Sesungguhnya wanita itu dapat menyembunyikan cinta selama 40 tahun, namun tak sanggup menyembunyikan cemburu meski hanya sesaat.
-Ali Bin Abi Thalib-
🍁
Seperti biasanya Arfan membawa Yumna jalan-jalan pagi ke area taman komplek, kegiatan ini sudah berjalan hampir seminggu lamanya. Usia kandungan Yumna pun mulai menginjak bulan pertama. Tapi tidak ada rasa mual, muntah, atau pun ngidam. Arfan sempat bertanya-tanya bagaimana rasanya terbangun di tengah malam. Mendengar rengek kan Yumna yang minta di belikan sesuatu seperti anak kecil, lalu ia harus pergi mencari makanan yang diidamkan Sang Istri. Pasti sangat menggemaskan. Namun setelah Arfan pikir-pikir ia juga bersyukur lantaran Yumna tidak merengekkan hal-hal aneh di tengah malam jadi ia tak perlu meninggalkan Yumna sendiri.
Pagi ini Yumna terlihat anggun dengan balutan busana syar'i berwarna Babyblue, Arfan pun tak mau kalah dengan memakai baju berwarna senada dengan Yumna. Terlihat sangat keren dan tampan tentu saja.
Dan ketampanan Arfan seperti nya mengusik insting sensitif si Ibu hamil yang tak lain adalah Istrinya. Arfan yang di tatap curiga memilih untuk langsung bertanya agar tidak terjadi salah paham."Istri Mas ini kok natap Mas dengan tatapan mencurigakan gitu sih?."
Yumna menyipitkan matanya penuh selidik. "Curiga tauu kok Mas tiba-tiba pakai baju couple segala?, kan cuman jalan-jalan di taman."
Astagfirullahal'adzim...
Bukan hanya bawel atau cerewet, Yumna semakin sering lupa tentang hal-hal yang bahkan baru beberapa menit ia dengar."Sayang... Abis dari taman kita ke RS cek kandungan kamu. Masa lupa sih?." kata Arfan sambil mengecup ubun-ubun Yumna. Dan yang di kecup hanya bisa tersipu malu.
Arfan menatap Yumna. "Ada yang mau di tanya lagi tuan putri?. Sebelum kita berangkat?."
Yumna terkekeh dan menggeleng dengan cepat. Yumna bersyukur Allah mempertemukan nya dengan seseorang berhati lembut seperti Arfan. Dengan segera Arfan menggendong masuk Yumna dan mendudukkan nya di kursi samping kemudi. Tidak lupa juga Arfan memasang kan sabuk pengaman atau lebih di kenal dengan safety belt. Posisi Arfan yang sedikit menunduk membuat Yumna dapat mengirup harum nya rambut Arfan, seakan kecanduan dan lupa waktu bahkan tempat!, Yumna malah melingkarkan tangan nya nyaman di leher Arfan dan menenggelam kan hidung mungil milik nya ke dalam pekat hitam rambut Arfan. Ohh, dan jangan tanya bagaimana ekspresi Arfan sekarang!. Kaget?.
Tentu saja tidak!. Bukan Yumna nama nya kalau sehari saja tidak mengusik ketenangan nya. Arfan mundur perlahan, memaksa Yumna melepas kalungan tangan nya dan dengan sangat amat terpaksa ia harus berhenti dari aktivitas konyol nya.
Yumna menatap Arfan kesal, mata nya juga mulai berkaca-kaca. "Ih... Mas kok gitu sih?."
Tak ada sedikit pun raut marah dan kesal. Arfan menarik sedikit hidung Yumna. "Nanti yah sayang sekarang kita berangkat takut telat." sambil menampak kan arloji nya pada Yumna.
🍁
Sepertinya Yumna tak menerima alasan Arfan. Perhatikan saja, Yumna malah memperpanjang masa ngambek nya. Padahal mereka sudah berkeliling taman, menghirup udara segar, melihat bermacam bunga. Namun hal itu tidak berhasil mengembalikan mood Yumna yang tengah berantak kan.
Arfan berhenti. Dan menduduk kan diri nya di salah satu kursi taman dan jangan lupa kan ibu hamil di samping nya ini. Walaupun ada kursi roda ia tetap ingin duduk di samping Arfan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jannah.
Romance⚠Dont copy all of my story⚠ Yumna Anara. Nakal, tebar pesona, tomboy, dan semua sifat buruk lainnya yang tak seharusnya ada pada seorang gadis, namun melekat erat pada si pembuat onar ini. Namun kenakalannya sepertinya harus usai. Kala Dia si murid...