"DIA .. DIA JENNIE KU SEHUN, JENNIE YANG SELALU AKU CINTAI. PERCAYALAH.." - Park Chanyeol-
"Lebih baik aku miskin kembali seperti dulu daripada aku kehilanganmu lagi" -Park Chanyeol
❌⛔ dilarang plagiat ataupun ngejiplak. Nulis itu susah, tolong har...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
☁️☁️☁️🌤
"Aku pulang". Jennie membuka pintu dengan lesu, tak ada semangat dan senyuman.
"Kamu pulang lebih cepat? Apa sedang tidak banyak pekerjaan dikantor?".
Jennie tiba tiba memeluk sang nenek.
"Aku dipecat". Tangisnya pecah saat itu juga, ia tak mampu lagi membendung air mata yang Jennie sudah tahan di sepanjang jalan.
Nenek terkejut. Dia mengelus rambut Jennie memberi ketenangan. Nenek berpikir, mungkin ini ada kaitannya dengan kejadian Chanyeol di usir dari rumahnya dan kakeknya yang tidak bersikap sopan pada Chanyeol.
"Tidak apa apa nak, memang sudah bukan rezekinya, jangan bersedih. Pergi ke kamar, istirahatlah. Nenek akan buatkanmu teh hangat".
"Tidak perlu".
"Tak apa".
Nenek bergegas kedapur, disana pula terdapat kakeknya yang baru saja pulang berkebun.
"Kau tahu suamiku? hari ini Jennie dipecat dari kantornya".
Kakek pun terdiam sejenak. "Baguslah. Jangan mendekati lagi orang angkuh seperti dia lagi". Katanya acuh.
"Ini semua pasti karena kesalahanmu".
"Kamu menyalahkan aku?!" Suaranya meninggi.
"Lalu apa lagi sebabnya?!". Nenek tak kalah emosi
"Dia memaksaku datang ke rumah mewahnya, dia berbicara omong kosong?! Lalu aku harus apa? Menghormatinya karena dia kaya raya?. Jennie adalah cucuku?! Aku harus menjaganya dari hewan buas macam dia!". Ucapan kakek penuh emosi.
"Jangan bersikap egois! Pikirkan perasaan Jennie. Dia sangat sedih karena merasa dia tidak bekerja dengan baik. Jennie senang dan bangga bisa bekerja disana. Tapi kau? Kau menghancurkan mimpinya".
"Masih banyak pekerjaan yang lebih baik dari itu. Dia mampu menemukan perusahaan selain miliknya!".
"Entah karena alasan apa kau terlihat sangat membenci Chanyeol. Dia anak yang baik dan sopan".
"Dia hanya memakai topeng didepanmu. Orang orang kaya sama saja, mereka itu munafik. Sudah, aku lelah. Aku mau istirahat".
Kakek berjalan meninggalkan nenek.
"Sampai kapan?".
Kata itu berhasil membuat langkah kakek terhenti.
"Aku tidak suka kamu membahas itu. Jadi lebih baik kamu diam".
"Akan ada saatnya dia tahu semua".
"Dan aku tidak akan tinggal diam. Aku akan mempertahankan hak ku".
"Hak katamu?"
Kakek tidak menjawab lagi. Dirinya pergi ke kamar dan menutup pintunya sedikit kencang.
