50. Friends Already

18 4 0
                                    

"Guanlin?" Ujarku saat melihat Guanlin dengan wajah khawatir tergesa-gesa keluar.

"Kemana saja kau? kenapa kau baru pulang sekarang?! Kupikir sesuatu terjadi.." Perkataan Guanlin terhenti ketika fokusnya menatap ke arah belakang. Aku menoleh lalu menyadari Daniel masih disini.

"Apa kau sudah tenang, sekarang? Aku harus mengerjakan pekerjaan tambahan, maafkan aku." Jelasku setelah Guanlin mulai tenang.

"Ah, kenalkan dia Kang Daniel. Um.. bos-ku? Lalu sunbae-ah tidak, pak dia tetangga sekaligus teman kecilku, Guanlin." Lanjutku mulai memperkenalkan dua pria yang ada di antaraku.

"Kenapa seorang bos sepertimu mau mengantarkan karyawannya hingga sampai ke depan pintu rumahnya?" Tanya Guanlin santai sambil menjabat tangan Daniel tanpa peduli akan membuat situasi menjadi canggung.

"Sepertinya Kyuhee lupa mengatakan selain bos, aku juga pernah menjadi senior yang selalu menangani masalah yang pernah ia buat." Jawab Daniel membalas jabatan tangan Guanlin sambil tersenyum. Tatapan Guanlin teralih kepadaku sejenak lalu kembali ke Daniel. A-apa yang baru saja ia pikirkan?

"Kau juga mengalaminya? Menangani setiap masalah yang dibuat oleh wanita ini?" Tanya Guanlin dengan semangat.

"Tentu saja, ia membuat masalah setiap waktu jika tidak di awasi. Itu alasan kenapa aku mengantarnya seperti ini." Jawab Daniel.

"Wah, aku mengerti. Aku heran kenapa ia senang membuat masalah lalu membuat kita yang harus menanganinya?" Ujar Guanlin lagi. Entah kenapa tak butuh lama Guanlin dan Daniel langsung akrab satu sama lain.

"Apa kalian sudah puas menghinaku? Ya, aku si wanita pembuat masalah lalu kalian mau apa? Aish.. benar-benar membuatku kesal." Ujarku menggerutu masuk dan meninggalkan kedua pria menyebalkan itu di depan pintu. Aku membanting tas kerjaku lalu kembali ke pintu.

"Aku sudah sampai dengan selamat tanpa membuat masalah apapun. Sunbae tidak perlu khawatir jika ada panggilan mendadak masuk saat tengah malam." Ujarku sambil melipat kedua tanganku.

"Kau benar. Kalau begitu aku pamit pulang." Ujar Daniel lalu melangkah menuju lift.

"Terima kasih sudah mengantarkan ahjumma ini, hyung." Ujar Guanlin setengah berteriak lalu melambai ke arah Daniel. Oh, baru beberapa menit berkenalan dan sekarang kau sudah memanggilnya dengan 'hyung'. Aku tidak mengerti dengan pertemanan para pria.

"Mana Minjoo?" Tanyaku setelah aku dan Guanlin kembali masuk ke apartemenku.

"Minjoo sudah sedari tadi pulang lalu tidur."

"Oh ya? Lalu kenapa kau menungguku?"

"Apa dia orangnya?" Pertanyaan Guanlin yang tiba-tiba lari dari topik membuatku mengerutkan kening. Kenapa sedari tadi para pria ini membuatku bingung.

"Maksudmu?"

"Yah, maksudku apa dia orangnya? Orang yang selalu membuatmu mengalihkan pembicaraan setiap aku mulai membahasnya? Kang Daniel hyung." Tanya Guanlin lagi lebih jelas. Aku terdiam sejenak. Sepertinya sudah tidak ada lagi alasan bagiku untuk terus mengalihkan pembicaraan ini. Aku menghela nafas panjang.

"Iya." Jawabku singkat lalu berjalan menuju lemari pendingin untuk mengambil minuman.

"Apa.. kalian kembali bersama lagi?" Tanya Guanlin takut-takut.

"Bersama apanya? Aku dan dia tak pernah berada di hubungan yang seperti itu." Ujarku lalu tertawa renyah. Guanlin terdiam tetapi aku yakin ia ingin bertanya lebih.

"Ia hanya kembali menemukan mainannya untuk menghilangkan kebosanan." Ujarku tersenyum pahit.

"Sekarang, lebih baik kau pulang karena aku ingin segera tidur. Aku akan menemanimu bermain besok." Ujarku bangkit dari sofa lalu mendorong Guanlin keluar. Setengah terpaksa.

"Kurasa, bukan begitu." Ujar Guanlin saat aku ingin menutup pintu.

"Daniel hyung." Lanjut Guanlin lagi. Aku tidak tau bagaimana ia berpikir seperti itu tapi sekarang aku terlalu lelah untuk menanggapinya.

"Selamat malam, Guanlin." Itulah kata terakhir yang kuberikan pada Guanlin lalu menutup pintu. Aku berhenti setelah beberapa langkah lalu menatap ke arah pintu. Aku tidak terlihat seperti mengusir Guanlin, kan?

Aku kembali ke sofa meraih tas kerjaku lalu masuk ke kamar untuk membersihkan diri. Setelah itu, aku memilih untuk berbaring di tempat tidur sambil memikirkan kembali apa yang terjadi malam ini. Bagaimana Guanlin bisa tau soal Daniel? Aku menoleh ke arah Minjoo. Apa minjoo yang menceritakannya?

 

Lalu mengenai pertunangan Daniel dan Jangmi.. sepertinya aku mulai mengerti. Aku sempat melupakan fakta tentang Jihyun. Kenapa aku bisa melupakan kehadiran Jihyun untuk Daniel? Tentu saja Jangmi tidak akan bisa masuk ke hati Daniel di saat Jihyun masih ada di dalamnya. Bahkan aku saja.. lupakan.

***

 

"Mari beri tepuk tangan meriah untuk anggota tim design, Choi Kyuhee!" Tepukan meriah mengisi ruangan besar itu setelah pembawa acara memberi aba-aba diiringi dengan sorotan lampu ke arahku. Hal itu membuatku merasa sangat malu disaat semua orang menatap ke arahku sambil bertepuk tangan. Aku juga bisa melihat tatapan iri Chaeyoung dan teman-temannya padaku. Lalu Sara Jung, orang yang seharusnya menjadi bintang pada malam ini tersenyum ke arahku. Jujur saja, aku masih merasa buruk karena sudah merebut tanggung jawabnya. Ugh.. kenapa bisa menjadi seperti ini?!

Yah, aku tau semua ini tidak akan terjadi bila aku tidak pernah bersikap sok. Bila aku tidak pernah membuat desain itu secara diam-diam. Seharusnya aku cukup mengerjakan tugas yang diberikan kepadaku saja. Tapi kenapa.. aish, jika saja aku bisa menjadi orang lain, aku akan menghajar diriku sendiri.

Ah tidak, semua ini tidak akan terjadi bila Kang Daniel tidak pernah membongkar desain itu dari persembunyiannya dan membuat desain itu tercampur pada laporan yang akan kuserahkan pada Woohyeon. Tapi sialnya, semuanya terjadi begitu saja. Woohyeon melihat hasil desain– tidak, benda itu lebih cocok dikatakan seperti coretan anak-anak. Coretan bodoh itu langsung disetujui oleh direktur sial itu, yang pada awalnya ialah yang menemukannya. Yang masih belum dapat ku mengerti, kenapa semua orang merasa coretan tidak berguna itu merupakan hal yang hebat dan menjadikan benda itu desain untuk produk yang akan di luncurkan sebentar lagi.

Oh sudah jelas, hal seperti ini akan menjadi sasaran empuk bagi Chaeyoung untuk membuat reputasiku di kantor menjadi lebih buruk. Hampir seluruh yang memiliki posisi setara denganku setuju dengan rumor yang dikarang oleh Chaeyoung tetapi untuk beberapa orang memilih untuk tidak peduli dengan hal yang seperti itu dan berpikir positif tentangku. Salah satunya adalah orang yang tidak sengaja kurenggut posisinya, Sara Jung. Gadis yang hampir menghabiskan seluruh hidupnya menekuni desain di luar negeri yang lebih berkompetensi di bidang ini dibandingkan aku. Seharusnya ia lebih membenciku dari pada Chaeyoung. Jika aku menjadi dirinya, aku pasti sudah membenci diriku sendiri seumur hidup.

"Selamat atas keberhasilanmu, Choi Kyuhee." Ujar Sara yang datang menghampiriku setelah acara formal selesai sambil mengulurkan tangannya padaku. Melihatnya yang seperti itu membuatku salah tingkah lalu menjabat tangannya dengan senyum kaku.

"Terima kasih.. maaf, sudah—"

***

To be continued...

CONNECTED [Kang Daniel]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang