21. After

79 16 0
                                    

Aku keluar setelah menyelesaikan urusanku lalu membasuh tangan dan wajahku. Rasanya aku lebih betah di sini daripada untuk kembali ke sana. Diperalat oleh Daniel lalu perang dingin dengan Mirae secara bersamaan. Siapa yang akan betah untuk duduk di sana berlama-lama?

"Aku heran kenapa para gadis senang berlama-lama di dalam toilet." Kemunculan Daniel membuatku terkejut. Pria itu melipat kedua tangannya sambil bersandar di dinding tak jauh dari pintu toilet. Apa ia sedang menungguku?

"Apa yang kau lakukan disini, sunbae?" Tanyaku setelah menghampirinya. Ia meraih tissue yang ada di tanganku lalu menyeka sisa air yang masih ada di tanganku.

"Menurutmu?" Daniel justru balik bertanya padaku. Sebuah pertanyaan seharusnya di jawab dengan jawaban bukan dengan pertanyaan lagi. Aku menoleh sejenak ke arah meja tempat dimana semua orang-orang berkumpul. Aku segera mengerti setelah melihat Mirae yang terlihat resah menanti Daniel.

"Kau bisa gunakan cara licik yang biasa kau lakukan untuk menolaknya, sunbae." Ujarku pada Daniel dengan santai. Tiba-tiba Daniel menarik kedua pipiku seperti yang biasa ia lakukan ketika tidak senang dengan tindakanku.

"Cara licik, huh?" Tanyanya mengulangi perkataanku. Aku mengangguk dengan mantap. Cubitannya padaku sudah terasa kebal. Seseorang di belakangku tiba-tiba menarik perhatiannya dan membuatnya menghela nafas panjang.

Saat aku ingin menoleh kebelakang, Daniel menahan wajahku untuk tetap menghadapnya lalu tanpa aba-aba ia mendekatkan wajahnya padaku. Tindakannya membuatku membeku. Jarak antara wajahku dan wajahnya hanya tersisa beberapa senti lagi. Aku bahkan merasakan nafasnya menerpa wajahku. Apa yang sedang ia lakukan?!

Matanya masih mengamati orang itu tanpa merubah posisi canggung yang ia buat. Ia berhenti menatap ke arah belakangku lalu menatap ke arahku yang sedari tadi berusaha untuk tidak pingsan karena menahan nafas untuk beberapa menit.

"Apa yang kau lakukan? Bernafaslah." Ujar Daniel setelah menjauhkan wajahnya dariku. Aku segera menghirup oksigen sebanyak yang aku bisa saat itu.

"Harusnya aku yang bertanya, apa yang kau lakukan sunbae!?" Ujarku yang tanpa sadar menggunakan nada tinggi. Aku segera meninggalkan Daniel menuju tempat dudukku semula. Ugh.. wajahku terasa sangat panas. Aku yakin aku terlihat seperti kepiting rebus sekarang. Aku menutup wajahku dengan kedua tanganku, berharap tidak ada yang menyadari rona pada wajahku. Kang Daniel, kau benar-benar pria yang tidak peka.

"Kyuhee, apa kau baik-baik saja? Wajahmu terlihat merah." Ujar Seongwoo yang duduk di hadapanku. Aku menggelengkan kepalaku.

"Aku tidak apa-apa. Ayam yang kumakan terlalu pedas." Jawabku beralasan lalu meneguk cola-ku yang sudah kehilangan sodanya. Aku menatap gelas yang kupegang lalu mengerutkan keningku. Cola ini terasa sedikit aneh. Apa karena aku baru saja memakan makanan yang terlalu berbumbu?

Tak lama kemudian Daniel kembali dan duduk di sampingku. Ia terlihat biasa saja seperti tidak ada apapun yang terjadi antara aku dan dia. Aku tau ia sedang menghindari Mirae tapi ia tidak seharusnya menggunakan cara seperti itu. Sekarang aku bingung bagaimana harus menghadapinya. Aku terus meneguk minumanku tanpa menoleh sedikitpun ke arah Daniel.

Ugh, kenapa kepalaku terasa pusing sekarang? Apa karena aku melewatkan makan siang? Aku menyentuh kepalaku dengan kedua tanganku. Kepalaku terasa sangat berat hingga akhirnya aku menumpukan kepalaku ke atas meja. Aku ingin pulang.

Aku menoleh kepalaku lalu melihat Mirae masih mencoba mendekati Daniel. Apa yang sedang ia lakukan sekarang?! Berani-beraninya ia berbisik-bisik dengan Daniel. Apa melihatku hampir berciuman dengan Kang Daniel tidak cukup untuk membuatnya menyerah?! Apa dia itu tembok?!

CONNECTED [Kang Daniel]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang