25. Nothing

71 11 1
                                    

"Kyuhee, lelah bersembunyi?" Tanya Silla sakartik lalu lanjut menatap ponselnya. Aku membalasnya dengan mendengus.

"Kau masih ingat Kyuhee, bukan? Aku sudah pernah mengenalkannya padamu." Ujar Silla pada No Hyun tanpa mengalihkan perhatiannya. No Hyun menganggukkan kepalanya tanpa mengalihkan perhatiannya sama seperti Silla. Mereka akan seperti ini bila bertemu, bermain bersama dengan ponsel mereka. Inilah alasan kenapa aku mengatakan aku akan terabaikan.

"Silla, dia temanmu? Hai, namaku Jeon Woori. Namamu?" Ujar gadis yang berada di sampingku. Aku tersenyum padanya lalu melirik sejenak ke Silla tapi gadis itu justru sibuk dengan permainannya.

"Aku Choi Kyuhee." Ujarku lalu tersenyum kembali dengan canggung padanya. Gadis itu terlihat bingung.

"Bisa kau ulangi lagi?" Ujarnya sambil mendekatkan telinganya padaku. Mungkin suaraku terlalu kecil karena selalu berbisik saat di perpustakaan sebelumnya. Aku menyebutkan namaku kembali dan ekspresi gadis itu terlihat terkejut?

"Kau Choi Kyuhee? Choi Kyuhee yang dibicarakan orang-orang karena dekat dengan Kang Daniel?" Tanyanya padaku terlihat histeris. Aku mengangguk padanya masih dengan senyum kaku ku. Aku tidak tau harus merasa senang atau merasa sedih setelah mendengarkan pendeskripsian diriku darinya.

"Iya, dia gadis itu." Tiba-tiba Silla ikut menimbrung percakapan canggung antara aku dan Woori. Penjelasan yang terlambat Silla. Seharusnya kau membantu perkenalan ini karena dia adalah temanmu.

"Kyuhee, kau dan Silla sebaya bukan? Aku takut salah memanggilmu." Ujar Woori lagi dengan bersemangat. Aku mengangguk padanya lalu mengalihkan pandanganku pada permainan yang tengah dimainkan Silla.

"Kyuhee, Sejak kapan kau mengenal Silla?" Tanya Woori lagi padaku.

"Erm.. kapan? Sejak kelas satu sekolah menengah atas." Jawabku seadanya.

"Sejak sekolah menengah atas? Wah, sangat lama. Aku dan Silla selama ini berada di satu kelas dan baru kali ini berbincang dengannya." Ujar Woori terkekeh. Aku kembali tersenyum kaku.

"Oh, jadi waktu itu saat diskusi kau tidak menganggap kita berbincang sama sekali? No Hyun, lihat temanmu ini." Ujar Silla berpura-pura terlihat marah. Woori kembali terkekeh. Mereka sudah berada di tahun kedua bersama dan ini pertama kalinya mereka berbincang. Tidak mengherankan jika itu Silla. Ia tipe gadis yang berteman dengan orang yang tetap. Beda sekali denganku, aku selalu berganti teman sesuai mood-ku. Bagiku, semua teman dikelasku sama saja. Tidak ada yang dekat dan tidak ada pula yang jauh.

"Apa makanan kesukaanmu, Silla?" Tanya Woori membuka pembicaraan lagi. Astaga, ini pertama kalinya bagiku mendengar percakapan yang begitu canggung hingga tidak tau harus bagaimana lagi.

"Apapun, yang gratis." Jawab Silla singkat tanpa menatap Woori. Gadis blasteran ini memang terpaku pada permainannya. Ingin rasanya aku merebut lalu menghantamkan ponselnya ke lantai.

"Kalau kau, Kyuhee? Bagaimana denganmu?" Kali ini pertanyaan Woori diarahkan ke padaku. Aku tidak tau menjawab apa. Aku tidak tau makanan kesukaanku secara spesifik hingga akhirnya aku hanya terdiam saja. Perhatian Woori teralih ke suara Silla yang berteriak kesal dengan musuh permainannya. Tepat saat itu, aku segera menumpu kepalaku dengan tangan terlipat seperti tertidur. Aku harus seperti ini agar Woori berhenti bertanya hal-hal yang lebih canggung dari pada ini.

Aku mengangkat kepalaku kembali saat mendengar permainan yang dimainkan Silla bersama No Hyun telah berakhir. Gadis ini bermain terlalu lama hingga membuat leherku sakit. Silla terlihat sangat jengkel saat itu. Aku merasa bersemangat lagi karena aku tidak akan terabaikan lagi tetapi Silla justru mengulangi permainannya lagi bersama No Hyun. Ia merasa tidak puas karena kalah. Gadis ini benar-benar jahat.

CONNECTED [Kang Daniel]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang