selesainya. Jugaan Vanda belum sarapan juga, pikirnya. Setelah sampai di kantin, Vanda membeli sekotak susu dingin dan sebungkus roti. Vanda dan Revan duduk di salah satu meja kantin itu. Karena memang jam pelajaran, kantin itu hanya ada mereka berdua saja. Tanpa basa - basi, Vanda membuka bungkus roti nya dan memakan nya karena memang perutnya sudah lapar sejak tadi. Itupun pagi tadi ia tidak sarapan.

"Van," panggil Revan setelah menelan gigitan rotinya tadi.

"Hem," setelah itu Revan tidak melanjutkan omongan nya tadi. Vanda pun membiarkannya dan melanjutkan memainkan hp nya. Revan hanya memandangi wajah Vanda. Sepertinya dia kagum dengan sosok di samping nya ini. Bulu mata yang lentik, bola mata yang berwarna coklat, hidung yang mancung, bibir yang mungil berwarna merah muda, membuat Vanda terlihat cantik di mata Revan. Ini hanya rasa kagum saja bukan rasa suka.

Merasa diperhatikan, Vanda melihat ke arah Revan. Dan benar saja. Sedari tadi Revan memperhatikan nya. "Apa lo liat liat?!" ketus Vanda membuat Revan membuang muka ke arah lain.

"Udah yuk balik ke kelas," ajak Revan setelah bel pergantian pelajaran berbunyi. Vanda mengangguk dan mereka berdua pergi menuju kelas mereka.

Revanda (End) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang