-The Power Of Ayat Kursi-
🍁
Vote sebelum Membaca
Arfan duduk memegang tangan Yumna yang sudah berlumuran darah. Lagi dan lagi duka kembali menyelimuti hatinya. Masih di dalam mobil Ambulance yang menerobos rumunan padatnya Kota di siang hari. Arfan tak henti-hentinya melafalkan ayat kursi dan meniatkannya untuk keselamatan Yumna.
Seperti yang kita ketahui Ayat kursi memiliki banyak maanfaat jika kita mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Dalam sebuah hadis riwayat Imam Nasai disebutkan, dari Abu Umamah, Nabi Saw. bersabda;مَنْ قَرَأَ آيَةَ الكُرْسِيِّ فِي دُبُرِ كُلِّ صَلاَةٍ مَكْتُوْبَةٍ لَمْ يَمْنَعْهُ مِنْ دُخُوْلِ الجَنَّةِ اِلاَّ اَنْ يَمُوْتَ
“Barangsiapa membaca ayat kursi setiap selesai salat wajib, tidak ada yang menghalanginya masuk surga selain kematian.”
Sayup-sayup Yumna membuka perlahan matanya, orang yang pertama kali ia lihat adalah orang yang sangat ia cintai. Yumna mengucap syukur tak terhingga karna bisa melihat Arfan. Bahkan jika ini untuk yang terakhir kali nya, sudah lebih dari cukup baginya. Yumna merasa tubuh nya remuk menjadi satu saat berusaha menggerak kan tanganya bermaksud untuk mengusap bahu Arfan yang bergetar, kepalanya juga sangat pusing. Arfan yang mendengar rintihan Yumna segera membuka matanya, menegakkan bahunya berusaha tegar.
Yumna menarik senyuman tipis di bibirnya. Arfan mengucap syukur atas apa yang ia lihat. Mereka saling bertukar rindu melalui tatapan hangat masing-masing, hingga Yumna sadar bahwa ada sebuah kebohongan kecil yang harus ia akui kepada Arfan. Yumna mulai membuka mulutnya perlahan. Suaranya lirih nyaris tak terdengar, dengan segera Arfan mendekatkan wajahnya pada Yumna."M--as..., a-ada kotak perse--gi panjang... Didalam lemari, ma--maaf Ma-s Yumna se--sedang ti--dak dalam masa ha--haid..." Yumna tersenyum mencoba menutupi kesakitannya, namun wajahnya menyiratkan bahwa rasa sakit yang teramat sedang menderanya.
Arfan mengelus pipi chubby Yumna yang berlumur darah tanpa rasa jijik. Arfan tak menjawab, yang ia lakukan hanya menatap wajah gadisnya dengan tatapan sendu. Arfan bahkan tak peduli apa isi kotak tersebut. Saat ini hanya kesembuhan Yumna lah yang menjadi fokusnya.
Arfan mengecup singkat dahi Yumna, dan berbisik. "Barakallah fii umrik my zawjati. Tetap bersamaku. Aku mohon."
Yumna menutup matanya, membiarkan tetesan demi tetesan air mata mengaliri pipi nya. Ia tak sanggup berpisah dengan Arfan. Bahkan ia belum sempat menyampaikan kabar gembira yang dinanti-nanti. Yumna merasa sakitnya bertambah berkali-kali lipat saat melihat air mata Arfan. Dengan sisa tenaga nya Yumna membelai lembut pipi Arfan, namun hanya sesaat, sebelum akhir nya Yumna sadar bahwa tangan nya penuh dengan cairan kental berwarna merah yang mengotori pipi Arfan.
"Yah... Pipi Mas-ku jadi kotor..." Dan itu adalah kalimat candaan terakhir yang Yumna lontarkan dengan sebuah senyuman manis nan tulus hanya untuk Arfan. Sebelum akhirnya Yumna dinyatakam koma.
🍁
Yumna sudah di nyatakan koma, namun para medis terus berlarian mengambil banyak alat untuk menghentikan pendarahan Yumna yang tak kunjung henti. Arfan hanya bisa menunggu dan berdoa di depan pintu bertuliskan ICU tersebut. Setelah hampir 2 jam menunggu akhirnya dua orang dokter keluar dari ruang serba putih tersebut, salah satu dari mereka langsung menjabat tangan Arfan.
"Alhamdullilah. Pak!, pendarahan bukan disebabkan oleh kandungan Ibu, melainkan dari luka benturan pada bagian tubuh yang lain."
Arfan menyerngitkan dahinya kebingungan. "Ka--kandungan?. Istri saya?..." Arfan menggantungkan kalimatnya tak percaya.
"Iyah... Apa bapak belum tau?, memang sih sepertinya ibu juga belum mengetahuinya. Sebab kandungan nya masih sangat muda. Tapi, ada beberapa hal penting lainnya yang harus saya bicarakan dengan bapak. Saya tunggu diruangan saya. Saya permisi Assalamualaikum..."
Arfan membeku tak percaya. Rasanya ia mendapat tamparan yang teramat keras dari sesuatu yang disebut FAKTA. Apa mungkin Yumna berniat untuk memberinya kejutan?. Seorang wanita berlari kearah Arfan. Itu Arita Ummi Arfan.
Arita memukul dada bidang Arfan secara membabibuta. "Kenapa... Yumna?... Kamu hikss..." Arfan tak menjawab. Bahkan ia tak melawan maupun menghindar dari sakitnya pukulan Umi Arita. Ayah terpaksa harus menarik paksa Umi dan menenangkannya. Semuanya tau bahwa Arita sangat menyayangi Yumna melebihi Arfan anaknya sendiri, sudah jelas ia menjadi salah satu orang yang sangat terpukul atas kejadian ini.
Arfan bersujud maaf dihadapan keempat orang tua. Arfan tau mereka semua pasti amat sangat kecewa dengan kelalaian Arfan. Umi Anna memalingkan wajahnya. Bukan benci melainkan ia tak sanggup melihat Arfan yang sudah ia anggap sebagai anaknya sendiri hari ini bersujud dihadapan nya dengan keadaan sekacau ini. Dengan sigap Umar menarik kerah baju menantu satu-satunya itu memaksa ia berdiri dari sujudnya. Arfan siap bila ia menerima pukulan atau menjadi sasaran empuk amarah Umar.Umar menatap nanar ke arah Arfan. "Arfan!..." Panggil umar dengan tegas. Arfan semakin menunduk malu, bukan takut, ia benar-benar menyesal. Umar melepas salah satu genggaman tangan nya dari kerah baju Arfan dan mengayunkan kembali tangan tersebut kearah Arfan.
Umar ternyata menarik Arfan dalam peluknya, menepuk-nepuk bahu menantu kebanggan nya itu, seakan menyalurkan kekuatan agar Arfan tegar menerima segala garis hidup yang sudah Allah tentukan. Arfan tak menyangka ini sangat jauh dari segala ekspetasinya. Tapi jujur saja ini benar-benar meringankan setengah bebannya. Arfan mengucap maaf beberapa kali pada mereka berempat selaku orang tua Arfan dan Yumna. Sebelum akhirnya Arfan pamit dan menitip Yumna untuk memastikan sesuatu.
🍁
Arfan berdiri kaku setelah membuka kotak hadiah yang Yumna tinggalkan untuknya. Benar!. Ternyata ini sebuah hadiah untuk nya yang dipersiapkan oleh Yumna. Hari ini Arfan tak bisa menahan tangisnya. Bahkan sebuah kotak pun bisa dijadikan sebagai alasanya tangisnya malam ini. Bukan. Tapi sebuah kertas dan test pack yang menunjukan dua garis biru lah yang menjadi penyebab pecahnya tangis Arfan di malam yang sunyi ini. Sedangkan kertas tersebut adalah coretan maaf yang ditulis Yumna untuk Arfan sebelum ia pergi menemui Aira dan berakhir koma seperti sekarang.
"Mas... Maaf sebelumnya karena aku boong aku ga lagi dalam masa haid ku. Harusnya hari ini aku yang ngasih langsung kotak ini ke tangan Mas Arfan. Kita buka bareng, terus berpelukan, dan terharu bareng. Tapi kayanya ga kesampaian. Maaf kalau Mas ngebuka kotak ini aku udah gaada di samping Mas lagi."
I love you♥,
Yumna Anara.Dokter benar. Ternyata Yumna sedang mengandung. Bukan nya senang Arfan malah makin menyalah kan dirinya atas segala yang terjadi hari ini pada Yumna, dan calon bayi mereka. Arfan tak kan memaafkan dirinya bila hal yang lebih buruk dari ini menimpa gadis yang teramat sangat ia cintai... Dan juga 'Rejeki' mereka.
🍁
:"(
Comment ya gimana perasaan kalian pada part ini.
Biar aku semangat lanjutnya :')🍁
ASSALAMUALAIKUM JANNAH ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Jannah.
Romance⚠Dont copy all of my story⚠ Yumna Anara. Nakal, tebar pesona, tomboy, dan semua sifat buruk lainnya yang tak seharusnya ada pada seorang gadis, namun melekat erat pada si pembuat onar ini. Namun kenakalannya sepertinya harus usai. Kala Dia si murid...