16. Psycho

3K 180 9
                                    

"Ia kembali pada masa lalunya."

🍁

Vote sebelum membaca.

Yumna mengucek matanya dan mendudukkan badan yang semula terbaring nyaman di kasur empuknya. Yumna mengerjap memperhatikan sekelilingnya. Oh ternyata sesuai dugaannya ia sudah di kamar. Yumna membayangkan Arfan pasti dengan susah payah menggendong tubuhnya yang bisa dibilang tidak ringan itu, belum lagi tangga yang harus dinaiki. Yumna rasa ia harus diet.

Ahh iyaa... Hampir saja Yumna lupa untuk kembali mengecek handphone nya. Yumna mengambil tas berwarna maroon berukuran sedang itu, menyusup kan tangannya kedalam tas tersebut dan mulai mencari keberadaan benda pintar tersebut. Tangan Yumna tak kunjung menemukan yang dicari, malah ada secarik kertas yang tak disengaja menyentuh jari lentiknya. Yumna merasa tidak membawa apa pun selain handphone dan dompetnya. Lantas mengapa kertas ini ada?. Yumna mengakhiri segala kebingungannya dan memutuskan untuk menarik keluar kertas misterius tersebut.

Mimik wajah Yumna berubah datar, matanya seakan buta dengan hari ini dan terus mundur mengingat masa kelamnya. Ia menggenggam kertas misterius tersebut ternyata hanya sebuah foto yang sudah usang. Sepertinya ini bukan 'hanya sebuah foto'. Foto yang biasanya identik dengan segala kenangan manis yang sengaja diabadikan untuk di simpan sebagai memori terbaik menuju masa lalu. Kini fakta nya berbanding terbalik dengan apa yang berada di tangan Yumna. Seorang gadis kecil menangis, dan gadis lainnya menjambak, bahkan tertawa. Jika kebanyakan orang tersenyum saat di foto, namun tidak dengan gadis kecil ini ia tampak kesakitan dan menutupi wajahnya dengan tangan mungilnya.

Memilukan.

Itu Yumna, gadis berambut panjang yang dibully kapan pun ia berjumpa dengan gadis lain bernama Aira. Yumna rasa ia sudah membakar semua foto-foto yang memilukan itu. Tapi kenapa?.
Kenapa teror ini terus terulang. Yumna membalik foto tersebut. Dan sesuai dugaannya terdapat tulisan bertinta ungu.

"Ayo temui saya setelah kamu membaca ini. Saya tunggu di belakang sekolah kita🌷"

Tulisan yang tidak pernah berubah, dengan tinta yang masih sama, dan gambaran bunga diakhir kalimat. Hati Yumna berteriak bertanya-tanya kapan ia boleh terlepas dari bayang-bayang seorang Aira, setidaknya untuk satu hari dalam hidupnya saja. Yumna menoleh kearah kanan ranjang nya ada seseorang yang sangat ia cintai berbaring disana. Mata nya masih tertutup rapat dengan mulut yang sedikit terbuka. Arfan pasti kelelahan pikirnya. Yumna mencium bibir Arfan sekilas dan menghilang di balik pintu toiletnya.

🍁

Arfan melirik jam dinding. Sudah cukup pagi untuk bangun dan sarapan. Bahkan ini sudah melewati waktu sarapan pagi. Kemana Yumna?. Kamar terasa sangat sepi. Mungkin Yumna sedang berada di ruang lain pikir Arfan. Arfan memutuskan untuk membersihkan diri terlebih dahulu. Setelah 30 menit berlalu. Ia mulai menuruni anak tangga dan sesekali melirik ke kiri dan ke kanan berharap sosok yang dicarinya muncul. Namun, Yumna yang ditunggu tak kunjung menampakkan batang hidungnya. Bahkan Arfan sudah memeriksa setiap sudut ruangan di rumah nya.

Apa mungkin Istrinya itu pergi?. Tapi kemana?, dan mengapa ia tidak meminta izin terlebih dahulu?.

Arfan rasa ada yang tidak beres, dengan segera Arfan kembali menaiki anak tangga menuju kamarnya, ia menarik jaket dengan kasar, dan dengan tidak sengaja sesuatu menyembul dari salah satu kantong tersebut. Sebuah kertas yang ditulis dengan tinta berwarna ungu dengan gambar bunga diakhir kalimatnya.

Jannah.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang