BAB 8

445 28 0
                                    

Subuh , jam tiga dini hari tepat nya. Di pesantren , para santri di wajibkan untuk bangun dan melaksanakan sholat tahajjud berjamaah di mesjid pesantren.
Alunan murojaah para santri terdengar sangat indah dan merdu . Sehingga membuat ku ikut terbangun .

Aku duduk di pinggir kasur, belum beranjak mengambil air wudhu, aku masih di buat terpana oleh suara murotal santri , yang tak lain itu mas Alik.
Suara yang selalu ku rindukan setiap saat.
Apalagi dia adalah mansinger yang jadi rebutan para santriyah di sini.

Sadarkan aku Rabb.. dri semua takdir inii ....
Astagfirullah..

Segera ku ambil air wudhu dan melaksanakan qiyamullail dan tadarus menunggu Adzan subuh tiba.
Aku pernah membaca di dalam suatu buku ,
Do'a saat sholat Tahajjud itu bagaikan sebuah panah yang melesat tepat pada sasaran nya
Begitu kiranya , maka tak sungkan-sungkan ku adukan semua rasa gundah gulana kehidupan ku pada Rabb ku.
Aku tidak tau , jika seandainya aku bercerita kepada selain Rabb ku , entah cerita itu akan d anggap apa oleh siapapun yang mendengar. Boleh jadi kesedihan yang menurut kita itu teramat sakit, orang lain hanya akan menilai kita ahh gitu aja lebay
Jadi sebaik-baiknya tempat mengadu ialah kpd Rabb mu sendiri.
Allah akan dengan setianya mendengar kan apa saja keluhan dari seorang hambanya
MaasyaAllah .

Sesudah sholat subuh , ku liapat dengan rapi mukena ku , lalu bergegas mengambil kitab kifayatul adzkiya , dan segera pergi ke aula untuk mengaji.

"Mii ... " Kataku sedikit berteriak
Tpi tidak ada respon dari ummi.
Mungkin ummi sudah pergi mengajar .
Ya sudahlah ..

Pulang Ngaji , aku langsung siap siap untuk berangkat kuliah.
Sudah siap dan rapih , aku menuruni anak tangga dan pergi ke ruang makan untuk sarapan pagi dengan keluarga.
Samar samar aku mendengar abi bicara tentang...

"Abi mau jodohin Denisa Dengan Anak teman Abi"

"Jaman sekarang anak tuh gak bakalan Nerima bi, orang pasti dia bakal ngelak , meskipun itu Yang terbaik bagi kita"

YaAmpun!! Tidak abiiii!!

"Emmm ,, bi , umi , Nisa berangkat dulu ya?"
Sepertinya ummi kaget dgn kedatangan ku
Mata ummi sempat melihat ke arah abi lalu ke arah ku
"ii..Iya nak silahkan"

Kulihat abi hanya diam saja , lalu sesekali menyeruput kopi nya
"Gak sarapan dulu?"
Kata abi
"Enggak bi , sarapan di kampus aja"
Ucapku sambil mencium punggung tangan ummi dan abi.
Lalu berpamitan pergi

Sepanjang jalan, aku hanya ingat percakapan tdi.
"Jodoh" , apa di umur yang ke 20 ini aku sudah siap?ku rasa tidak .
Allah..
Tak terasa, sampai juga di depan gang di pertigaan . Yah , di mna aku janjian dgn mas Alik .
Sambil menunggu , aku membuka ponsel ku , sedari malam ponsel ku tidak ku buka buka , mungkin saja ada satu notif pemberitahuan .

Dua panggilan tak terjawab dari Zahra. Ada apa??
Ku coba menelpon balik Zahra , Tut.. tut.. tidak ada respon.
Hingga ku mengulangi nya sampai empat kali, namun tetap saja , Zahra tidak mengangkat telpon dari ku . Jdi penasaran..

Tidd.. Tidd...
Suara klakson , ku rasa dia memberi isyarat kpd ku?
Tapi tunggu !! Ini bukan mas Alik. Itu...
Pak Amir!
Mobil sedan hitam itu tiba-tiba menepikan di pinggir jalan.
"Kelas sudah mau di mulai, kamu masih belum berangkat,?"
Tanya pak Amir sedikit berteriak dari dalam mobil

Aku tersenyum kikuk, pak Amir benar-benar membuat ku malu , bahkan untuk sekedar berbicara saja.

"Heyy!! Ikut saya aja , daripada kesiangan"
Ajak nya
Namun aku masih kukuh menunggu mas Alik , huhhhh mas Alik ke mna sih ? Masa iya lupa? Tega banget..
Tapii iya juga sih , kelas mau di mulai setengah jam lagi .. sedangkan untuk sampai di kampus saja butuh lima belas menit .

SYOOQ [TAMAT✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang