6. Kakak or Mas?

3.5K 299 9
                                    

Sudah satu minggu sejak pernikahan mereka kemarin.
Dan hari ini Yumna dan Arfan hendak menuju ke rumah orang tua Arfan, untuk sekedar makan siang bersama menyambut anggota keluarga baru mereka yaitu Yumna.

Dan sekarang mereka tengah berada di ruang makan.

"Fan, kamu kalo gk kuliah lagi juga gak masalah, karna kamu udah paham betul dengan dunia bisnis, dan lagi umur kamu kan dua tahun lebih tua dari Yumna."

"Uhukkk..." Yumna tersedak kala mendengar kata lebih tua.

Tersirat raut khawatir di wajah Arfan saat Yumna tersedak.

"Arfan kamu tinggal kelas?." tanya Yumna to the point dengan sangat polos.

Sontak kalimatnya tersebut mengundang tawa orang-orang disekitar nya.

"Astagfirullah Yumna...." Arfan menghela nafas pelan tak habis fikir dengan omongan istrinya barusan.

"Jujur kamu tinggal kelas?, pas kelas berapa?." Yumna makin penasaran.

"Gak Yumna saya sekolah khusus bisnis selama 2 tahun di luar negeri seharusnya waktu itu saya masuk SMP, tapi saya milih 2 tahun untuk belajar bisnis, dan saya gk tinggal kelas." jelas Arfan panjang kali lebar.

"Jadi umur kamu sekarang?."

"20 jelang 21."

Yumna ber Oh ria. "Kamu 18 kan?." tanya Arfan.

"Salahhh!." dengan cengiran khasnya.

"jadi?." Arfan dibuat bingung oleh gadis ini.

"17, karena Yumna ultah nya akhir tahun." tersenyum ramah.

"hmm, Yumna sebaiknya kamu ganti sebutan untuk Arfan deh, masa sih sama suami sendiri saya, kamu, nama, kurang sopan dong sayang." Kali ini Ummi Arita angkat bicara.

Ucapan Ummi berhasil menyadarkan Yumna dan Arfan.

Untuk pertama kalinya mereka berbincang lama dan sangat terasa menyenangkan.

Mereka saling bertemu tatap, keduanya dibuat bingung dengan perintah Ummi Arita.

"Iya tenang Ummi kita lagi nyari panggilan yang pas aja kok, ya kan Yumna?." elakk nya sambil tersenyum manis pada Yumna.
Yang hanya dibalas anggukan cepat.

Arita menghela nafas panjang dn meneguk air mineral, lalu berkata dengan ragu. "Alhamdullilah, oya hmmm jangan lama-lama yaaa...."

Arfan menatap Ummi nya dengan tatapan tanya yang sulit diartikan, mungkin seperti "apa maksud Ummi?."
Berbeda dengan Yumna dia tak menghiraukan obrolan mertuanya itu.

"Mi baru juga seminggu masa mau secepet itu." Celetuk Ayah yang berhasil mencairkan suasana yang mencekam bagi Arfan.

Arfan hanya tersenyum canggung. "Hehe iya bener Yah...." sambil melirik tak percaya kearah Yumna yang terus makan tanpa beban.

"Yaa kan Ummi cuman pengen Cucu doang." sambil kembali menyendokkan nasi kemulutnya.

Yumna menghentikan aktivitas makannya kala Ummi mengucap kan hal yang sangat ditakutinya, Yumna tak bisa menjawab, dia melihat ke arah Arfan dan mendapati laki-laki itu menatapnya kesal.

Jannah.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang