BAB 42

435 22 5
                                    


Lima bulan kemudian ...

Hari ini tepatnya tanggal dua belas robiul tsani . Acara reuni Akbar dari awal angkatan sampai yang baru baru keluar atau wisuda pun akan hadir . Tiga hari berturut-turut acara husus para santri . Dari mulai pembagian raport , hadiah , kreasi , drama , qiro'at , tahsin Qur'an , dan yang lain nya .

Hari di mana Santri putra bisa sedikit bebas mengobrol dengan santri putri . Dengan syarat tidak ketahuan assatidz ataupun dewan dewan guru lainya .

Aku menjadi juri salah satu bidang kitab .
Dan Alhamdulillah .. acara lancar . Tinggal menunggu besok . Acara inti , acara reunian plus ziarah ke makam sesepuh pondok pesantren . Yaitu Abah buyut ku , abah Alaydrus .
Semua santri maupun santriah di sibukkan dengan kegiatan nya masing-masing . Untuk acara besar seperti ini , Abi izin kan para santri membawa handphone .
Itupun harus tau batasan .
Sebenarnya .. aku hanya diam diam saja memperhatikan para santriah yang sibuk keluar masuk rumah membawa makanan dan mengangkut barang barang yang perlu di cuci .

Sebenarnya .. sekarang santriah dewasanya tinggal beberapa orang . Tidak seperti dulu , banyak sekali , yaa .. di karena kan aku tidak terlalu banyak kenal , lagian aku juga jarang main ke pondok Putri .. jadi ya setiap orang tidak banyak kutanya . Hanya sebagian saja . Dan sebagian lainnya aku kasih senyuman saja .

"Dek... Sini .."

Abi memanggil ku . Ada apa ?

"Oohhh ini toh anak mu ituh ?"

Aku melirik kearah suara yang seperti nya dia membicarakan ku .

"Dek .. ini pak haji Irfan , dulu .. sewktu di pondok pak haji ini guru mudzakarah abi "

"Abi kalo gak ngerti suka nanya gitu sama beliau .. pak haji Irfan ini baik dek .. klo kaka kobong yang lain adik nya tidak bisa bisa di jepret tangan nya klo pak haji di kasih terus semangat"

Ku dengar pak haji Irfan itu tertawa "jangan menghilangkan semua cerita .. itu tidak benar , abi mu ini emang pintar . Makanya saya selalu senang jika kamu mudzakarah dengan saya"

Gelak tawa dan riuh rasa rindu bisa ku rasakan . Walaupun aku sendiri tidak pernah mondok . Entah apa yang membuat abi dan ummi tidak mengirimkan ku ke pesantren luar . Sejak kecil sampai sekarang , aku masih suka di anggap anak nya abi , gadis nya ummi , berbeda dengan Adel adik ku . Ummi sudah luwas menjauhkan Adel di pesantren yang cukup jauh . Sedangkan Adel sendiri masih sekolah MI .

"Assalamualaikum bah , ummi sebentar lagi sampai .. ini kunci mobilnya"

Allah ....

Seorang pria bertubuh tinggi dengan badan semampai masuk rumah dan memberikan kunci mobil kepada pak haji .

"Duduk nak .."
Abi menyuruh pria bersorban itu duduk .

"Dek .. ini hadwan , dia anak pak haji yang pertama dan satu-satunya "

Aku tidak berani menatap nya ..

"Hadwan , ini Nisa , anak abi"

"Bi , Nisa ke dapur dulu ya , kalo abi perlu Nisa , abi panggil aja"

Duh aku malunya bukan main, ya Allah .. bagaimana tidak , di sana aku saja perempuan nya .
Abi ini , hmmmm ..
Salah satu cara untuk pergi ya terpaksa pura pura sibuk hehe.

Aku malu abi memperkenalkan ku kepada teman-teman abi . Aku ini bukan anak gadis abi . Aku sudah menjadi single parents di usia dua puluh tahun ini . Andai saja ...
Ahhh!! Plis jngan terlalu ber andai andai .. semua terjadi atas kehendak-nya . Ikhlas Nisa .. ikhlas .

"Ka , tolong dong anterin teh hijau ini ke mobil yang ada di depan rumah"

Teh?

"Buat siapa mi?"

SYOOQ [TAMAT✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang