DERITA 2

329 26 0
                                    

  Seminggu sudah resmi aku menjadi seorang single parents di usia yang bagiku sangat muda , dua puluh tahun tepatnya.

Seminggu full ini aku juga tidak masuk kuliah . Sampai sampai teman teman di kelas menjenguk ku . Banyak yang menanyakan sakit apa?
Namun tak satupun pertanyaan mereka bisa membuat luka ku kering . Aku hanya menanggapi pertanyaan pertanyaan itu dengan alasan tidak apa-apa.
Ini buka sebab sakit dohir saja namun pada kenyataannya batin ku lah yang lebih sakit dan menderita .
Sudah banyak sekali orang orang pondok yang lalu lalang keluar masuk kamarku . Entah itu untuk sekedar mengajak ku berbicara atau mengganti makanan yang hanya sedikit ku makan .
Dalam tujuh hari ini aku hanya mampu memakan dua piring saja . Sisanya .. mungkin akan di berikan kepada si ayam .

Berlarut-larut dalam kesedihan itu rupanya semakin membuat ku terlena dalam kejahatan perasaan .
Aku harus move on ! Harus!

Sempat berfikir jika tidak melanjutkan pendidikan ku di universitas itu . Sebab , aku tidak ingin melihat pak Amir . Tidak , aku tidak mau .
Tapi ... Abi dan ummi pasti akan merasa sedih .
Plis , aku tidak tau harus apakah , harus bagaimana kah?
Sungguh rasanya hanya hambar hambar saja .

Sebagian barang dan baju ku memang masih ada di rumah pak Amir . Sengaja , tidak akan ku bawa . Apakah pak Amir akan membakar nya? Atau akan mengantarkan nya ?

Baju dan barang itu masih bisa untuk di beli . Sedangkan kasih sayang dan cinta? Sama sekali bukan dengan uang .
Berjuang ...

Pagi ini , aku sudah tidak perduli lagi jika ada yang mengatakan apapun tentang perceraian ku . Aku tidak perduli apa tanggapan semua org . Sama sekali tidak akan perduli .
Selesai Ngaji subuh . Aku berniat untuk pergi ke kampus . Tunggu ... Aku akan mengecek jadwal matkul hari ini terlebih dahulu . Oke !! Tidak ada jadwal pak Amir . OTW ...

Dengan hati yang sama sekali tidak bisa di ajak kompromi dengan suasana yang masih menyakitkan bismillah aku akan mencoba untuk bersikap biasa saja .

"Kaka???"

Aku menoleh ke arah sumber suara itu , ummi .

"Mau ke mana ka?"

"Kuliah mi , lagian Nisa udah banyak ketinggalan"

"Alhamdulillah sayanggg..."

Ummi memeluk ku erat , aku tidak tau mengapa ummi seperti ini ? Dia sampai menangis terharu melihat ku . Oh , atau mungkin ummi senang dengan keadaan ku sekarang? Yang mulai lagi memulai semua nya dari awal? Padahal ini hanya topeng kehidupan saja mi . Setidaknya aku tidak mau berlarut-larut dalam kesedihan .

"Nisa berangkat ya mi , motor ada kan?"

"Ada sayang , ini kunci nya"

"Assalamualaikum"

"Wa'alaikumussalam"

Bismillahirrahmanirrahim tidak ada yang mudah .. setiap langkah ku kali ini di penuhi dengan berbagai kenangan yang indah namun menyakitkan .

  Pukul tujuh pagi .
Suasana di kota kembang ini sudah cukup ramai . Namun bisa ku pastikan , tak seramai di kota metropolitan Jakarta .
Bagi pencari rezeki , jam tujuh pagi bukan lagi terlihat pagi , namun siang . Mereka bisa berlomba-lomba untuk beraktivitas se pagi mungkin . Semisal orang-orang pasar yang setahuku ada yang berangkat dari jam dua subuh . Kata mereka , itu pun masih kadang terbilang siang . MaasyaaAllah .. semoga Allah melancarkan semua rezeki yang halal ini .
Bandung tidak terlalu padat , di jalanan biasanya pagi pagi seperti ini cuman anak sekolahan dan para pencari rupiah saja yang terlihat lalu lalang .
Berbeda lagi dengan weekend . Sudah ku pastikan akupun malas keluar karena macet .

SYOOQ [TAMAT✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang