36. Regret

67 12 3
                                    

"Oh, bukankah kau putra bungsu dari keluarga Ong, Ong Seongwoo?" Aku dan Seongwoo langsung berbalik saat mendengar suara dari belakang. Kedua mataku kini sukses membulat saat melihat siapa yang menghampiriku dan Seongwoo.

"Selamat malam, Tuan Joo. Terimakasih telah mengundangku ke acara yang megah ini." Ujar Seongwoo setelah memberi hormat kepada Tuan Joo, pemilik perusahaan dimana aku bekerja. Selain itu, Tuan Joo tidak datang seorang diri. Ia datang kemari bersama putri dan calon menantunya. Seketika rasa sesak itu kembali lagi. Aku menarik nafas panjang lalu melepaskannya agar sesak itu hilang. Tuan Joo menyentuh bahu Seongwoo lalu menepuk pelan bahunya sambil mengangguk.

"Tidak usah sungkan. Oh ya, dimana ayah dan ibumu?" Tanya Tuan Joo menatap kesekitar mencari orang tua Seongwoo. Seongwoo tersenyum.

"Maaf, Untuk malam ini hanya aku yang dapat hadir untuk menggantikan orang tuaku yang sedang dalam perjalanan bisnisnya." Ujar Seongwoo sopan. Tuan Joo mengangguk lagi. Kali ini ia mengalihkan tatapannya dari Seongwoo ke arahku. Hal itu membuatku gugup.

"Lalu nona ini, apa dia partner-mu?" Tanyanya lagi. Aku dan Seongwoo saling bertukar pandang satu sama lain. Aku tidak masalah jika Seongwoo menganggapnya begitu tapi jika ia mau. Seongwoo justru tertawa renyah. Aku tidak mengerti apa maksudnya.

"Ayah, kenapa kau terlihat seperti sedang menginterogasi orang? Ingat, dia bukan penjahat tapi tamu kita." Tegur Jangmi pada ayahnya dengan manja. Tuan Joo terkekeh mendengar perkataan putrinya.

"Kau benar, maafkan orang tua ini karena terlalu banyak bertanya." Ujar Tuan Joo pada Seongwoo dan aku, yang mana hal itu langsung membuat aku dan Seongwoo merasa canggung pada pria paruh baya ini.

"Ayah, apa ayah ingat saat aku memohon pada ayah agar mengijinkan temanku hadir? Dialah orangnya. Dia terlihat cantik, bukan?" Perkataan Jangmi yang tiba-tiba mengenalkanku pada ayahnya membuatku kembali gugup. Bagaimana ia mengenalkanku pada ayahnya yang tak lain adalah bosku tanpa peringatan?

"S-selamat malam, Tuan Joo. Namaku, Choi Kyuhee." Ujarku dengan gugup membungkukkan diriku pada bos sekaligus ayah dari temanku itu.

"Nona, terimakasih telah membantu merawat Jangmi selama di kantor. Kau tau, ia tidak berhenti merengek pada ayahnya yang sudah tua ini agar mengizinkanmu datang. Ah, itu bukan berarti aku tidak ingin mengundangmu, nona. Aku bermaksud untuk menjaga identitas Jangmi tetap tidak diketahui karyawan kantor agar tidak diperlakukan khusus karena dia putriku." Jelas Tuan Joo yang tanpa disadari menjawab semua pertanyaanku mengenai siapa Jangmi. Aku menatap ke arah Jangmi yang saat ini menatapku. Ia menggerakkan mulutnya seperti mengatakan 'kau sudah mengerti, bukan?'.

"Tidak apa-apa, Tuan. Aku mengerti maksudmu. Terimakasih telah mengundangku kemari." Ujarku lalu tersenyum canggung. Tuan Joo mengangguk-anggukkan kepalanya kembali.

"Ah, Aku harus menyapa tamu yang ada disana. Silahkan nikmati jamuan yang sudah disediakan." Ujar Tuan Joo lalu pergi meninggalkan setelah menerima hormat dari aku dan Seongwoo lagi. Disusul dengan Jangmi dan Daniel yang mengikuti Tuan Joo dari belakang. Jangmi melambai padaku sebelum pergi menyapa tamunya yang lain lalu mengaitkan tangannya pada Daniel dengan erat. Daniel menatapnya lalu tersenyum.

Aku menyentuh dadaku, rasa sesak itu menjadi lagi. Kali ini lebih menyesakkan dan menyakitkan. Aku berbalik ke arah semua makanan itu, mencari makanan manis agar rasa sesak ini menghilang. Sayangnya tidak seperti tadi, sudah dua potong cake yang kumakan tapi rasa sesak itu tidak menghilang sama sekali. Bagaimana cara menghilangkannya? Aku tidak tahan lagi, ini benar-benar menyiksaku. Kumohon, jangan menetes. Jangan lagi.

"Kyuhee, kau baik-baik saja?" Ujar Seongwoo terlihat khawatir padaku sambil menahan kedua bahuku. Aku mengangkat kepalaku yang semula tertunduk lalu menggelengkan kepalaku pada Seongwoo. Aku melepaskan kedua tangan Seongwoo dari bahuku dengan pelan. Tepat saat itu aku melihat sesuatu yang menarik perhatianku.

CONNECTED [Kang Daniel]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang