46. Relief

56 8 0
                                    

BRAK!

"Apa-apaan ini, Choi Kyuhee?!" Tanya Chaeyoung terlihat tidak senang saat aku melempar laporanku di hadapannya.

"Seharusnya aku yang bertanya padamu, apa-apaan dengan tindakan pengecutmu itu? Sebenarnya apa masalahmu denganku? Aku bahkan tidak pernah berbicara padamu selain hanya sekedar menyapa." Ujarku sambil melipat kedua tanganku di depan dada.

"Apa maksudmu? Apa kau sudah gila?" Ujar Chaeyoung menggunakan nada yang menarik perhatian sekitar. Semua mata tertuju padaku dan Chaeyoung sambil berbisik. Beberapa teman Chaeyoung datang menghampirinya.

"Ada apa denganmu, Kyuhee? Kenapa kau mencari keributan ditengah jam kerja?" Ujar temannya membela. Aku mendengus kesal. Persetan dengan keributan yang kubuat. Aku disini hanya ingin menuntut hal yang tidak adil mereka lakukan padaku.

"Tidak perlu berpura-pura, bodoh. Aku sudah tau kalian memang bodoh hingga mau bertindak seperti pengecut yang sangat tidak sesuai dengan umur kalian. Aku tau yang selalu menyembunyikan, membuang, menghampus, mengacau pekerjaanku dan sengaja tidak memberitahuku mengenai pertemuan yang dilakukan secara mendadak adalah ulah kalian." Ujarku kehabisan kesabaran. Jika memang aku akan kehilangan pekerjaan ini, setidaknya dengan aku yang sudah membalas mereka.

"Bagaimana bisa kau menuduh kami sementara kau tidak memiliki bukti apapun." Protes teman Chaeyoung yang lain. Akupun terdiam. Aku memang tidak ada bukti tapi aku tau merekalah pelakunya. Sial, kenapa aku tidak bertanya siapa orang itu pada Daniel? tidak, ia pasti tidak akan memberitahu. Chaeyoung tersenyum remeh.

"Tidak perlu menanggapinya, Yooin. Ia hanya delusi karena terlalu banyak membuat kesalahan." Ujar Chaeyoung membuatku mengepalkan kedua tanganku karena tidak bisa mengatakan apapun lagi karena kau tidak memiliki bukti itu sendiri. Melihatku yang terdiam membuat Chaeyoung dan teman-temannya tertawa mengejekku.

"Sudahlah, Kyuhee. Kembali ke mejamu dan perbaiki semua kesalahan yang kau perbuat. Jika aku jadi kau, aku akan merasa malu dengan keributan yang sudah kau perbuat. Menuduh orang tanpa bukti? Memangnya kau anak sekolah dasar?" Ejek Chaeyoung lagi padaku. Aku benar-benar tidak dapat menahan emosi lagi.

"Ia memang tidak memiliki bukti tapi jika saksi ia memilikinya. Aku." Niatku yang ingin menampar wajah Chaeyoung terhentikan saat mendengar seseorang ikut dalam keributanku dan Chaeyoung. Baik aku dan Chaeyoung menolehkan wajah kami ke asal suara.

"Apa maksudmu, Kim Seol?" Tanya Chaeyoung dengan nada menyebalkan.

"Aku melihatnya, kau dan semua temanmu melakukan semua yang dikatakan Kyuhee." Ujar Seol dengan ekspresi cuek.

"J-jika kau memang melihatnya lalu kenapa kau tidak melaporkannya dan hanya membiarkannya saja? Kau juga tidak menyukai Kyuhee, bukan?" Ujar Chaeyoung berusaha membela diri dan malah melemparkan kesalahan pada Seol.

"Aku tidak pernah mengatakan aku tidak menyukainya. Hanya saja, aku tidak senang ikut campur urusan orang lain dan ia juga tidak terlihat ingin melawan. Untuk apa aku membantu orang yang sama sekali tidak berniat untuk membela dirinya sendiri? Tapi bila ia mencoba, aku akan senang hati membantunya." Jelas Seol membuatku tersadar. Seharusnya aku membela diriku lebih awal sebelum semua ini menjadi lebih parah seperti sekarang.

"K-kau..!" Ujar Chaeyoung tidak dapat berkata apa-apa lagi karena merasa kalah.

"Ada apa ini?!" Tiba-tiba Woohyeon sudah berada di antara kerumunan para pegawai yang sedang menonton keributan antara aku dan Chaeyoung. Ah, ditambah dengan Seol. Mungkin.

Woohyeon melangkah mendekat sambil menatap wajah para pelaku keributan diruangan ini satu per satu.

"Yang terlibat dengan keributan ini, ikut aku." Ujar Woohyeon lalu pergi menuju ruangannya. Tanpa membuang waktu, aku, Chaeyoung dan Seol melangkah mengikuti Woohyeon. Sampai diruangannya, Woohyeon menutup pintu ruangannya lalu menatap menyelidik pada kami sambil melipat kedua tangannya di depan dada.

CONNECTED [Kang Daniel]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang