Sinar bulan purnama dimalam hari tampak sangat menawan. Kesibukan ibu kota Jakarta masih terus berlanjut bahkan saat jam menunjukkan pukul sembilan malam. Namun, disebuah rumah ditengah kota, keindahan malam itu nampak tak berpengaruh sama sekali. Keluarga yang dilihat sangat harmonis diluar namun tak didalam.
Pria paruh baya dengan tubuh tegap itu sedang mengintrogasi anak bungsunya. Hal itu terjadi karna nilai ujian kelulusan si bungsu menurun, dan si bungsu tak bisa menandingi kakaknya yang merupakan murid dengan lulusan terbaik diangkatan mereka.
Mereka berdua baru saja lulus dari sekolah menengah pertama, dan akan melanjutkan jenjang pendidikan ke tingkat SMU. Namun karna hal ini, si bungsu Aldi, merasakan hal yang tak enak dihatinya.
Aldo dan Aldi adalah anak kembar dari pasangan orang kaya di Jakarta, dan mereka sama sama dituntut untuk melanjutkan warisan yg akan ditinggalkan ayah mereka kelak.
"Al, kenapa bisa nilaimu turun drastis?! Kamu gak belajar ya?! Harusnya kamu tu bisa sederajat sama kakakmu! Kakakmu lulusan terbaik, sedangkan kamu dapat juara kedua aja gak sanggup! Kamu mau jadi apa nanti hah?!" Bentak ayah mereka. Aldi hanya terdiam sambil menunduk. Satu tamparan keras sudah lebih dulu menghampirinya tadi, kala ayahnya melihat laporan hasil belajar mereka pertama kali. Aldi ingin menjawab bentakan ayahnya, namun ia tak mempunyai cukup nyali melakukannya, lagipula semua memang benar, nilainya turun drastis. Terlebih lagi, dia tahu betul sifat kedua orang tuanya.
Aldi tahu, orang tuanya lebih menyayangi Aldo. Dari dulu, Aldo selalu mendapatkan prioritas utama dari orang tuanya. Bukannya Aldi dibenci, namun ini semacam pilih kasih maybe? Aldi selalu berfikir positif saat orang tuanya bahkan tak mengajaknya jalan jalan, tapi setelah Aldi pikir pikir, apakah orang tuanya memang tak menyayanginya?
"M-maaf pa, Aldi akan usahain lagi." Aldi bukannya tak pintar, bahkan jika dibandingkan dengan Aldo, Aldi jauh lebih pintar. Lantas, kenapa nilai Aldi jadi turun drastis? Sebenarnya pemicu masalah Aldi saat itu sudah diutarakannya pada sang bunda, namun ibunya malah acuh dan membiarkan Aldi mengikuti ujian dengan keadaan sakit, sehingga kerap membuyarkan konsentrasi Aldi ketika menjawab soal-soal.
"Sekarang, kamu sama Aldo akan beda sekolah. Kamu sekolah disekolah negri, dan Aldo di sekolah swasta." Suara ayahnya kembali menyentak Aldi. Ayah dan ibunya kemudian pergi meninggalkan ruang keluarga itu dan menyisakan Aldo dan Aldi berdua. Aldi kembali menunduk untuk menyembunyikan air mata yang akan keluar dari kedua mata indah beda warnanya.
Kedua mata Aldi memang beda warna, mata sebelah kirinya berwarna biru cerah, namun mata sebelah kanannya berwarna coklat gelap. Heterochromia Iridium, itulah yang dialami Aldi dari kecil, berbeda dengan kakaknya yang memiliki kedua mata normal. Aldi juga bisa membaca pikiran orang lain ketika ia mau, namun itu tak bisa ia lakukan pada keluarganya, itulah sebabnya ia tak mengetahui alasan sikap kedua orang tuanya.
Kejadian ini terjadi ketika kecelakaan pesawat dua belas tahun yang lalu. Ayah dan ibu mereka segera menyelamatkan Aldo yg berada jauh dari mereka, sedangkan Aldi yang memiliki konsekuensi selamat lebih besar hanya diacuhkan, mereka benar-benar berlari menyelamatkan Aldo. Dan Aldi ingat betul kejadian itu, karna saat itu ia sadar tapi tak mampu untuk menyelamatkan diri dan hingga ledakan pesawat itu terjadi, Aldi ditarik oleh pak tua yang seperti sengaja dikirim tuhan untuk menyelamatkannya. Beruntung, keluarga mereka selamat, kecuali kakak perempuan mereka, Alveira.
Aldo segera memeluk tubuh Aldi, dan disanalah Aldi menangis terisak untuk menyalurkan perasaannya. Bagaimanapun juga, Aldo adalah saudara kembarnya, mereka satu rahim dan itu membuat Aldo selalu merasakan suka dan duka adik kembarnya.
"Al, lo jangan nangis. Ingat, cowok gak boleh nangis!" Aldo mencoba untuk menenangkan Aldi, dan itu berhasil. Benar benar hanya Aldo yang dijadikan Aldi sebagai tumpuan dan tonggak untuk membuatnya tetap tegar. Aldi sama sekali tak menjadikan orang tuanya sebagai harapan, karna ia tahu, semua itu hanya akan sia sia.
Sebenarnya ada alasan yang besar dibalik keluarganya, tapi Aldi tak boleh mengetahui itu, sama sekali tak boleh. Aldi bisa tahu jika ada yang disembunyikan kedua orang tuanya dari teman sekolahnya dulu, karna Aldo mencurahkan segala isi hatinya ke teman mereka, dan ketika Aldo sudah pergi, Aldi langsung menghampiri anak itu untuk membaca pikirannya. Ia tahu, pasti temannya ini sedang memikirkan kata kata Aldo sebelumnya karna temannya ini sangat setia untuk ukuran seorang teman. Namun sayangnya, Aldi tak bisa tahu rahasia apa itu karna Elgi, temannya itu sudah lebih dulu dijemput saat itu.
Aldo akhirnya menggiring Aldi untuk masuk kekamar mereka dilantai dua, dan Aldi pun tak menolak hal itu.
'Mungkin lain kali aku akan mengetahui rahasia mereka...'
TBC
Cuma prolog, chapt satu segera otw yah...
See u
KAMU SEDANG MEMBACA
The Secret Of My Family [ FINISHED ✔️ ]
AdventureApa yang harus Aldi lakukan jika keluarganya saja tak berbagi rahasia dengannya? Haruskah Aldi menyalahkan saudara kembarnya karna telah merebut semua yang harusnya juga dirasakan Aldi? Tapi, seiring berjalannya waktu, badai itu membesar, dan membua...