[PLAGIAT DILARANG MENDEKAT]
Siapa yang tak kenal dengan sosok Agam Elvano Adhitama James. Most Wanted serta Trouble Maker di Paramount School, sangat suka membuat masalah disekolah dan berbuat sesukanya dengan mulut tajamnya itu, tapi tidak ada yang...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
-----
"Karena bersyukur itu wajib untuk dilakukan setiap saat, bila perlu setiap detik."
***
PAGI ini Tania sudah siap untuk transfusi darah dirumah sakit yang sedang merawatnya. Tania selalu siap untuk apapun, yang penting sembuh. Prioritasnya sekarang adalah ia harus cepat sembuh dan kembali seperti semula pada awalnya. Ia tidak mau begini terus-menerus.
Tania sudah diberikan alat-alat serta sudah siap untuk disuntik dibagian tangannya. Lalu proses transfusi darah Tania lancar-lancar saja, tidak ada kendali apapun.
Pagi ini Tania mendapat transfusi darah sebanyak tiga kantong khusus darah dari rumah sakit. Rasanya sudah biasa kalau Tania melakukan hal ini dirumah sakit.
Setelah selesai transfusi darah, dokter dan anteknya pergi dari ruangan setelah memberitahukan sesuatu pada Dahlia.
"Ma apa kata dokter?" tanya Tania.
"Kata dokter kamu akan baik-baik aja." jawab Dahlia dengan seringai kecil, "Kamu sarapan pagi dulu yah,"
Tania menggeleng, "Tania nggak ada nafsu makan Ma. Sebentar lagi aja makannya, boleh kan?" mohon Tania.
"Tidak Tania. Kamu tidak boleh ngebantah Mama kalau soal makan. Ini harus teratur pola makan kamu, kamu tidak boleh seperti ini. Bukannya kamu mau sembuh kan?"
"Iya Ma Tania mau sembuh habis ini."
"Yaudah buruan makan, Mama yang suapin,"
***
Salma duduk dibalkon kelasnya, berdua. Tapi tidak dengan Shira, melainkan dengan Arka. Akhir-akhir ini Salma menghabiskan waktunya bersama Arka. Sehingga Shira dibiarkannya sendiri didalam kelas bersama novelnya itu.
"Pulang ini aku bareng Shira. Nggak bareng kamu dulu gapapa kan?" ucap Salma.
Arka mengangguk pelan, "Iya gapapa,"
Dikeasikan Salma dan Arka, tiba saja Alan datang menghampiri mereka dengan berlari kecil.
"Ka, dipanggil Agam." ucap Alan seadanya.
Arka langsung menoleh, kemudian menatap Salma dengan sorot mata yang mengisyaratkan bahwa ia akan menemui Agam sekarang.