23. Poligami?

2.9K 183 47
                                    

Susah memang mencintai dia yang dicintai banyak orang

-Yumna Anara-

🍁

        Pagi hari yang mendung menyelimuti indonesia. Seakan mencerminkan hati dua orang yang saling meragu namun tentang hal yang jelas berbeda. Yumna ragu bahwa Arfan akan tetap bersama nya. Sedang Arfan ragu tentang semua yang sudah ia katakan pada wanita bernama Nabila. Terdengar mengerikan memang, tapi hati tak bisa berdusta kala rasa itu kembali hadir di hatinya. Entah ini hanya hasutan syaitan atau memang dorongan dari diri nya sendiri bahwa ia kembali menginginkan wanita yang di rebut mahkotanya dengan cara yang ingkar.

Tak perlu berbohong Yumna juga tau bahwa Arfan meragukan setiap hal dan kata yang sudah ia lontarkan pada wanita bernama Nabila tersebut. Yumna mendorong roda pada kursi yang ia duduki menuju Arfan yang tengah menonton televisi. Ralat. TV lah yang menonton Arfan.

"Assalamualaikum Mas..."

Arfan masih sibuk termenung.

        Yumna menepuk bahu Arfan dan memanggilnya. Dan benar saja Arfan kelihatan sangat kaget sampai ia langsung menggendong Yumna dan menundudukkan Yumna di sofa empuk tersebut.

Yumna terkekeh. "Apasih Mas, jangan kaget gitu dong. Yumna ga minta duduk disini kok."

Arfan menepuk jidatnya. "Ah... Iyah maaf."

Namun, bukan dengan nada yang biasa Yumna dengar kan, nada bicara Arfan sangat terdengar frustasi.

Yumna membelai lembut pipi kiri Arfan. "Mas kepikiran dia yah?."

Mata mereka bertabrakan saling melempar tatap. Yang di tanya hanya bisa mengangguk. Dan yang bertanya pun malah menangis dalam diam berusaha tegar.

"Silahkan. Yumna siap tinggal satu atap dengan mbak nabila"

Suara Yumna terdengar sangat bergetar. Mata nya pun berair namun tertahan. Bagaimana tidak?. Ketika kita tau seseorang yang kita sayangi menaruh rasa kembali pada masa lalunya. Hal yang sangat menyakitkan bukan?. Arfan terlihat kaget dengan kalimat singkat Yumna, reflek ia langsung memeluk Yumna.

"Astagfirullahalazim..."

Yumna mulai terisak mengeluarkan setiap deretan keperihan yang sedari tadi tertahan kan.

"Maaf, tapi Mas ga mikir mau nikahin dia. Mas ga mikir gitu sayang. Mas cuma takut sudah nyakitin hatinya dia. Ga lebih."

"Jangan bohong. Allah Maha tau Mas."

Skakmat.

Arfan terdiam seribu bahasa.

"Maaf." Hanya kata itu yang bisa Arfan ucapkan.

🍁

        Sudah larut malam, namun tetap saja tak dapat melarutkan sakit nya perasaan Yumna. Yumna merasa diri nya seperti sebuah pilihan, sebuah pelampiasan, bahkan sekarang ia ragu apakah laki-laki yang terlelap di samping nya ini benar-benar mencintainya?.

Yumna tak bisa berhenti membalikkan tubuhnya ke kiri dan ke kanan. Ia merasa perasaanya semakin dalam terhadap Arfan, ia tak yakin dengan perkataannya tadi pagi. Yumna kembali berbalik ke arah kanan, bersamaan dengan itu Arfan berbalik ke arah kiri. Mata nya yang sedari tadi terpejam kini membuka lebar. Mata mereka saling bertukar tatap, dengan cepat Yumna membalikkan tubuh nya ke arah kiri namun, gerakkannya kalah cepat dengan lengan Arfan yang kini sudah berhasil merangkul pinggulnya, perlahan tapi pasti Arfan menarik Yumna lebih dekat dan semakin dekat dengan nya. Sampai akhirnya yumna menaruh tanganya di dada Arfan. Seakan menolak untuk mempersingkat jarak mereka.

"Kenapa?. Mas gaboleh meluk istri Mas apa?."

Yumna menunduk, tangan nya turun perlahan-lahan dan sekarang Arfan kembali menarik nya Yumna dalam peluk nya. Arfan menghirup wangi tubuh Yumna melalui curuk leher nya, tak lupa juga ia mengecup nya.

"Mas..."

"Kenapa sayang?."

Yumna dapat merasakan gerakan bibir Arfan di kulit leher nya saat Arfan menjawab panggilannya. Arghh... Lagi-lagi Arfan memegang kendali atas nya. Jika sudah seperti ini, hati Yumna kembali yakin dan luluh bahwa Arfan hanya untuk nya, bahwa Arfan tetap bersama nya.

"Mas cuma mau sama Yumna. Mas sayang Yumna. Ga akan ada yang namanya poligami diantara kita. Jangan kemana-mana yah..." Tangan Arfan kini berpindah mengelus perut Yumna. Juga dengan bibir nya kini sudah berpindah melahap bibir ranum Yumna yang sangat ia rindu kan.

Sedang kan Yumna?, ia hanya bisa menikmati sambil menahan haru tangis nya. Setelah beberapa menit, yumna menjauhkan bibir nya dari Arfan dan menatap Arfan. "Mas, anak kita cewe apa cowo yah...?"

"Yumna mau nya apa?..." Tanya Arfan padahal ia menginginkan sesuatu yang lebih terjadi malam ini.

"Hmm apa ya?..."

"Mas mau nya c..."

"Cewe!!!." seru Yumna.

"Iyah apa ajah yang penting sehat." Arfan mengecup singkat bibir Yumna.

Malam yang manis, pikir Yumna. Ia berharap jika kelak anaknya seorang wanita. Semoga ia mendapat laki-laki seromantis Ayahnya. Dan jika anak nya laki-laki, ia berharap semoga anaknya dapat bertingkah laku lemah lembut terhadap perempuan seperti Ayahnya pula.

Jika Yumna memikir kan perihal anak nya kelak, maka berbeda dengan Arfan yang tengah mensyukuri nikmat Allah. Ia merasa Yumna adalah nikmat terbaik dalam hidupnya, tentu saja sudah lebih dari kata cukup.

فَبِأَيِّ آَلَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ

“Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan?.”

🍁

Huaaa udahh lamaa baget aku ga update maaf ga sesuai. Pertama, ada banyak cobaan yang di kasih Allah. Kedua, kesehatan ku drop lgi, ketiga, pr ku numpuk. Harap maklum yah

Jangan lupa bersyukur.

Okeyy

Gmnaa part skrg baper ga sehhhhh??????????

Vote 80+ update
Comment 30+ update

🍁

ASSALAMUALAIKUM JANNAH❤

Jannah.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang