Hanya Allah lah sebaik-baiknya tempat kita berharap dan berkeluh kesah.
.🐣
Vote sebelum Membaca.
Yaa...
Malam dikhitbahnya Yumna merupakan malam dimana seharusnya ia berkutat dengan buku.
Karena keesokan harinya UN sudah menunggu.
Yumna berjalan santai mencari ruang mana yang akan menjadi saksi kelinglungannya saat UN berlangsung.Setelah menemukan ruang nya Yumna mengahampiri Nadine berjalan bersama menuju kantin.
Nadine memperhatikan penampilan Yumna beda dari biasanya, rok panjang, baju lengan panjang, namun tak ad jilbab yang menutupi rambut indah nya.
Serta...
Di jari manis Yumna terdapat cincin emas yang melingkar indah disana."Itu cincin apaan?, tumben make cincin?." tanya nadine seraya mengejek.
"Tunangan."
Nadine tercengang untuk sesaat dan...
" Hahahahahhaahhaha lu mimpi apa?, cowo mana yang mau sama lu??." terbahak-bahak.
"Arfan Hisyam." kata Yumna tanpa beban.
Mendengar hal itu Nadine melanjutkan tawanya. "Hahahaha kalo becanda jangan di barengin halu lah, hadehh capekk ketawa ih hahah lucu pisan euy."
"Hadeh, gua serius kenapa sih?."
Nadine menatap lekat mata Yumna tersirat keseriusan didalamnya.
Tetesan airmata nya tumpah ruah tanpa suara, Nadine hanya terus memeluk sahabatnya."Akhirnya lo dapat yang bisa nuntun lo kejalan Allah." kata Nadine berbisik seraya melepas pelukannya.
"Iyaahh Din gak usah mewek gitu kali haha...." mencoba menyairkan suasana.
"Jadi kapan lo hijaban?." Tanya Nadine penuh kehati-hatian.
"Eng...." perkataan Yumna terpotong tak kala suara berat nan lembut itu menyapa pendengarannya.
"Mulai hari ini. Tolong pakai, saya gak mau sampai Abi kamu dan saya ditarik bersamaan dengan kamu ke neraka saat hari hisab nanti."
Arfan berkata seraya menyodor kan sehelai jelbab putih.
"Kenapa?." tanya Yumna heran.
Jujur Yumna belum siap, sama sekali, namun perkataan Arfan sangat menohok hatinya.
"Sekarang saya berhak bilang ini, ini kewajiban, saya hanya cemburu ketika orang lain melihat aurat mu, dan mendahului saya."
Bukan mudah untuk seorang Arfan berbicara pada lawan jenisnya, namun ini bersifat wajib!.
Mau tidak mau harus tetap ia lakukan toh untuk kebaikan Yumna sendiri.
Jantung Arfan berdegup tak karuan, kalau bukan karna ada Nadine dia tidak akan mau menghampiri Yumna sendirian.Yumna melirik kearah Nadine.
Nadine mengangguk, seraya menepuk pelan bahu rapuh sahabatnya itu, seakan meyakinkan bahwa itu wajib tak perlu ragu.
Bahkan malaikat maut tak pernah ragu untuk datang menjemput nyawa hamba Allah pada waktunya.🍁
Arfan melihat calon istrinya dari kejauhan.
"Ya Allah betapa cantiknya saat dia menutup auratnya." batin Arfan.Namun, seseorang berdiri di hadapannya dan menghalangi pandangan Arfan pada Yumna, namun Arfan mensyukurinya kalau tidak ia akan terjerumus dalam zina mata.
"Hmm, Arfan...." kata seorang gadis.
"iya?."
Entah dari mana dan siapa gadis itu Arfan benar-benar tidak tau, dan tidak ingin tau.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jannah.
Romance⚠Dont copy all of my story⚠ Yumna Anara. Nakal, tebar pesona, tomboy, dan semua sifat buruk lainnya yang tak seharusnya ada pada seorang gadis, namun melekat erat pada si pembuat onar ini. Namun kenakalannya sepertinya harus usai. Kala Dia si murid...