1. Is it a fortune?

361 23 0
                                    

"Kyuhee, Awas!" Suara Silla membuyarkan lamunanku dan tak lama kemudian sesuatu yang keras menghantam wajahku hingga tubuhku terpental.

"Ouch.." Tanganku reflek mengusap hidungku yang terasa sakit.

"Kau tidak apa-apa?" Tanya suara yang muncul dihadapanku. Mataku membulat melihat sosok yang kutabrak. Bukannya langsung menjawab, mulutku justru tetap membungkam.

Tidak kusangka yang kutabrak itu adalah seorang manusia dan manusia itu adalah manusia yang ingin sekali kuhindari. Siapa yang menyangka bila tubuh manusia bisa sekeras itu untuk membuat hidungku terasa sakit seperti ini?

Kening orang itu mulai berkerut melihatku yang tetap diam dan hanya menatapnya.

"Sepertinya kau membenturnya begitu kuat hingga membuatnya seperti ini." Ujar temannya terkekeh.

"...Dia, dia tidak apa-apa. Anak ini memang sulit berkomunikasi apalagi dengan seseorang yang baru bertemu, Sunbae." Yoobi akhirnya menggantikan posisiku untuk menjawab pertanyaan orang itu.

"Benarkah? Astaga, kau sempat membuatku takut. Kupikir kau terlalu kuat membenturku hingga seperti ini." Ujar orang itu terkekeh.

"Maafkan dia, Sunbae." Silla dan Yoobi tersenyum kaku.

"Baiklah, lain kali jangan melamun saat berjalan. Itu berbahaya." Sunbae itu mengelus kepalaku sambil tersenyum lalu pergi meninggalkan kami bertiga. Hal itu membuatku menahan nafas sejenak. Senyum itu.. Silla dan Yoobi ikut terpesona olehnya.

"Seperti biasa Kang Daniel selau ramah. Kau beruntung, Kyuhee." Ujar Silla memandangi Kang Daniel yang mulai dikerumuni dari jauh.

"Beruntung?" Tanyaku. Aku tidak tau apa yang salah dengan jalan berpikir Silla tapi menurutku kejadian tadi bukanlah suatu keberuntungan sama sekali.

"Kau beruntung karena orang yang kau tabrak itu Kang Daniel dan perlakuan itu." Yoobi membuat gerakam mengelus kepalanya sendiri seperti yang di lakukan Kang Daniel padaku tadi.

"Bagiku itu adalah kesialan." Jawabku singkat dengan nada yang kesal. Silla dan Yoobi menatap satu sama lain dengan bingung. Aku mengerti kenapa mereka seperti itu.

"Maksudku, apa menurut kalian suatu keberuntungan menabrak seseorang dengan tubuh sekeras tiang bangunan hingga membuat tulang hidungmu hampir patah?" Lanjutku lagi sambil mengelus hidungku yang mulai tersera berdenyut lagi.

"Ayolah, Kau berlebihan." Protes Yoobi. Aku memutar bola mataku dengan malas. Kupikir kau akan menarik kata-kata 'berlebihan' itu setelah merasakan apa yang kurasakan saat ini Min Yoobi.

Percakapan berakhir begitu saja. Aku malas berdebat dengan Yoobi dan Silla. Jika mereka sudah bersatu maka tidak ada alasan untukku menang berdebat dengan mereka.

Disaat Yoobi dan Silla sudah lanjut berjalan meninggalkanku, aku menoleh ke arah sekumpulan orang disana.

Senyum itu, siapapun akan senang melihatnya apalagi dengan karakter ramah pada setiap orang. Hal itu pasti membuatnya popular. Tidak ada alasan untuk membencinya. Tapi kenapa aku selalu merasa kalau itu bukanlah dirinya yang asli?

Maksudku, didunia ini tidak ada orang yang benar-benar baik dan aku yakin begitu pula dengan Kang Daniel. Dia pasti menyembunyikan dirinya yang asli. Lebih baik untuk tidak memiliki urusan apapun dengan manusia seperti itu.

***

Aku membuka sepatuku dengan asal. Kepalaku terasa pusing.

'Hhh.. inilah akibat bila kau hampir tidak memakan apapun selama satu hari ini, Choi Kyuhee. Ubahlah sikap burukmu itu.' Ujarku bermonoton.

Saat di dapur aku kembali menghela nafasku melihat wastafel dipenuhi oleh peralatan makanan yang kotor dan juga beberapa sampah makanan ringan yang juga ikut meramaikan. Ini pasti ulah anak itu.

CONNECTED [Kang Daniel]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang