CRUSH ON || chapter 32

332 11 3
                                    


Now Playing = Yellow Hearts - Ant Saunders.

-----

"Aku akan mencarimu, disetiap orang yang aku temui."

***

AGAM sengaja mengikuti Arka dan Alan pergi kekelas Salma. Karena itu juga kelas Tania. Agam masih merasa gengsi dengan gadis itu. Perihalnya, Agam selalu merasa salah tingkah jika berada didekat Tania. Jadi, Agam ingin melihat apakah gadis itu ada didalam kelas.

"Tumben ngikut," cibir Arka pada Agam.

"Ya nih, biasanya paling males ngikuti Arka kekelas Salma," tambah Alan ikut menyindir.

"Eh apa salahnya kalo gue ikutan! lagian gue males dikelas sendirian. Figo dikantin lagi pacaran," balas Agam sembari berdecak.

"Nah ini gue mau pacaran Gam? lo mau ikutan jadi nyamuk?" sindir Arka tajam.

"Emangnya lo ada pacar?" balas Agam beralih melirik Alan.

"Adalah," balas Alan dengan lagak sombongnya.

"Siapa!"

"Kepo lo ah,"

"Setan lo!"

Setelah sampai didalam kelas Salma. Semua siswi didalamnya langsung berbisik-bisik, karena yang baru saja masuk kedalam kelas mereka itu adalah Mos Wanted Paramount School, siapa gak kenal dengan geng Agam Cs?

Arka langsung menghampiri Salma dengan mengajak gadis itu untuk makan dikantin. Dan Salma mau akan hal itu. Perihal Shira, Alan mengajaknya dengan basa-basi saja, agar ia tidak terlihat seperti nyamuk pada umumnya.

Agam melirik keliling sisi kelas. Orang yang dia cari tidak ada. Kemana gadis itu? batin Agam.

"Nyari siapa Gam?" tanya Shira yang sedari tadi melihat gerak-gerik Agam yang kebingungan akan mencari sesuatu.

"Mm.. gak ada." balas Agam datar.

"Nyari Tania? jujur aja lo! buset dah kalo suka ya ungkapin jangan gengsi terus. Kan udah jadi pasangan prom. Masa gak pacaran," sindir Salma kemudian. Agam langsung melirik tajam kearah Salma sedikit tidak terima dengan sindiran itu.

Keempat orang yang dihadapan ini langsung tertawa meledek Agam yang saat ini seperti kepergok akan sesuatu. Sialan.

Agam berdecak sebal, "Udah ah, buruan kekantin," Agam langsung melangkah lebih dulu keluar kelas dan menuju kantin.

Setelah sampai dikantin Agam langsung duduk dengan memasang wajah yang begitu kesal. Yang membuatnya lebih kesal lagi sekarang adalah seorang gadis menghampirinya dengan lagak seolah mereka berpacaran.

Agam menoleh, Agam sudah tau betul gadis ini siapa. Siapa lagi kalau bukan Tukang Bully sekaligus Trouble Maker, Rasya bukan tipe cewek yang disukai Agam. Cih.

"Sayang, kita makan ya? kamu mau makan apa biar aku yang pesen," ucap Rasya dengan suara khasnya.

Agam melirik Rasya tajam, "Gue gak nafsu makan." jawab Agam cuek.

"Ah, kenapa? kamu sakit?"

Agam berdiri dari tempat duduknya, "Karena ada lo, nafsu makan gue ilang!" kemudian Agam pergi dari hadapan Rasya, keluar kantin.

Bukan hanya Rasya Cs dan Agam Cs yang melihat kejadian ini. Tapi semua pasang mata dikantin melirik kearah kejadian ini. Seluruh tukang jualan dikantin pun ikut melihat. Hening sejenak, lalu langsung suara riuh dan bisik-bisik kembali terdengar. Rasya tau, semua dikantin ini sedang berbisik mengenainya yang sudah dibuat malu oleh Agam. Rasya, sebagai perempuan ia sangat malu dicampakkan seperti tadi ditempat umum. Menyebalkan.

Rasya menghela nafas berat, kemudian melirik kearah keempat orang yang kini sedang memerhatikannya dengan senyuman ledek, "Apa kalian liat-liat!"

"Lo jadi cewek kasian banget. Kalo Agam gak suka ya jangan dipaksa," celetuk seseorang dari meja belakang. Rasya menoleh, mendapati sumber suara. Figo.

Rasya menggeram, "Emangnya lo playboy kampungan!" balas Rasya tidak terima. Ia langsung pergi dari kantin. Tak lupa diikuti oleh para dayangnya.

"Masih mending gue. Yee dari pada lo gak laku! satu cowok aja gak mau apalagi yang lain." teriak Figo membalas perkataan Rasya. Figo tidak perduli saat ini suaranya cukup keras, tujuan Figo membuat Rasya bertambah malu. Semalu mungkin.

Rasya menghentikan langkahnya diambang pintu utama kantin, lalu kembali menoleh kearah Figo dengan tatapan tajam, "Disekolah ini nggak ada tipe cowok gue! kecuali Agam."

Figo tersenyum remeh kearah Rasya, "Tapi lo bukan tipe Agam!" teriak Figo sembari terkekeh remeh. Rasya melipatkan kedua tangannya didada dengan geram terhadap Figo sembari. Sialan. Kemudian ia langsung keluar dari ambang pintu kantin menuju kelasnya dengan langkah dihentakkan.

Alan terkekeh, "Anjir lo Fig, kebiasaan banget lo gangguin Rasya,"

"Lagian sok cantik banget, manggil Agam sayang-sayang. Gak ada akhlak emang." cibir Figo kemudian.

Figo melambaikan kedua tangannya keatas ke seluruh penjuru isi kantin, "Semunya kembali makan guys. Kejadian tadi anggep aja cuma sebuah iklan sabun detol. Oke guys?"

***

Tania sudah dirawat dirumah sakit di Singapore. Disini Tania ditemani oleh Dahlia dan juga Lesya. Perihal Hamid, Nino dan juga Talia mengapa tidak ikut ialah Hamid harus mengejar meeting pentingnya dengan klien dari Jepang, dan Tania memaklumi itu mengapa Ayahnya tidak ikut mengantar. Perihal Nino dan Talia, itu memang tidak diidzinkan oleh Dahlia untuk ikut. Mengapa? keduanya padahal sangat senang jika diajak. Yap, tujuan utama keduanya bukan mengantar Tania, malahan untuk pergi jalan-jalan bak sedang liburan dan foto-foto, update sosial media. Padahal keduanya pun sering ngikut ke Singapore hanya untuk menemani Tania check-up. Tapi kali ini mereka tidak ikut. Dan diberi amanah pada Dahlia untuk menjaga rumah saja. Kasian.

"Sebentar lagi Mama pulang ke Indonesia, sayang. Kamu disini baik-baik ya. Apa yang diperintahin Dokter Lea harus nurut. Nanti minggu depan Mama kesini lagi ya, sama Talia atau gak Abang kamu," ucap Dahlia sembari mengelus rambut Tania dengan lembut.

"Ma, jangan sama Talia. Dia kan ada urusan. Sama Abang aja, apa nggak sama Papa. Ya?" balas Tania.

Dahlia mengangguk paham, "Ah yaudah kalo gitu. Nanti Mama WhatsApp ya, bye sayang." Dahlia mencium puncak kepala Tania dengan tulus.

Dahlia menoleh kearah Lesya, adik kandungnya itu, "Ayo. Nanti kalo ada apa-apa, kamu langsung kabarin Kakak, ya,"

Lesya mengangguk, "Iya Kak."

"Yaudah kamu sendiri dulu gapapa ya Tan? Tante Lesya mau anterin Mama sebentar ke Bandara. Jangan nakal kamunya." ucap Dahlia sekaligus berpamit pada anak gadisnya itu. Dan Lesya ikut Dahlia hanya sampai di Bandara.

"Hati-hati, Ma."

"Iya sayang. I love you."

"I love you too Ma."

CRUSH ONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang