15. Never Enough

3.3K 179 28
                                    

We passed the pain together a bitch never enough to destroy it.

-YumnaAnara-

🍁

Seorang gadis bergamis maroon menelusuri koridor kantor yang bernuansa cokelat itu. Yumna mengantar makan sore untuk Arfan, karena kemungkinan malam ini Arfan akan lembur.
Hah... Pasti malam ini menjadi malam penuh rindu kepada Arfan. Yumna memencet tombol lift untuk mengantar nya ke lantai dasar.

Jangan tanya kemana Arfan atau kenapa ia tidak mengantar Yumna sampai ke pintu mobilnya. Yumna bahkan merasa kasihan dengan Arfan kerjaannya begitu menumpuk, berkas dimana-mana. Jangan tanya sekeras apa Arfan saat memaksa agar ia mengantar Yumna bahkan sampai kerumah mereka.

Dan bersyukur kali ini Yumna berhasil meyakinkan Arfan bahwa ia bukan lah anak kecil yang harus terus di gandeng tanganya oleh Arfan.

Sebuah tangan menyelip, menahan agar pintu lift tidak tertutup. Yumna mendongakkan kepalanya. Darahnya nendidih bahkan saat ia hanya melihat tanpa mendengar hinaannya.

Wanita itu melambaikan tangannya centil sebelum high heels super tingginya itu melangkah masuk kedalam pintu lift.

"Hai." ucap wanita itu menaikkan sebelah bahunya, dan jangan lupa ekspresi sombongnya.

"Wa'alaikumussalam."

"Norak."

"Allhamdullilah."

Aira memutar malas bola matanya, bertingkah seolah Yumna adalah sesuatu yang menjijikan. Yumna menyesal lebih baik ia menggunakan tangga darurat saja, tapi mau bagaimana lagi. Penyesalan selalu datang di akhir. Sekarang Yumna hanya bisa berdoa, dan berdzikir sebanyak banyak nya di dalam hati.

"Btw, masih inget omongan gua kan?."

Yumna masih terus menunduk berdzikir agar tak tersulut emosi.

"Gua ga pernah main-main. Arfan, gua pastiin bakal sama gua, dan siapapun yang ngehalangi bakal gua singkirin gak terkecuali lo!."

Yumna rasa cukup sudah wanita gila ini memanas-manasi dirinya. "Cukup Aira!."

Aira merasa mangsanya masuk jebakan, dan menganggap itu sebagai hal yang menarik dan sangat tidak boleh untuk dilewatkan langsung memutar badanya menghadap Yumna seraya melipat tangannya didepan dada.

"Listen, we passed pain together  a bitch never enough to destroy it!."  Yumna emosi namun terlihat sangat tenang dan anggun.

Tingg...

Bersamaan dengan berakhirnya kalimat Yumna yang menusuk pendengaran Aira pintu lift pun terbuka.

"Astagfirullah..."

Yumna beristigfar semoga ini menjadi kali terakhir ia berkata kasar.
Tapi jujur saja hasutan Aira berhasil membuat Yumna yang semula tenang mendadak gelisah. Bagaimana jika Arfan tergoda?.

Yumna berbalik kembali memasuki pintu masuk dan kali ini ia memilih tangga darurat saja.

"Hosh...hosh... Aa--assalamualaikum Mas..." Nafas Yumna tersenggal-senggal.

"Kenapa apa ad yang ketinggalan?."

Yumna mengangguk terburu-buru.

"Apa sayang?."

"Kamu Mas."

Arfan menyerngitkan dahinya bingung.

"Iyah. Kamu ketinggalan. Aku nemenin Mas yah?."

Arfan rasanya seperti menang undian secara beruntun. Bahagia. Hanya itu yang dapat menggambarkan perasaannya. Arfan memeluk Yumna yang masih terenggap-enggap.

"Ma--Mas... Se--sek."

Arfan terkekeh melonggarkan pelukannya dan mengecup kedua kelopak mata indah Yumna.

"Kamu mau gimana, di ruang istirahat Mas atau..."

Yumna langsung memotong kalimat Arfan.

"Aku sama Mas!."

"Okey."

🍁

Jarum jam sudah menunjuk pukul 23.16 sangat larut. Arfan melirik Yumna yang terlelap damai di sofa. Arfan mengambil Handphonenya menelpon supir berniat menyuruh nya membereskan barang bawaan Yumna dan Arfan.

Sedangkan Yumna?, tentu itu menjadi urusan Arfan seorang diri.

"Assalamualaikum tuan"

"Waalaikumussalam pak... Tolong ya oas tas Yumna sama tas laptop saya pulang sama bapak aja Yumnanya naik sama saya."

"Iya tuan."

Arfan menggendong Yumna ala Bridal style dan dengan segera keluar dari ruangan tersebut.

Pak dirman namanya, supir pribadi kepercayaan keluarga Arfan. Beliau sudah berumur 40an. Sesuai perintah tuan mudanya Pak dirman membereskan semua   yang di perintahkan Arfan padanya.

"Permisi."

"Iya, si mbak siapa ya?."

"Saya sekretaris Arfan."

"Oh yaudah saya permisi, Assalamualaikum Mbak."

Pak Dirman melangkah menuju lift didalamnya ada beberapa karyawan lainnya termasuk Aira yang berdiri tepat dibelakang Pak Dirman. Mencurigakan.

🍁

Aku mau nanya lagi nih.

Kalau untuk Airanya menurut klian gimna?

Jangan lupa vote yahhh❤❤

🍁

ASSALAMUALAIKUM JANNAH❤

Jannah.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang