Now Playing = Sleep - Kyler Smith.-----
"Mau kau katakan atau tidak, bila dasarnya dia tidak perduli. Ya percuma."
***
TANIA sedang menelusuri koridor-koridor yang sepi. Karena ini bukan jam istirahat, melainkan masih waktu jam pelajaran berlangsung. Tania masih berjalan dengan santai untuk menuju kelasnya Agam. Kali ini Tania berniat baik kepada cowok itu—dengan mengantarkan makanan pesanannya Agam dari Figo.
Tania ingin menyentuh kenop pintu kelas Agam, berniat ingin membuka pintu tersebut dan masuk kedalam sana menemui Agam.
Ah iya, Tania baru ingat. Ini kan masih jam pelajaran berlangsung. Mana mungkin Agam masuk kedalam kelas, sedangkan dia sedang bolos pelajaran. Tidak ada pikiran lain, Tania memilih untuk mencari Agam di rooftop. Karena disitu paling anti untuk guru-guru naik kesana. Kecuali geng Agam. Yang Tania tau, hanya Agam yang dapat menguasai tempat itu. Jadi Tania harus pergi kesana sekarang.
"Udah lama nggak kesana. Ada perubahan gak yah?" tanya Tania pada dirinya sendiri.
Dengan langkah mengendap-ngendap menuju rooftop—takut ketahuan sama guru-guru. Tania berjalan santai dengan mengendap-ngendap, kemudian setelah itu ia langsung menaikki tangga yang didindingnya bertulisnya tangga darurat. Tania harus pelan-pelan menaikki tangga itu, ingin memastikan kalau rooftop ramai atau tidak.
Kenapa gue jadi gemetar gini kalo mau ketemu Agam? apaan sih Tan! ; ucapnya dalam hati.
Tania mengintip sedikit setelah sampai dianak tangga terakhir, "Alhamdulillah Agam cuma sendirian." gumamnya pelan.
Disisi lain, seorang cowok sedang menikmati angin sepai-sepoi dengan rokok yang sedang diapit dikedua jarinya. Dengan kancing seragam yang dibuka semua, membuat kaos hitam milik Agam tertampang jelas membaluti tubuh tegapnya itu. Sehingga membuat angin itu langsung masuk kedalam tubuhnya melewati kaos hitam itu.
Dengan ekspresi Agam yang santai, membuat Tania berbisik dalam hati, cakep.
Tania melangkah dengan cukup pelan menuju Agam yang kini sedang duduk, "Nikmat banget kayaknya. Ini ada makanan dari Figo." ucap Tania seperti sok dekat.
Mendengar suara lembut itu membuat Agam langsung menoleh kebelakang karena kaget. Ia menautkan kedua alisnya begitu bingung, saat melihat ada gadis itu berdiri dengan tengah menatapnya sambil tersenyum kecil.
"Ngapain lo kesini?"
Satu pertanyaan itu membuat senyum Tania langsung pudar begitu saja. Sedikit menusuk, namun Tania tidak mau ambil hati, karena Tania sudah tau kalau Agam memang begitu. Jadi Tania harap maklum.
"Niat gue cuma mau nganterin ini doang. Tadi lo suruh Figo, tapi gue yang minta buat anterin ini sama lo."
"Terus?" ujar Agam seperti tidak tertarik.
"Ya ini. Makanan lo." balas Tania pelan.
"Taruh aja situ," suruh Agam datar.
Tania mengangguk, kemudian berseringai kecil, "Gue boleh duduk disini? sama lo?"
"Duduk aja nggak ada yang ngelarang."
"Gam.." lirih Tania pelan. Dapat balasan dari Agam dengan lirikan singkat, "Gue nggak suka asep rokok."
"Sebentar lagi habis. Tahan nafas aja."
"Yah gue nggak ada nyawa lah kalo nggak bernafas. Lo aja coba yang nggak bernafas." jawab Tania sedikit tidak terima.
Kemudian Agam membuang bekas rokoknya yang sudah mengecil seperti jari kelingkingnya sendiri. Lalu Agam langsung meraih makanan dan minuman yang ditaruh Tania diatas kursi sebelahnya itu.
"Gue makan."
"Yaudah makan aja, kenapa harus bilang?"
"Bodoh. Setiap orang makan, kalo ada seseorang atau beberapa orang disekitarnya, yang pasti dia nawarin makanlah, biar sopan." balas Agam memperjelas, "Emang lo kalo makan nggak nawarin dulu ya keorang disekitar lo? gak sopan banget."
"Yang gue benci saat gue nawarin makanan ketemen atau orang disekitar gue, dia malah mau. Ya jadi gue nggak enak aja kalo nggak ngasih. Padahal kan itu disaat gue sedang laper-lapernya."
"Dasar."
"Apa? dasar apa?"
"Gak. Diem, gue mau makan. Kalo makan gak boleh sambil bicara. Inget!"
***
Jam istirahat sudah berlangsung sejak lima menit yang lalu, setelah pertemuan Tania dan Agam yang singkat, membuat Tania jadi lebih mengenal Agam seperti teman. Walau ada sedikit perasaan jengkel dihati Tania kalo lagi bersama Agam atau ketemu dengan cowok itu.
"Dari mana?" sambar Salma yang tiba-tiba mengangetkan Tania ketika sedang melamun.
"Sal!" balas Tania kesal, "Gak usah ngagetin."
"Lagian lo ngapain senyam-senyum gitu? kayak orang baru gila tau nggak. Kehabisan obat atau gimana?" ledek Salma tajam.
"Emang senyum gak boleh? lagian senyum itukan ibadah."
"Lah emang iya. Tapi kalo sama orang itu baru kita senyum namanya ibadah juga. Kalo senyam-senyum sendiri kayak gitu.. ya, kayak orang gila geblek,"
" ... " Tania memutar bola matanya malas, "Ya juga sih. Tapi kan gue gak gila woi!"
"Ya gue gatau sih lo gila apa nggak. Mungkin semenjak jatuh cinta mungkin gila," sindir Salma tajam.
Tania melotot. Kaget akan ucapan dari Salma tadi—apa maksud gadis itu?
"Sal. Maksud lo apa? gue jatuh cinta sama siapa? lo jangan pikir-pikir gue jatuh cinta sama—Agam yah. Gue lagi gak cinta-cintaan. Gue cuma mau dia jadi temen gue udah itu aja." Tania sedikit memperjelas.
"Bukannya lo pernah bilang ke gue kalo lo nggak mau sama sekali berurusan sama Agam. Dan bakalan bahaya kalo deket sama dia?"
"Itukan kata lo. Lo ngelarang gue buat berurusan sama Agam. Jadi yang mana yang bener?"
"Tau ah kesel kalo ngomong sama lo. Mau menang aja."
"Lo gimana sih!"
"Lo Tan!"
"Lo Sal!"
"Lo!"
"Lo!"
yaelah lo aja terus sampe mampus.
***
A/N : jangan lupa vote. Maaf kalo nggak nyambung. Namanya juga bukan penulis smart samat terkenal, hanya sedang bermimpi untuk mau menjadi penulis yang smart dan terkenal:(

KAMU SEDANG MEMBACA
CRUSH ON
Ficção Adolescente[PLAGIAT DILARANG MENDEKAT] Siapa yang tak kenal dengan sosok Agam Elvano Adhitama James. Most Wanted serta Trouble Maker di Paramount School, sangat suka membuat masalah disekolah dan berbuat sesukanya dengan mulut tajamnya itu, tapi tidak ada yang...