7. My Jannah

3.5K 250 9
                                    

Vote sebelum membaca

🍁

"Kalau udah pulang telfon, kakak jemput disini." kata Arfan saat Yumna mencium tangannya berpamitan untuk mengurus kuliahnya.

Gadis itu keluar dari mobil, mengenakan pakaian yang menutup aurat nya.
Banyak yang menatapnya heran namun tetap tak di perdulikan.

Sekarang dia berada di salah satu universitas. Untuk mata kuliahnya ia memilih jurusan office management.

Alasannya memilih jurusan tersebut cukup sederhana, agar terus dapat bersama seseorang yang sudah membuatnya kejalan Allah.

Kembali pada keadaannya sekarang.
Yumna dibuat pusing dengan senior yang terus berteriak selama masa OSPEK.

Sangat lelah itu yang dirasanya.
Setelah sejam lebih di jemur di bawah teriknya matahari siang, kini tiba waktunya mereka mengistirahatkan badan mereka.

Yumna memilih untuk ke mushola dan menunaikan shalat dzuhur.

Setelah menunaikan kewajibannya Yumna mengecek Handphone nya.

Dan benar saja satu panggilan tak terjawab dari Arfan tertulis disana.

Dengan segera Yumna menelfon kembali, seraya melangkahkan kaki nya keluar mushola.

Namun, langkahnya terhenti kala bunyi dering handphone yang sangat dikenalinya, dan kaki jenjang seseorang yang berdiri tepat di hadapannya.

"Kakak?." Yumna menganga tak percaya. "Ngapain nyusulin aku sih?."

Bukannya menjawab pertanyaan Yumna Arfan malah balik melayangkan pertanyaan. "Kenapa gk angkat telfon ku?." dengan raut wajah yang sangat sulit diartikan.

"Lagi shalat." jawab Yumna singkat.

Jujur saja hati Yumna masih sedikit sakit karena ulah Arfan semalam yang membuatnya mengutuk perbuatan konyolnya.

"Jadi kalian Adek Kakak?." entah dari mana seorang gadis yang tak diharap kehadirannya muncul secara tiba-tiba.

Yumna yakin dia pasti mendengar semua obrolan nya dengan Arfan.

Gadis itu Putri.

Entah Arfan atau pun Yumna, yang jelas tak ada satu dari mereka yang mau menjawab.

"Yumna ayo kita makan siang dulu." menarik tangan Yumna.

"Fan... Tunggu." menahan tangan Arfan yang menggenggam tangan Yumna.

Yumna melepas tangan Arfan dari nya, dan tidak lupa juga melepas tangan Putri dari Arfan. "Bukan muhrim!." kata Yumna dengan juteknya.

"Iya iya, maaf...." Ucap Putri.

Yumna melirik kearah Putri dan Arfan bergantian.

Lalu dengan rasa kesal yang belum mereda ia melangkahkan kakinya menjauh dari kedua orang itu dan menuju parkiran.

Ada sedikit rasa menyesal, karna meninggalkan Arfan dengan gadis lain.
Tidak masalah jika Arfan di tinggal dengan gadis normal pada umumnya, namun gadis ini jauh dari kata normal!.

Jannah.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang