10. Avenge

103 11 0
                                    

Setelah satu hari meliburkan diri, akhirnya aku kembali menginjakkan kaki di kampus. Tentunya aku sudah memastikan diriku benar-benar pulih. Mengingat kejadian dua hari yang lalu.. aku masih sayang nyawaku dan jika memang itu sudah ajalku aku tidak akan membiarkan Kang Daniel yang menjadi penyebabnya.

"Choi Kyuhee, kau akhirnya kembali!" Ujar Silla histeris lalu menarikku untuk segera duduk bersama mereka.

"Syukurlah, kupikir aku akan menahan rasa penasaranku untuk beberapa hari lagi!" Celoteh Yoobi membuatku bingung.

"Memangnya ada apa?" Tanyaku sambil menatap Silla dan Yoobi satu per satu. Yoobi justru berkutat dengan ponselnya lalu menyodorkannya ke hadapanku. Aku memfokuskan penglihatanku pada layar ponsel Yoobi. Seketika mataku membulat.

"Huh? S-siapa yang mengambil foto ini? dan kenapa foto ini bisa masuk ke situs kampus!?!" Ujarku yang mulai ikut histeris. Pantas saja saat aku datang, orang-orang yang berbisik tentangku lebih banyak dari sebelumnya. Aku merebut ponsel Yoobi dari tangannya dan mencoba kembali menatap layar smartphone itu untuk memastikan aku tidak salah lihat.

"Kau pikir kami tau? Sekarang jelaskan, apa sebenarnya hubunganmu dengan Kang Daniel?" Tanya Silla terlihat bersemangat. Bukan Silla Oh namanya jika tidak senang bergosip. Ia bahkan mengatakan bergosip itu nikmat. Gadis sinting.

"Bukankah sudah jelas? Aku dan dia hanya senior dan junior. Aku melakukan sesuatu untuknya karena ia sudah menolongku." Jelasku berusaha untuk tidak terlihat mencurigakan. Hhh.. bagaimana caranya aku menjelaskannya. Menolongku untuk apa? Aku harus mencari alasan lain sebelum mereka berdua bertanya hal itu.

"Uh-huh.. senior dan junior yang sangat dekat hingga menggendong dan berpelukan seperti ini?" Ujar Yoobi sakartik. Reaksi mereka memang wajar. Orang bodoh seperti apa yang akan percaya dengan apa yang sudah mereka lihat? Tapi aku memang sudah mengatakan semuanya dengan jujur. Hanya saja tidak secara keseluruhan.

"Sekarang aku mengerti kenapa kau bersikeras menyuruhku untuk pulang dan memilih Daniel mengantarmu pulang." Ujar Silla tersenyum menggodaku. Astaga, mereka tidak mau mendengarkanku sama sekali.

"Benarkah? Aku tidak tau bahwa Kyuhee lah yang lebih dulu meminta seperti itu." Sambung Yoobi yang juga ikut menggodaku.

"Begitukah kalian menilaiku selama ini? Aku menyuruh Silla pulang lebih dulu karena ia kelihatan memiliki keperluan mendadak dan tentang foto itu, Ia hanya membantuku karena aku tidak sanggup berjalan." Jelasku pada dua orang yang kuberi label sahabat ini. Namun, hasil usahaku untuk menjelaskan adalah nol besar. Mereka tidak mau mendengarkan penjelasanku. Mereka hanya ingin mendengar apa yang sesuai dengan ekspektasi mereka.

Aku menghela nafas panjang. Percuma saja, aku melakukan hal yang tidak berguna. Lebih baik aku menyerah saja.

Sebuah amplop muncul di hadapanku. Tiba-tiba saja Kim Jungwoon dan dua orang temannya yang saat itu mengejek ku dan Daniel muncul. Ekspresi wajah mereka tidak dapat aku gambarkan. Apa yang mereka inginkan dariku sekarang?

"Apa ini?" Tanyaku dengan nada ketus. Persetan dengan senioritas. Aku tidak peduli. Aku tidak akan diam saja kali ini. Untuk apa aku menghormati orang yang sama sekali tidak pantas dihormati. Jungwoon melihat kesekitarnya. Orang-orang mulai berbisik satu sama lain sambil tiga orang pria yang ada di hadapanku ini. wajah mereka terlihat tidak nyaman dengan bisikan-bisikan disekitar mereka.

"Itu uang pengganti semua minuman yang kau bawa saat itu dan... aish" Jungwoon mengacak kasar rambutnya. Ia terlihat enggan mengatakan apa yang ingin ia katakan.

"Maaf sudah memerasmu." Lanjut temannya yang lain.

"....Benar, maaf!" Setelah mengatakan permintaan maaf yang tidak tulus, Kim Jungwoon pergi begitu saja. Disusul oleh dua orang temannya yang lain. Tubuhku membeku. Aku masih belum dapat mencerna apa yang sebenarnya terjadi. Kenapa Kim Jungwoon dan dua orang temannya datang dan meminta maaf kepadaku? Apa yang sudah kulakukan?

CONNECTED [Kang Daniel]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang