Now Playing = Tak Mampu Pergi - Sammy Simorangkir.-----
"Selalu salah walaupun kenyataannya benar."
***
HARI ini adalah hari terakhir Tania berada dirumah sakit. Ia bernafas dengan lega, karena ia sudah segera ingin pulang. Ia tak mau berlama-lama dirumah sakit, entah Tania tidak betah berada disana. Ia kangen sekolah.
Tania melirik jarum jam dinding yang sudah menunjukkan pukul 9 pagi. Dimana jam 10 pagi nanti ia akan pulang.
"Tania udah siap-siap buat pulang?"
"Udah, Ma."
"Minggu depan kita bakal ke singapore. Mau transfusi darah lagi. Sekalian meriksa kesehatan kamu dan meriksa perubahannya,"
"Kenapa harus disingapore sih Ma? ngabisin ongkos aja tau nggak. Mending dirumah sakit dijakarta aja, kenapa harus diluar negeri?"
"Tania. Rumah sakit disana sama rumah sakit dijakarta ini sangat beda jauh kualitasnya. Disana dapat meyakinkan kalau kamu bisa sembuh. Karena dokter disana rata-rata dokter spesialis semua. Jadi kamu harus ngerti. Jangan ngebantah Mama. Ini demi kepentingan kamu, Mama sama sekali tidak perduli seberapa besar uang yang sudah dikeluarkan sama Mama dan Papa. Yang penting kamu sembuh, Tania."
Tania merunduk, "Maafin Tania Ma."
Dahlia menghembuskan nafasnya lembut, "Nggak perlu minta maaf. Hanya jangan ngebantah Mama sama Papa itu aja."
"Iya Ma Tania nggak bakal bantah lagi,"
"Ini baru anak Mama."
Dahlia langsung mengajak Tania keluar dari ruangan dengan dibantu perawat rumah sakit. Dahlia melangkah menuju arah tempat administrasi pembayaran, sedangkan Talia dan Nino mengajak Tania menuju parkiran mobil untuk menunggu didalam mobil saja.
"Bang? Tania besok boleh sekolah kan sama Mama?" tanya Tania pada Nino.
Nino menggeleng, "Belum dibolehin dulu besok sekolah. Fisik lo masih keliatan lemah, jadi Mama khawatir kalo lo kenapa-napa disekolah. Jangan dululah Tan."
Talia mengangguk setuju, "Iya kak jangan dulu. Paling besoknya atau besoknya lagi," sambung Talia pelan.
Tania hanya mengangguk singkat sebagai persetujuan kalau ia besok tidak boleh sekolah dulu.
***
Tania sudah sampai dirumah setelah satu jam yang lalu. Disini sudah ada Shira dan Salma, kedua gadis itu sudah berada dirumah Tania sebelum Tania pulang kerumah.
Ditangan Salma sudah ada satu piring berisikan makanan nasi berserta lauk pauknya, dan ditangan Shira sudah ada satu gelas susu putih hangat, itu sudah disiapkan sama Bi Anum untuk Tania makan siang ini.
"Nih, nanti ini dimakan."
Tania hanya mengangguk sambil menyeringai lebar sebagai jawaban.
"Lo masih suka adu mulut sama.. Agam?" tanya Salma tiba-tiba.
Tania menautkan kedua alisnya dengan jelas, "Gue nggak suka berurusan sama Agam."

KAMU SEDANG MEMBACA
CRUSH ON
Teen Fiction[PLAGIAT DILARANG MENDEKAT] Siapa yang tak kenal dengan sosok Agam Elvano Adhitama James. Most Wanted serta Trouble Maker di Paramount School, sangat suka membuat masalah disekolah dan berbuat sesukanya dengan mulut tajamnya itu, tapi tidak ada yang...