BAB 4

599 43 2
                                    

Aku sudah pernah merasakan semua kepahitan dalam hidupku . Dan yang paling pahit ialah berharap kepada manusia

❤Ali bin Abi Tholib❤

Aku pergi ke sebelah barat pesantren, dimna terdapat satu bangunan rumah agak kecil yang d khusus kan pondok untuk memasak.
Biasanya , yang memasak untuk para santri adalah relawan dari ibu ibu kampung yang suka rutinan mengaji mingguan di sini . Di bantu dgn para santri dan santriwati .

"Dedek?"

Allah.... Suara itu..
Tidak Nis.. tidak mungkin dia ada di sini .
Aku masih benar-benar tidak percaya . Namun suara itu kian jelas ketika aku yakin suara itu ada di belakang ku
Aku benar-benar tidak ingin melihat ke arah suara itu. Mood ku hancur seketika juga , hatiku terasa sakit . Sakit sekali .
Tuhannnn ....
Ingin sekali ku merutuki semua tingkah ku . Kenapa harus ke sini? Kenapa aku?? Kenapa?

"Assalamualaikum de? Bagai mana kabar mu?"
Terpaksa ku berbalik arah.
"Waa..wa'alaikumuss..Sa..lam"
Jawab ku dengan terbata bata.
Jujur mataku saat ini tidak bisa lagi ku tahan . Entah .. aku terlalu sakit untuk menceritakan semua inii ..

"De? Ko nangis??"
Dia masih memanggil ku dedek .. Allah... Bertemu dengan nya seolah-olah kau sedang meremas hatiku dengan kasar nya

Ku coba tersenyum dengan susah payah , ku usap air mata ku dengan telapak tangan.
Dan ku coba menetralkan perasaan ku yang bergemuruh kencang.

"Ehh.. mas Alik , tidak ko mas , Nisa ga papa"

Lelaki bermata hazel itu kembali beradu pandang dengan mata ku

"Mas kenapa ada di sini? Tumbenan?"
Sebenarnya aku sudah tidak kuat lagi untuk berbicara . Hati ku sudah terlalu hancur . Hancurr sekali.

"Ini de , mas mau ngambil baju seragaman santri di kampung. Kebetulan , mas nyuruh bi idah , yang suka buat seragam pondok juga"

Berlama lama dengan mas Alik membuat ku benar-benar tidak tahan . Mata ku kembali berair .
Tak ada sekata pun terucap dari mulut ku , tiba-tiba aku pergi begitu saja. Jelas semua ini akan menyebabkan mas Alik bertanya-tanya.

Ku hiraukan mas Alik yang terus terusan memanggil nama ku

Allah...
Aku buru buru kembali ke rumah. Ku urungkan niat ku untuk pergi membantu mba mba pondok masak .
Aku mengambil konci motor ku ,
Ku laju kan dengan kecepatan sedang . Aku harus menenangkan hati ku .

Aku tidak perduli dengan semua orang yang menatap ku . Sepanjang jalan , mata ku masih saja mengeluarkan cairan bening .

Sampai lah aku di sebuah mesjid jami' Al Ihsan.
Biasa nya .. aku ke sini dengan mas Alik .
Dulu sekali.. ketika aku jaman SMA , mas Alik lah yg sering mengantar ku pulang pergi sekolah . Ummi sangat percaya mas Alik . Padahal abi tidak setuju klo aku di antar oleh mas Alik , sebab abi takut ada fitnah di luar sana . Kata ummi demi kebaikan dan keselamatan ku juga akhirnya abi dengan berat hati membolehkan mas Alik untuk mengantar jemput ku ke sekolah .
Klo pulang sekolah , biasanya mas Alik membawa ku sholat di mesjid jami'Al Ihsan ini .
Saking tepat waktunya pada ibadah . Aku terkagum-kagum oleh nya .
Jujur aku senang sekali jika mas Alik sudah mengajar qiro'at . Biasanya klo tidak ada ust Salman itu juga .

Di kampung, mas Alik adalah ustad muda harapan para ustadz ustadz yang sudah sepuh .
Aku kagum padanya .

Hingga saat mas Alik keluar, tepatnya dua tahun yang lalu . ketika aku baru saja lulus sekolah , baru saja aku mau les privat bahasa Arab pada mas Alik karna aku dan mas Alik sama sama ingin kuliah di Al Azhar Kairo Mesir.
Ketika aku pulang , surat kelulusan masih ku genggam, aku sangat bersemangat . Ingin segera ku tunjukkan kpd Abi , Ummi , mas Alik , bang Aziz , aku mendapatkan peringkat terbaik di MA Al mu'min .
Tapi langkah ku terhenti ketika melihat satu mobil pikap berwarna biru tua yang sudah agak rusak ada di halaman rumahku .

SYOOQ [TAMAT✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang