22. Permintaan

3.2K 212 46
                                    

-INFO PENTING-

Readerssssss kuuuuuu...
Gaaa lamaa lagiii jannah bakaall tamat deh kayaaak nyaaaa mnurut klian gimnaaa??

Tpii masih kayak nya yaaa
Tapii kalo bneran tinggal beberapa part lagii mnurut klian gimnaa???????
Tulis di kolom komentar yaah saran nya

aku butuh bahkan amat sangat sangat butuh saran dan masukan dari kalian.

Comment yah kasih saran :"(
Abis baca ini langsung comment boleh.
Selesai baca cerita juga boleh intinya kasih yah saran kalian.

🍁

Tak terasa waktu kehamilan Yumna sudah menginjak ke 4 bulan hari ini. Hari-hari mereka berjalan lancar seperti hari sebelumnya. Tapi, mungkin tidak dengan hari ini. Arfan terlihat sangat terburu-buru, marah, kecewa, entah lah semua itu terlihat setelah Arfan menerima telfon dari sang Ibu.

"Mas Umi kenapa?, kok Umi nangis Mas?."

Arfan menatap Yumna dengan tatapan yang sangat sulit di jelaskan. Seolah Arfan menyuruh nya agar tetap diam dan tidak banyak bertanya. Dan benar saja Arfan hanya mengecup bibirnya singkat dan berlari keluar kamar. Yumna hanya bisa mematung. Tak biasanya Arfan bertingkah tergesa-gesa seperti ini, jujur saja hal ini membuat Yumna khawatir.
Tak butuh waktu lama, akhirnya Arfan sampai di kediaman orang tua nya. Isak tangis terdengar memilukan menyentil hati kecil Arfan. Bukan hanya Umi dan Ayah nya di sofa benuansa mocca tersebut duduk pula seorang wanita yang 3 bulan lalu tak sengaja bertemu dengannya di taman saat Arfan bersama Yumna. Lancang sekali pikir Arfan. Arfan berlalu memeluk Uminya dan menuntunnya menuju kamar.

Umi menoleh menatap Arfan saat mereka sudah tiba di kamarnya. "Arfan." dengan suara yang bergetar Umi memanggil Arfan.

"Iyah Umi..." jawab Arfan yang terlihat sangan tenang.

"To-tolong nak, usir wanita itu Umi ga sudi dia ada disini, Umi sayang Yumna!, jangan..." Umi tak sanggup melanjutkan kalimat nya karena isak nya semakin menjadi.

"Umi istigfar, Arfan juga sayang Yumna, Umi tenang yah."

"Arfan, apa pun permintaan orang tua wanita itu apa pun alasannya jangan kamu iyakan!. Jangan pernah ya nak, kamu harus janji!."

Okey. Sekarang Arfan tau apa yang menjadi alasan Umi nya menangis seperti ini. Seperti nya Arfan harus bergabung dengan Ayah nya dan menyelesaikan masalah yang seharusnya sudah selesai sejak setahun yang lalu.

Arfan menghampiri Ayah nya di ruang tamu bersama tamu yang tak diundang. Tanpa basa-basi Arfan langsung bertanya apa maksud mereka kemari. Dan jawaban gila yang sama sekali tidak Arfan harapkan meluncur seenaknya dari wanita yang pernah merasakan ketulusan Arfan.

"Bila mau Arfan nikahin Bila. Sumpah Bila sayang banget sama Arfan. Bila udah gugurin anak itu. Arfan mau kan terima Bila lagi?."

Arfan menggeleng tak percaya. "Jadi siapa anak di taman itu?."

Ibu dari wanita bernama Nabila ini angkat suara. "Itu adik nya."

Arfan tau bahwa dulu Nabila memiliki seorang adik perempuan masih kecil. Dan ternyata sekarang sudah tumbuh menjadi gadis cantik yang ia jumpai di taman. Tapi tetap saja menggugurkan kandungan bukan lah perilaku yang patut di banggakan. Bahkan Arfan teramat kecewa ketika mendengar dengan mudah nya wanita yang akrab di sapa Bila ini mengungkapkan hal yang keji tersebut tanpa malu.

Jannah.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang