Now Playing = Cantik - Kahitna-----
"Perlahan, semua terasa mengecewakan."
***
AGAM menatap Tania dengan tatapan serius, entah apa arti dari tatapan itu. Kemudian Agam memalingkan tatapannya ketika ia ketahuan oleh Tania kalau ia sedang menatap gadis itu dengan serius.
"Lo belum makan berapa hari?" tanya Tania langsung, sedikit bernada risih.
Agam menautkan kedua alisnya bingung, "Maksud lo gue nggak dikasih makan gitu sama bokap nyokap gue? iya?" balas Agam datar.
Tania mengangkat kedua bahunya, "Soalnya lo natap gue kayak gitu amat, seolah-olah gue itu makanan, dan lo pingin makan gue."
"Tanggepan lo terlalu lebay," kata Agam, kemudian Agam berdiri hendak pergi dari rumah Tania, "Tau ah gue mau pulang. Lo bertiga mau ikut gue apa gak?" lanjutnya sambil menunjuk kearah Arka, Alan, Figo.
"Kemana pun Tuannya pergi, para sang panutan pun harus ikut kemana pun Tuannya pergi. Kita mau ditraktir lo makan kam Gam?" sorak Figo.
"Makan, makan, makan, dan makan. Percuma lo makan banyak tapi badan lo gitu-gitu aja, mulut gak capek apa ngunyah mulu?" respon Agam terhadap Figo.
"Kalo gitu gue ikut yah," lirih Tania kemudian.
"Lah? sejak kapan lo jadi penguntit gue hah? emang lo siapanya gue?" protes Agam.
Tania menggeleng pelan, "Nggak, gue nggak nguntitin lo kok, geeran amat,"
"Terus? kenapa harus ikut sama kita berempat?" balas Agam masih datar.
"Yah sekalian, lo kan mau traktir mereka bertiga tuh, masa kita nggak ditraktir juga? ya nggak girls?" rayu Tania.
"Iya Gam." balas Shira dan Salma serempak.
Agam memincingkan matanya curiga, "Kalo mau makan ya makan aja. Kenapa harus ikut kita? lagian lo kan punya uang, kenapa gak bayar sendiri? dasar pelit."
"Nggak, gue gak pelit kok. Lo yang pelit, idih pelit teriak pelit." kesal Tania memuncak.
"Idih, tadi sok ngerayu, sekarang marah-marah. Maksud lo apaan sih? awas nanti penyakitnya gak sembuh loh," sindir Agam tajam.
"Bisa nggak, nggak usah bawa-bawa tentang penyakit gue? gue yakin gue bisa sembuh total kok," balas Tania semangat.
"Eh, kalo sekedar sakit demam tinggi itu paling juga sembuh dua atau tiga harian lah. Lah lo? buat apa coba ke Singapore segala cuma buat nyembuhin penyakit gituan. Ngabisin duit orang tua lo aja," desis Agam tak mau kalah.
"Urusannya sama lo apa? emang lo yang bayarin biaya rumah sakit gue? nggak kan? lagian kenapa lo yang banyak omong?" kesal Tania sedikit memuncak. Gadis ini langsung berbalik badan dan hendak pergi dari sini.
"Tan? lo mau kemana? gak jadi ikut Agam?" tanya Salma dengan lagak polosnya.
"Nggak." balas Tania seadanya dengan nada seketus mungkin.
***
Ketiga teman Agam sangat heran ketika mobilnya melaju kejalan yang bukan dituju. Ini mengarahkan kerumah Agam, bukan tempat tongkrongan mereka sehari-hari.
"Gam?" ucap Figo memberi kode terhadap Agam.
"Udah kalian pada diem aja. Makannya diundur jadi entar malem. Gak mood gue mau makan sekarang gara-gara tuh cewek penyakitan." balas Agam langsung peka.
"Gue bukan mau nanya itu kampret. Gue mau nanya mobil kesayangan lo mana? kok gak dipake buat pergi?" ucap Figo memberitahu.
"Emang yang duanya mau taruh dimana? muat aja nggak goblok. Itu kan khusus untuk dua orang. Gue sama calon pacar gue nanti," ucap Agam antusias.
"Wah, sang Agam Elvano si badboy Paramount School akhirnya mempunyai motivasi untuk mencari pacar.. kagum gue sama lo Gam," goda Alan dengan gombalannya.
"Emang yang lo targetin sekarang siapa? kok nggak pernah kasih tau kita sih Gam? ah payah lu mah," tambah Arka.
"Iya gimana sih, masa iya disembunyiin dari kita-kita. Gak suceng itu namanya." lanjut Figo.
"Nggak ada. Disekolah juga nggak ada yang gue taksir, muka semuanya sama aja. Gak ada yang cantik. Kayak kucing garong banyak."
***
Alunan musik akustik terdengar keras diruangan lantai dua, dikamar Tania. Mau sekeras apapun bunyinya, dari arah dalam kamar Tania pun dari luar tidak ada yang dapat mendengar.
Beginilah Tania kalau sedang kesal. Musik jadi permainannya, dia juga bisa dibilang sangat suka dengan musik. Selain bisa memainkan gitar, Tania juga bisa bernyanyi. Tapi ia tidak berminat untuk menjadi super star atau penyanyi gitu.
Tania menghampiri speaker kesayangannya itu, mencari tombol untuk mengecilkan volume suara lagu. Kemudian akal pikiran Tania teralih kepada satu cowok yang sangat membuatnya langsung bergidik jijik.
"Lah? kok gue tiba-tiba mikirin tuh cowok sih,"
"Ah iya, kenapa juga tadi siang gue kayak bersikap sok akrab gitu sama dia, pake acara minta ditraktir makan juga lagi. Idih kok gue gini ya? jijik aah ingetnya."
"Seharusnya kan gue itu gak perlu negur dia, apalagi sok akrab kayak gitu. Ogah banget kan."
"Aduh Tania, kenapa sih? ada apa sih?"
Tania mengumpati penyesalannya karena ia sudah bergidik sok akrab tadi siang didepan Agam. Perlakuan memalukan macam apa lagi itu yang Tania perbuat?.
Kemudian Tania kembali membesarkan volume speakernya itu dengan full/sampai habis. Bahkan, orang menotok pintunya pun ia sampai tidak dengar pada saat waktu itu.
"Kayaknya gue dah mendingan deh, gak capek lagi aja gitu, besok gue harus sekolah!"
"Udah banyak banget nih ketinggalan pelajaran sama gosip-gosip terbaru di Paramount School."
***
PLIS YA, JANGAN LUPA VOTE NYAAAAAAAAAA!!!!!!!!!!!!!
DAN KOMEN JIKA ADA KESALAHAN/ FEEL CERITAKU BAGUS KALIAN JUGA BOLEH KOMEN!!! AKU HAPPY KOK.HAPPY READING NEXT PART🌈🌈

KAMU SEDANG MEMBACA
CRUSH ON
Ficção Adolescente[PLAGIAT DILARANG MENDEKAT] Siapa yang tak kenal dengan sosok Agam Elvano Adhitama James. Most Wanted serta Trouble Maker di Paramount School, sangat suka membuat masalah disekolah dan berbuat sesukanya dengan mulut tajamnya itu, tapi tidak ada yang...