2.Find You

2.9K 262 8
                                    

Akhir-akhir ini Chanyeol benar benar sedang di sibukkan oleh semua pekerjaannya. Waktu tidurnya ia habiskan untuk mengerjakan tugas yang belum terselesaikan.

Bisa dibilang Chanyeol ini gila bekerja, tiada hari tanpa mencari pundi-pundi uang. tapi bukan berarti dia gila harta , tapi ada satu alasan yang membuat dia seperti ini.

"Pak, ini File para pelamar yang sudah diterima di Email kami, tolong bapak periksa." Sekretaris Chanyeol memberi sebuah flashdisk pada Chanyeol.

"Ahh, iya iya. Akan saya lihat nanti. Simpan disitu." Chanyeol masih berkutat serius dengan laptopnya.

"baik pak." Sekretaris itu meninggalkan Chanyeol diruangannya.

"Ahhh, Akhirnya selesai." Chanyeol berseru, ia merentangkan tangannya yang pegal karena hampir 3 jam dia terus bekerja tanpa istirahat di tambah sebelumnya ia menghadiri rapat direksi penting.

Ia mengambil segelas Kopi di mejanya, yang sudah dibuatkan OB nya. Sayangnya, kopinya sudah dingin karena kopi ini dibuat 3 jam yang lalu.

Selang ia beristirahat, Chanyeol membuka laci meja kerjanya dan mengambil secarik foto usang yang selalu ia simpan disana. Ini sudah menjadi kebiasaannya bila mana dia sudah benar benar lelah dengan segalanya, satu satunya penghibur dan penyemangat yang paling mujarab adalah foto ini.

Chanyeol menatap sendu foto itu. Terlihat difoto itu ada Chanyeol sedang merangkul seorang perempuan manis sederhana, foto kenangan terakhirnya bersama orang yang paling ia cintai selama hidupnya.

terkenang kembali masa-masa indah Chanyeol saat bersama dengan orang yang ada di foto ini. hingga sampailah kenangan pahit yang merenggut semua kebahagiaan Chanyeol hingga saat ini.

"Hhhff" Ia membuang nafas dengan kasar. Ia mengingat kembali masa masa yang sangat kelam itu. Buru-buru Chanyeol melupakannya, dan menyimpan foto itu, tetapi sebelum di simpan ia mencium sekilas foto itu dan langsung ia simpan kembali di tempat asalnya.

"Oh iya, aku lupa." Chanyeol mengambil flashdisk yang disimpan di mejanya. Lalu memasukannya ke laptop.

Ini sudah jadi kebiasaan Chanyeol untuk memeriksa setiap orang yang akan masuk menjadi Pegawainya, Chanyeol sangat selektif dalam memilih. Tidak mudah untuk masuk ke Perusahaan miliknya ini. Dia yang turun tangan sendiri dalam memilah calon pegawainya.

Chanyeol mulai membaca satu persatu CV pelamar. Ia mulai memilih, tapi dari tadi tak ada satu pun yang menarik untuk Chanyeol, semua bisa saja. Terlalu sering Ia bertemu dengan orang orang ini, bahkan sudah banyak di perusahaannya, dan mereka tidak terlalu berpengaruh dalam hal Income Perusahaan.

Chanyeol terus membaca dan menghapus CV yang membosankan. Hingga saat ada 1 CV yang membuat hatinya bergetar. Foto sang pelamar wanita membuat bulir air mata Chanyeol terjun bebas dipipinya. Matanya tak berkedip sama sekali.

Chanyeol pun mulai mengecek nama dan segala hal tentangnya.

"Apa itu ka.. kau-" suaranya tercekat. Ia tak bisa melanjutkan. Karena tangisannya. Dadanya terasa sesak. Chanyeol memegang dadanya yang mulai terasa sakit.

Tak berfikir panjang, Ia menelpon Sekretaris nya.

Keesokan harinya, sekretaris pun datang ke ruangan Chanyeol, ia ingin memastikan para pelamar yang sudah masuk seleksinya.

"Pak, Apa benar orang ini yang akan di panggil untuk tahap wawancara?."

"Ya benar, kenapa?." Chanyeol menjawab dingin.

"Tapi, saya lihat ada salah satu pelamar yang tidak masuk dalam kriteria perusahaan ini, dia hanya lulusan SMA." Sang sekretaris paham betul semua hal hal yang menjadi pertimbangan Chanyeol, bahkan OB pun harus berpendidikan minimal D3 ditambah lagi harus lulus pelatihan selama 6 bulan lamanya. dan sekarang Chanyeol akan menerima orang yang hanya berpendidikan SMA?. Ini benar benar aneh.

"Itu bukan urusanmu."

"Oh.. baik pak."

"Dan Jangan lupa, bawa wanita itu ke hadapanku. Aku yang akan mewawancarai nya sendiri."

Sekertaris itu pun tidak banyak bertanya, ia langsung menuturi kemauan Sang CEO.

.

.

.

"A..apa ? Aku diterima?." Jennie benar benar terkejut dengan perkataan Chanyeol. Ia tidak habis fikir semudah itu aku diterima di perusahaan besar seperti ini?.

Chanyeol menyenderkan punggungnya ke kursi, tatap matanya serius " iya, kau diterima di perusahaan ini. Mulai besok kau akan bekerja sebagai Asisten Pribadiku." Jawab Chanyeol memastikan Jennie.

"Asisten Pribadi??." sekali lagi Jennie membulatkan mata kucingnya. Mulutnya menganga tak percaya.

"Ohh, mungkin..mungkin bapak salah menerima orang, a..aku hanya-."

"Aku tidak pernah salah dalam menerima pegawai pegawaiku." Chanyeol memotong Kalimat Jennie dengan nada yang dingin.

"tunggu, tunggu dulu. Tapi aku tidak pernah melamar sebagai asisten pribadimu Tuan. jadi kau memang salah orang."

"aku sudah bilang, aku tidak pernah salah dalam menerima pegawaiku, Nona Jennie Kim." Chanyeol memberi penekanan diakhir kalimatnya.

Jennie tertegun mendengar namanya di sebut oleh Tuan Park Chanyeol ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jennie tertegun mendengar namanya di sebut oleh Tuan Park Chanyeol ini. dia tahu namaku?, apa ini benar? keajaiban apa ini?.

"jadi, mulai besok kau harus datang pagi hari sebelum aku ada di kantor, ok? dan besok aku akan memberitahumu tentang apa saja yang akan kau kerjakan." Chanyeol menerangkan semua secara detail, dan Jennie hanya manggut-manggut antara percaya dan tidak percaya. Ini terlalu mendadak bukan?.

setelah Jennie di perbolehkan untuk keluar dari ruangan Chanyeol,Jennie masih benar benar Syok , air mata bahagia Jennie mengalir dipipinya. Jennie terhuyung ke lantai, badannya tiba-tiba tidak bisa seimbang.

Brukk , akhirnya ia terjatuh ke lantai tak berdaya. Melihat Jennie terjatuh, Sang Sekretaris Chanyeol berhamburan menghampiri Jennie.

"Nona Nona , apa kau baik baik saja?." Sekretaris itu menepuk nepuk pipi Jennie.

.
.
.


Makasih udh mau baca ff ini, semoga enjoy sama ceritanya. Jangan lupa vote dan comment ya..
Tunggu part selanjutnya okee
Salam yang paling manis:) mimin 💕

FIND YOU (CHANYEOL X JENNIE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang