CRUSH ON || chapter 26

302 15 0
                                    


Now Playing = Cinta Untuknya - Naif.

-----

"Jangan sampai terjebak dalam fana dan pikiranmu sendiri."

***

TANIA sudah bersiap pagi ini untuk berangkat kesekolah setelah ia usai sarapan pagi. Tania hari ini tidak membawa kendaraan atau menaikki Bus atau gojek online. Tapi kali ini ia diantar Nino—abangnya.

"Bawa motor jangan ngebut-ngebut, nanti gue—"

"Gue apa? takut kalo abang ngebut nanti lo takut melayang gitu? makanya badan lo itu gemukin dikit, jangan kerempeng-rempeng amat." potong Nino cepat terhadap ucapan Tania tadi.

Plak!

Tania langsung menjiplak kepala Nino yang masih berbungkus helm nya itu. Untung aja Nino cuma ngerasa sakit sedikit karena perlindungan dari helm tersebut. Tania tanpa pikir panjang langsung jiplak aja—karena Nino emang udah nyebelin dari kemarin.

"Tan. Siapa suruh jiplak kepala gue? udah mulai berani sama abangnya sendiri, gitu?" respon Nino setelah ia meringis kesakitan, "Yaudah lo turun sini aja. Abang ngambek nih." lanjutnya berujar.

"Abang apaan sih alay banget jadi cowok, gimana mau punya pacar kalo bang Nino sealay ini. Makanya putus sama cewek yang kemaren iya kan? jomblo bang sekarang?" balas Tania meledek tatkala pikir dua kali lagi.

"Emang lo udah punya pacar apa sampe berani ngatain abangnya jomblo. Jomblo kok teriak jomblo, heran." balas Nino tak mau kalah.

Tania membuka mulutnya setengah lebar, yang dikatakan abangnya barusan itu memang benar. Jomblo teriak jomblo, duh Tania emang dasar.

"Ah?" lagak Tania sedikit bingung mau menjawab apa, "Apa? Gue udah ada kok. Gue nggak jomblo kayak abang!"

Nino memberhentikan motornya dipinggir jalan yang sedikit sepi biar tidak macet nantinya. Nino menatap mata Tania cukup serius, seperti ingin meminta penjelasan lebih atas ucapan adiknya tadi.

"Tan? serius? ayo ngomong siapa pacar kamu!"

Abang mau aja dikerjain. benak Tania dalam hati sembari tertawa kecil.

"Gue kan mantannya Zayn Malik, sekarang lagi pacaran sama Seavey Daniel. Yang anggota grup Why Don't We itu loh bang. Jangan ngomongin ini kalo cuma khayalan, plis ini nyata bang. Yaudah cepet jalan. Udah dijelasin kan?" balas Tania sangat santai. Padahal raut wajah Nino begitu serius pada saat itu.

"Dasar kecebong nganyut."

***

Tania harus sampai didalam kelas, Tania harus memasang raut biasa aja sebelumnya. Jangan sampai semua teman Tania berlagak heran dengan sikap Tania yang gugup dan canggung.

Langkah Tania berhenti mendadak, mata Tania bersayup serta kelihatannya pun tidak jelas. Seperti kabur namun Tania tidak bisa melihat dengan sempurna untuk kali ini. Kepala Tania juga mendadak pusing, awalnya memang terasa pusing sejak semalam, tapi Tania merasa kalau itu sakit kepala biasa. Jadi ia hanya memakan satu pil obat untuk meredahkan pusingnya semalam. Dan rasa itu kembali muncul pagi ini, dan terasa sangat berdenyut menurut Tania.

Ya ampun ini kepala sama mata gue kenapa lagi. Mata gue gak min, tapi kenapa kabur? gak mungkin kalo gue butan mendadak, gak mungkin sama sekali. ucap Tania mengomel dalam hati dengan sedikit sebal.

Tania merabah-rabah mencari kursi didekatnya untuk ia duduk agar tidak jatuh nantinya. Tania menemukan kursi itu didepan kelasnya sendiri, kemudian ia langsung duduk saja.

"Tan lo kenapa? lo gapapa?" tanya seorang tiba-tiba. Tania langsung melirik mencari keberadaan orang itu disampingnya, dan Tania menemukannya—tapi Tania tidak terlalu jelas siapa orang itu, karena matanya masih terlihat kabur. Tapi Tania mengenalkan orang itu lewat suaranya—dia Rani. Ia Rani, teman satu kelas Tania.

"Ran. Nggak, gue gapapa. Gue cuma sedikit pusing aja, terus mata gue sedikit kabur." balas Tania cukup jelas.

"Mata lo kenapa?" tanya orang yang dipanggil dengan sebutan Rani itu bertanya lagi, "Astagfirullah Tan, hidung kamu kenapa?" kagetnya kemudian.

Tania langsung menyentuh bawah hidungnya yang kini keluar cairan kental yang Tania tau itu adalah darah. Darah yang setiap kali muncul keluar dari hidungnya membuat Tania langsung pusing dan membuat matanya kabur tidak jelas kalau melihat apapun.

Tania langsung membuka tas yang ia bawa kesekolah, mengeluarkan sebuah plastik berisikan tissu dan langsung mengusap darah hidungnya itu pakai tissu yang ia bawa.

"Gue gapapa Ran." jawab Tania pelan dan tersenyum simpul.

"Kalo lo sakit gak seharusnya lo sekolah hari ini Tan. Lo bisa istirahat dirumah, atau nggak gue antar keruang UKS ya," usul Rani kemudian.

Tania menggeleng kecil, "Gak perlu Ran. Gue gapapa, cuma pusing doang. Kayaknya mata gue udah mendingan. Yaudah yok masuk kelas."

***

Jam pelajaran telah usai, saatnya jam istirahat tiba. Dimana semua murid Nussa langsung keluar nguyur seperti anak ayam yang baru aja lepas dari kandangnya.

"Tan. Hari ini ada menu baru dikantin." kata Salma bersemangat, "Duh apa sih Shir nama menunya lupa gue. Itu menu lagi trending di Instagram!" lanjut Salma berucap sambil mencolek lengan Shira pelan.

"Nggak usah nyolek Sal. Kebiasaan ih," respon Shira terdengar risih.

"Bronis cake cokelat lumer!!" seru Salma kemudian, sepertinya ia sudah ingat dengan nama menu itu, "Marah mulu. Pms?"

"Kalian aja ya. Gue udah makan kok tadi." jawab Tania cepat. Ia tidak mau mendengar debatan antara kedua sahabatnya itu, yang ada membuat kepala Tania makin pusing nantinya.

"Ha?" Salma serta Shira membuka mulutnya lebar dengan serempak saat mendengar tolak ajakan kekantin dari Tania.

"Kenapa Tan? tumben. Biasanya kalo tentang cokelat langsung gercep. Ini nggak biasanya. Lo ada masalah? cerita dong sama kita." usul Salma kemudian. Ia langsung kembali duduk disebelah Tania, membuat Salma dan Shira saling tatap bingung dan heran.

Tania tersenyum simpul, "Ha? apa? gue gapapa. Gue sehat, gue biasa aja kali guys."

"Itu Tan? kenapa?" kata Shira langsung sambil menunjuk kearah hidung Tania.

"Iya Tan? hidung lo berdarah." lanjut Salma.

Tania langsung mengusap darah itu dengan tangan kanannya, kemudian langsung membuka tas sekolahnya untuk mengambi plastik berisikan tissu disana. Tania langsung mengusapnya perlahan.

"Ke UKS aja yuk, kayaknya lo beneran sakit. Muka lo pucet, bibir lo juga."

CRUSH ONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang