13. Keberanian

3.2K 196 15
                                    

Vote sebelum membaca

🍁

Sudah sejam lamanya Yumna menunggu Arfan di ruang lobby. Bukan tanpa sebab Yumna menunggu disini. Ulah siapa lagi kalau bukan 'perempuan' sinting itu.
Yap...
Yumna berhasil melawan trauma nya, semua ia lakukan demi Arfan. Laki-laki yang sangat ia cintai. Yumna tak akan rela jika 'wanita' sinting itu menyentuh seujung rambut Arfan sedikit pun.
Memang masih sedikit pusing saat mengingat kejadian yang sangat memilukan beberapa tahun silam, bahkan Yumna enggan untuk menyebut nama 'wanita itu'.

"Sa...sayang?."

Yumna baru saja mau membuka mulutnya, namun suara nya tertahan dengan ocehan super bawel dari suaminya.

"Kenapa kamu nunggu disini?, kenapa kamu ga nunggu di dalam ruangan Mas?, apa sekretaris Mas ga bilang?."

Arfan bertanya secara beruntun dan bertubi-tubi, membuat Yumna terkekeh geli karna kekhawatiran suaminya.

"Mas... Mas udah ya aku gapapa, ayo kita ke ruang mas yuk aku ada bawa makan siang." kata Yumna tersenyum sangat manis.

Arfan mencubit pipi Yumna gemas. "Sayang jawab dulu. Apa sekretaris Mas ga bilang?."

"Mas kita makan dulu yuk?. Aku laper." dengan wajah super memelas dari Yumna yang membuat Arfan luluh.

🍁

Arfan memperhatikan wajah Yumna yang memerah karena kepedesan.

"Aishh... Ucul banget sih istri Mas ini, gemessss." Arfan mencubit gemas kedua pipi Yumna.

"Mas...." Ucap Yumna memperingati.

"Kenapa hm?."

Yumna hanya menggeleng dan meneguk habis segelas teh yang sudah hampir dingin karena suhu ruangan ber AC ini.

"Yumna." Arfan memperhatikan Yumna yang sekarang sangat sibuk dengan gadget nya

"Hm?." Yumna masih menatap ke layar ponsel.

Tapp...
Arfan merebut benda pintar itu, dan berhasil membuat Yumna manatapnya.

"Kalo Mas panggil itu jangan sibuk sama yang lain sayang yah."

Yumna hanya menggaguk sambil tertunduk malu. Lagi-lagi sikap nakalnya berulah dan tak terkontrol.

"Yumna, tatap Mas dan jawab jujur pertanyaan Mas."

Yumna menatap manik Arfan terbesit keseriusan jauh di dalamnya. Menakutkan.

"Yumna apa kamu sama Air--"

Tok...Tok...Tok...

Seseorang mengetuk pintu, membuat Arfan mau tidak mau harus menggantung kalimatnya. Menyebalkan.

"Ah iya silahkan masuk."

"Pak ini berkas yang harus di tanda tangani." Mata Aira tak sekali pun berpaling menatap tajam Yumna.

Sadar akan tatapan yang di layangkan sekretaris barunya pada sang istri dengan segera Arfan menarik Yumna kebelakang tubuhnya, menaikkan alisnya dan berucap.
"Silahkan tinggalkan di meja. Dan berhenti menatap istri saya dengan tatapan tajam itu!."

"cih..."

Aira kesal setengah mati dibuat Arfan. Bagaimana tidak, tak sesuai rencananya seharusnya Yumna sudah pulang dan menyerah karena menunggu Arfan hingga sejam lamanya. Dan ia bisa menggoda Arfan sesuka hatinya. Tapi sekarang apa?, bahkan Arfan memarahinya karena gadis yang dianggap kampungan itu.

🍁

"Yumna jujur, apa kamu kenal sama dia?."

"Di--dia siapa ya Ma-mas?." Yumna gugup. Bahkan sangat gugup.

Setelah Aira meninggalkan ruang Arfan Yumna mendapat sebuah pelukan hangat, dan ribuan pertanyaan dari Arfan.

Arfan memegang kedua bahu Yumna lembut. "Apa... Dia penyebab trauma kamu?."

Yumna hanya tersenyum dengan genangan air mata yang mulai membasahi pipinya.

"Jawab Yumna!."

Yumna berusaha melepas cengkraman tangan Arfan dari bahunya. "Mas jangan ngedesak aku kaya gini. A--aku, aa--ku masih takut mas."

"Yumna!, Mas punya semua rekaman CCTV dari pihak restaurant. Dan Mas ga akan biarin dia bebas berkeliaran tanpa hukuman yang setimpal!."

Yumna memegang erat tangan suaminya yang dirudung amarah. " Mas to--tolong Mas jangan Mas Yumna iklas, aku iklas. Tolong Mas."

Yumna ingat sangat ingat dulu terakhir kali ia mengadukan perihal pembullyan yang di lakukan Aira padanya kepada umi dan abi, Keesokkan hari nya Yumna pulang dengan keadaan yang jauh lebih kacau dari biasanya.
Jujur saja berbicara di Lobby dengan Aira saja membuat darah nya memanas, kepalanya juga terus berdenyut seakan mau meledak. Yumna berhasil melawan rasa takut nya untuk sementara karena keberanian yang ia dapat untuk tetap bersam Arfan tanpa ada orang ketiga.


Comment setelah membaca

🍁

Assalamualaikum Jannah update lagi yeayyyy....
Singkat?, maaf aku juga buat nya karena bosen.
Aku update karena pukul 00.00 nanti umur ku genap 17 tahun. Yap ini ulang tahun ku.
L

ebih tepat nya tanggal 29.09.02

Anggap aja ini hadiah buat yang udh jadi pembaca setia jannah. Doain aku yaah semuanyaa
Jumpa lagi di next chap

Happy sweet seventeen buat aku❤😍

🍁

ASSALAMUALIKUM JANNAH❤

Jannah.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang