Untuk menemani malam minggu kalian. Selamat membaca
🔎
Jam sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Chanyeol keluar dari kamar mandi dengan handuk kimononya, mengusak rambutnya yang basah.
Kemeja, Celana, Jas, dasi dan lain lain sudah rapi disimpan di atas kasur. Chanyeol menarik sudut bibirnya, ia tersenyum hangat. Akhirnya ia merasakan pagi yang bahagia seperti ini.
Tak lama Chanyeol memasang kemejanya, Jennie masuk kedalam kamar.
"Sudah selesai?"
"belum" Chanyeol baru saja mengalungkan dasinya di leher.
Jennie tersenyum lalu menghampiri Chanyeol. Segera ia menyeret sebuah kursi kecil untuk Jennie. Kalian pasti tahu perbedaan tubuh tinggi mereka berdua. Tanpa bantuan kursi, Jennie perlu berjinjit untuk menggapai Chanyeol. Ya, itu resiko mempunyai suami tinggi.
Jennie sudah naik kursi tersebut, sedang menyimpul dasi merah di kemeja Suaminya. Sang suami pun hanya diam, menatap lekat istri cantiknya.
Simpulan dasi yang dibuat Jennie itu berbeda, seperti punya ciri khas, panjang dasi kanan dan kirinya selalu sama. Dulu saat Jennie jadi assiten pribadinya, ia juga pernah membenarkan dasinya. Chanyeol pernah mencurigainya, tapi entah kenapa ia merasa takut dan ragu lalu akhirnya melupakannya. Bila saja ia punya sedikit tekad mungkin Jennie bisa kembali lebih cepat.
Tidak lama dasi sudah terikat rapi, ia lalu menepuk nepuk jas Chanyeol, membersihkan kotoran kecil yang ada disana "Selesai".
Bibirnya Chanyeol ini memang sedikit nakal, kini bibirnya menjelajahi setiap inci wajah Jennie sebagai tanda terimakasih. "Terima kasih sayang, aku mencintaimu".
Jennie hanya tersenyum dan membalas dengan tatapan lekat.
Chanyeol merasa tatapannya berbeda, seperti ia sedang ingin membicarakan sesuatu. "Ada apa? kau sedang memikirkan apa, hm?" Tangan Chanyeol menangkup di pipinya.
Pandangannya turun, ia ragu membahas ini dengan suaminya.
"Aku sedang memikirkan nasib nenek dan kakek sekarang. Aku akui, aku merindukan mereka. Aku takut terjadi sesuatu pada mereka".
Raut wajahnya sekejap berubah menjadi dingin. "Kamu tidak perlu lagi memikirkan mereka". Chanyeol marah saat mengingat kedua orang tua itu yang tega memisahkan dirinya dengan Jennie. Ya, Jennie sudah menceritakan semua tentang mereka pada Chanyeol.
"Kau tahu Chanyeol, karena kita dan kejadian waktu itu Kakek dan Nenek telah kehilangan Anak, menantu dan cucunya sekaligus"
"Aku tidak peduli dengan itu—"
"—Tentu kau harus peduli. Kau hampir tidak sanggup bertahan hidup tanpaku. Mungkin itu juga yang dirasakan mereka."
Chanyeol terdiam, wajahnya masih mengeras, menatap tajam Jennie.
"Bolehkah aku pergi kesana sebentar?" Ucap Jennie tiba-tiba.
"Tidak" Tegas Chanyeol.
"Chan kumohon hanya sebentar, aku khawatir keadaan nenek"
"Tetap tidak. Itu berbahaya. Bagaimana kalau kakek tua itu melukaimu lagi seperti waktu itu Huh?!" Oke, Chanyeol emosi.
"Chan... Aku akan melihatnya dari luar saja bagaimana? Saat aku yakin nenek tidak apa apa. Aku langsung pulang".
Chanyeol kemudian membalik badannya, menghindari pembicaraan lalu menyibukkan diri dengan membereskan tas kerjanya. Ia sangat tidak setuju dengan keinginan Jennie.
KAMU SEDANG MEMBACA
FIND YOU (CHANYEOL X JENNIE)
Fiksi Penggemar"DIA .. DIA JENNIE KU SEHUN, JENNIE YANG SELALU AKU CINTAI. PERCAYALAH.." - Park Chanyeol- "Lebih baik aku miskin kembali seperti dulu daripada aku kehilanganmu lagi" -Park Chanyeol ❌⛔ dilarang plagiat ataupun ngejiplak. Nulis itu susah, tolong har...