Chapter 18

777 29 0
                                    

"Dia sama gue." kata Revan cepat lalu menaiki motornya dan menghampiri Vanda yang menunggu di depan gerbang. Vanda masih aja terdiam saat setelah Revan mengucapkan kalimat itu sampai ia tidak tahu bahwa Revan sudah menyodorkan helm nya.

"Masih mau melamun?" kalimat yang datar tapi cukup untuk menyadarkan Vanda.

"Ngga kok," jawab Vanda gelagapan lalu dengan cepat mengambil helm nya. Lalu menaiki motor Revan. Ternyata teman - teman nya sudah berada dia atas motor semua. Tentu saja Aurel dengan Alex. Dan otomatis Reina dengan Nata. Lalu mereka berenam pun berangkat menuju mall untuk menonton film bersama.

Setelah dua puluh menit berlalu, akhirnya mereka sampai ditempat tujuan dengan selamat. Langsung saja mereka ke tempat bioskop dan memesan tiket nya. Revan dan Vanda yang memesan tiket bioskop nya sedangkan Alex dan Aurel yang membeli cemilan nya. Lalu Nata dan Reina? Mereka berdua menunggu diruang tunggu. Setelah membeli tiket, Revan dan Vanda menghampiri Nata dan Reina dan memberikan dua tiket. Begitu juga dengan Alex dan Aurel. Setelah membeli, mereka menghampiri sahabat nya itu dan mengambil dua tiket yang diberikan oleh Vanda.

"Ini nih cemilan nya," kata Aurel lalu memberikan dua popcorn untuk Vanda dan Reina.

"Udah yuk langsung masuk aja. Udah di buka tuh studio," seru Revan yang diangguki oleh semua sahabat nya itu. Lalu mereka berenam pun memasuki studio. Saat berjalan menuju studio, Revan menggengam tangan Vanda dan menautkan jari - jarinya diantara jari - jari Vanda. Vanda yang merasa ada yang menggenggam tangan nya pun terkejut dan melihat jari nya yang terkait dengan jari seseorang. Ia menoleh ke pemilik jari itu. Vanda menganga tak percaya Revan menggenggam tangan nya. Revan yang merasa diperhatikan oleh Vanda pun menoleh ke arah Vanda. Dan dugaan nya benar, dia di perhatikan oleh Vanda.

"Kenapa lo liatin gue terus?" tanya Revan sok judes.

"Naksir ya lo?" lanjutnya dengan candaan. Vanda pun masih diam memperhatikan Revan.

"Kok lo diem aja sih? Emang sih gue ganteng," setelah itu Revan membuang muka nya ke arah depan nya. Dan itu membuat Vanda sadar.

"Halah, kepedean banget lo," protes Vanda kesal.

"Bukan nya gue kepedean... emang kenyataan," jawab Revan tak mau kalah. Mendengar itu Vanda langsung menutup mulut nya tak mau berdebat lagi dengan Revan bersamaan dengan mereka sampai di studio nya. Vanda memilih jalan di depan Revan. Saat sudah menemukan kursi yang mereka pesan, Vanda melihat sahabat nya duduk dan tersisa dua kursi di sebelah  kanan Reina. Disitulah Vanda duduk. Disebelah kanan nya ada Revan yang baru saja duduk di kursi tersebut.

Film yang akan mereka tonton pun dimulai. Vanda sangat serius menonton film itu sambil mengambil cemilan yang ia taruh di antara nya dan Revan. Terkadang semua penonton tertawa dengan aksi lucu pemain film. Tak terasa setelah berjam berlalu akhirnya film yang mereka tonton selesai juga. Vanda dan sahabat sahabat nya pun keluar dari studio itu.

"Eh gue sama Aurel duluan ya," ucap Alex saat mereka sudah keluar dari studio sambil mengedipkan sebelah mata nya kepada Revan dan Nata. Mereka berdua pun mengerti apa yang dimaksud Alex.

"Oke deh bosku. Moga lancar yaa," jawab Nata setengah bercanda.

"Hati - hati ya Rel," seru Vanda dan Reina bersamaan sambil melambaikan tangan.

"Iyaaa!!" teriak Aurel yang sudah lumayan jauh karena tangan nya sudah ditarik halus oleh Alex.

"Emang maksud lo bilang lancar ke Alex apa, Nat? Dia mau ujian?" tanya Vanda polos soalnya dia tidak mengerti apa yang dibicarakan mereka berdua.

"Alex mau nembak Aurel," jawab Revan cepat. Vanda pun mau menoleh ke arah Revan.

"Whaatt??!!" teriak Vanda dan Reina bersamaan sambil saling pandang. Setelah itu mereka tertawa terpingkal - pingkal.

"Ga nyangka, ternyata Alex suka sama Aurel," seru Vanda menghentikan tawanya.

"Iyaa, ternyata perasaan Aurel terbalaskan," lanjut Reina.

"Owh jadi mereka saling suka toh? Bagus dong! Bisa minta traktir mah kita," seru Nata yang mendapat pukulan dibagian lengan kiri atasnya dari Vanda.

"Halah, lo mah traktiran doang dipikirin. Tapi gue juga mau sih," ucap Vanda sambil tersenyum polos. Setelah mengatakan kalimat itu Vanda mendapat toyoran di kepalanya dari Revan.

"Lo mah sama aja," kata Revan, Vanda pun hanya tersenyum lebih lebar sampai matanya menghilang tertelan senyuman diwajah nya.

"Siapa juga yang gak mau gratisan. Lumayan loh hemat juga," jawab Vanda sambil tertawa. Nata yang setuju dengan kata Vanda pun menganggukan kepalanya.

"Yaudah yuk pulang, besok kita tanyain Aurel dia beneran ditembak Alex atau nggak," usul Reina yang diangguki ketiga temannya itu.

"Yaudah Van. Lo bareng gue ya?" tawar Revan mendapat senyum jail dari Nata.

"Iyaaa,"

"See you besok manteman," ucap Vanda kepada Reina dan Nata saat sudah menaiki motor Revan. Reina pun melambaikan tangan nya kepada Vanda.

Revanda (End) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang