"Assalamualaikum... Yumna Mas pulang."
Yumna berlari menuruni anak tangga, merentangkan kedua tanganya lebar. Sontak Arfan langsung menyambut Yumna hangat kedalam gendongannya untuk sesaat.
"Kangen..."
"Ih tumben banget kamu gini?." ucap Arfan sambil mencubit pipi Yumna gemas.
Yumna memanyunkan bibir nya. "Hmm emang nya ga boleh?."
Yumna melepaskan tanganya yang melingkar di leher suaminya.
Dengan sigap Arfan menaruh kembali tangan mungil itu agar tetap berada di tempatnya semula.
Yumna hanya tersenyum dan tanpa di sangka Yumna memberi kecupan di seluruh wajah Arfan. Arfan hanya terkekeh mendapat perlakuan manja dari sang istri.
Tanpa aba-aba dan peringatan Arfan menggendong Yumna ala bridal style dan menuju ke kamar mereka.🍁
Arfan meletakkan Yumna pelan di atas king size mereka dan memberikannya kecupan singkat, namun entah apa yang salah Yumna malah mendorong Arfan.
Tentu saja Arfan kaget."Kenapa?."
"Mas bauk!!!." kata Yumna sambil menutup hidungnya.
Arfan menyerngitkan dahinya heran. Padahal tadi Yumna yang berlari dan mengecup seluruh wajahnya dan sekarang???...
Entah lah Yumna sangat aneh malam ini.
Arfan mencoba mengendus bau tubuh nya apakah memang benar bau seperti yang di katakan Yumna, tapi sia sia Arfan tidak menemukan titik tubuhnya yang di bilang 'bauk!!!' sama Si Istri Yang Super Bawel."Enak aja Mas wangi gini kamu bilang bauk." Arfan tak marah ia tidak menggolongkan kalimat Yunma tersebut sebagai bentuk penghinaan untuknya.
"Ihhh ga tau mandi sana kalo ga, aku ga mau tidur ama Mas." Yumna memajukan bibirnya dan memalingkan wajahnya dari tatapan Arfan.
Arfan tertawa. "Yaudah ga usah tidur ama mas tidur aja ama guling." lalu masuk ke toilet untuk membersih kan dirinya.
Namun baru akan memegang kenop pintu toilet. Yumna memeluk erat Arfan dari belakang. Ternyata benar Yumna sangat aneh malam ini. Perkataannya tak sesuai perbuatan. Arfan hanya mampu menghela nafasnya, sungguh gemas melihat istri kecilnya ini bermanjaan denganya.
"Hmm Mas aku ga mau tidur sama guling."
Arfan membalikkan tubuh nya, Yumna mendongak.
"Ish tapi mas baukk." untuk kedua kali nya Arfan di dorong.
Oke.
Arfan hanya bisa menahan tawanya dari balik pintu toilet yang kini tertutup rapat. Entah apa yang ada di pikiran Yumna.
Arfan selalu salah malam ini.🍁
Afan keluar dengan setelan baju tidur berwarna dongker kesukaanya. Arfan melihat Yumna tidur memeluk lutut sambil meringis.
Arfan memanggil Yumna namun tak ada jawaban selain ringisan nya. Tak menyerah Arfan menggoyangkan bahu Yumna sedikit kencang dan memanggil nama nya dengan sedikit keras.Yumna yang terusik karena perlakuan Arfan melempar bantal chimmy kesayanganya tepat di depan muka Arfan.
"Astagfirullah..." Arfan mengucap dengan penuh penekanan.
"Ma--maaaf Mas. Lagian Mas ngapain?, aku sakit perut jangan gitu." Yumna merasa bersalah karena bertingkah kasar lagi.
"Udah makan?, kenapa sakit perut?, apa kita harus kedokter?." Arfan berucap panik dan gerasak gerusuk memakai jaketnya.
"Mas...mas udah jangan berlebihan aku tuh cuman haid."
'Haid', hanya satu kata memang. Namun berhasil meratakan mood Arfan.
Arfan mengusap wajahnya, "Yaudah istirahat sayang." lalu mengecup kening Yumna lama.
Namun, saat Arfan ingin memberi jarak diantara mereka Yumna menarik kaos Arfan. Seakan tau apa yang Arfan rasakan dan apa yang Arfan inginkan.
"Mas... Doain yaa. Biar bisa cepet dapet rejeki." tersenyum penuh harap
Arfan terkejut bukan main. Yumna cukup peka dengan perasaannya, mungkin wajah nya terlalu kentara dalam mengekspresikan moodnya.
Arfan jadi merasa bersalah, apa ia terlalu menuntut?. Belum lagi tentang kuliah nya Yumna. Apa pihak universitas akan mengizinkan mahasiswinya mempunyai anak di usia muda?. Bagaiman jika Yumna malah di cap sebagai gadis yang tidak baik?."Hmm... Mas Yumna boleh minta sesuatu ga?, tapi jangan marah yah?."
Arfan menyatukan alisnya, bertanya ada dirinya sendiri memang dia bisa marah dengan gadis yang teramat sangat ia cintai ini?.
"Kalau nanti Yumna udah di kasih rejeki, Yumna ga mau lanjutin kuliah lagi, Yumna mau fokus sama dia, Mau main sama dia, Yumna mau liat dia tumbuh sampai akhir nafas Yumna."
Arfan tau betul maksud dari kata 'rejeki' tersebut. Ternyata ini bukan penantian sepihaknya saja. Dengan senang hati Arfan meng 'iya kan' keinginan Yumna, hanya saja ia tak suka dengan akhir kalimatnya.
"Udah malem istirahat ya sayang. Masalah si rejeki kita pikirin setelah masa haid kamu selesai." Arfan tersenyum saat ia menyelesaikan kalimat akhirnya. Kalimat yang berhasil membuat pipi Yumna bersemu malu.
🍁
Apa yang kalian sukai dari cerita jannah ini?
Tulis di kolom komentar yah...Karena komentar kalian menambah ide ku.
Jadi kumohon dengan sangat minna❤Gimna gimna gimana???????
Klian penikmat sad ending or happy ending?.Jangan lupa vote yaa.
🍁
ASSALAMUAILUKUM JANNAH❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Jannah.
عاطفية⚠Dont copy all of my story⚠ Yumna Anara. Nakal, tebar pesona, tomboy, dan semua sifat buruk lainnya yang tak seharusnya ada pada seorang gadis, namun melekat erat pada si pembuat onar ini. Namun kenakalannya sepertinya harus usai. Kala Dia si murid...