21. Batagor?!

2.7K 196 31
                                    

Hal-hal yang dianggap sederhana ternyata jauh lebih membahagiakan.

-Jannah-

🍁

Vote sebelum membaca!

🍁

        Yumna berbaring di tempat tidur nya sambil tak henti-henti nya menatap poto USG sang calon buah hati. Ia juga melupakan sejenak tentang kecemburuan nya pada Arfan dan wanita bernama Nabila tersebut. Ingat!!!. Hanya sejenak Yumna membetulkan posisi nya yang semula berbaring menjadi duduk bersender di kepala tempat tidur yang berukuran besar itu. Ia menatap Arfan yang tengah sibuk dengan laptop nya di meja tempat biasa Yumna menulis dairy. Yaa... Selama Yumna hamil. Untuk menyelesaikan pekerjaan nya di ruang kerja yang masih satu atap dengan Yumna saja rasanya berat untuk Arfan lakukan. Alhasil ia meminjam meja milik Sang Istri. Beberapa kali Yumna membuka mulut nya ingin mengeluarkan suara nya. Namun, selalu gagal ia seperti terlalu takut untuk menanyakan hal itu. Tidak, bukan takut Arfan akan marah. Hanya saja, Yumna tak siap untuk kecewa lagi. Yumna melamun, tatapan kosong nya mengarah pada poto USG tersebut. Entah sudah berapa lama, bahkan ia juga tak sadar dengan kehadiran sang suami.

        Arfan menidurkan kepala nya diatas paha Yumna, menjadikannya bantal penghilang penat ternyaman yang pernah ada dan mulai memejam. Yumna menghela nafas pelan. Rasanya semakin hari Arfan semakin moody-an. Yumna mengelus lembut rambut Arfan, sesuatu yang akhir-akhir ini biasa Yumna lakukan saat Arfan tidak bisa tidur. Ya... Akhir-akhir ini Arfan juga susah tidur, padahal kan yang hamil Yumna.

"Sayang... Makan batagor yuk?." Arfan bertanya dengan mata yang masih terpejam.

"Mas ngigau hm?."

Arfan membuka mata nya yang kelihatan lelah. " Enggak ih Mas pengen banget makan pedes."

"Ih Mas!. Kan aku yang hamil kok Mas yang ngidam???." tanya Yumna tak terima karena Arfan duluan merasakan yang nama nya ngidam.

"Tapi apa salahnya sih?, Mas kan cuman kepengen."

"Ga adil banget masa aku yang hamil Mas nya yang ngidam." Yumna mengerucut kan bibir nya.

"Hmm yaudah kalo ga bo---." Arfan tak sanggup melanjutkan kalimat nya karena rasa mual. Ia segera menutup mulutnya dengan tangan.

Arfan berlari ke dalam toilet kamar nya"Hoeek..."

"Mas??." Yumna sedikit berteriak.

"Mas kenapa?!!."

Arfan masih tidak menjawab hanya ada suara kran air dan suara...

"Hoeekk..." Arfan memuntahkan isi perut nya. Setelah puas dan merasa sudah lebih membaik, ia segera menghampiri Yumna lagi.

Arfan terduduk lemas di tempat tidur nya.

"Mas kenapa?, kok muntah tiba-tiba sih?."

"Gatau, tapi Mas pengen batagor."

"Mas ngidam beneran?."

"Sayang... Mas gatauuu."

Jannah.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang