04; Colleague

297 38 0
                                    

Taehyung tersentak bangun dari tidurnya. Jam digital di nakasnya terdengar nyaring mengomel di siang hari yang segera dimatikan olehnya. Ia meraba seluruh kasur dan menemukan ponselnya berada tepat di bawah tubuhnya, menemukan 23 panggilan tak terjawab di jendela notifikasi.

Taehyung bangkit dari kasurnya, setelan kemeja dan celana bahan-selesai dirinya menghadiri rapat-masih melekat di tubuhnya. Dirinya begitu kelelahan menguras seisi otak sejak pagi hingga petang, sampai akhirnya ia mendapat waktu istirahat walau hanya 1 jam, ia tertidur pulas di kamar asrama khusus untuknya.

"Jungkook? Ada apa?" Sembari bebicara, Taehyung mematut dirinya di cermin, sedikit mengucek matanya yang masih terlihat berat. Garis kantung matanya sedikit-sedikit terlihat menajam, reputasi orang tampan bisa terancam astaga.

"Hyeong, masuk data baru kepadaku. Namjoon hyeong mengirimkannya dan memintaku untuk memberitahunya padamu."

Taehyung menggosok pipinya yang terlihat bengkak, lalu menguap lebar. Harapannya sekarang hanyalah mendapatkan libur tanpa pekerjaan, walau sehari. Bukan perintah baru dari Namjoon-yang notabenya sebagai atasannya. Namun karena umur yang hanya terpaut 1 tahun, ia biasa memanggilnya dengan nama di luar pekerjaan. "Tidak bisa sore saja? Atau malam?"

"Tidak bisa, aku harus segera mengkonfirmasinya dan segera mengirimnya beserta data-data yang diperlukan ke bagian strategi."

Taehyung cemberut dan menjawab dengan berat hati, "Aku akan ke ruanganmu, segera," kemudian ia melirik toilet, "Setelah aku selesai dengan urusanku."

XXX

"Tugas lapangan, untukmu dan Jimin hyeong."

Taehyung mengerutkan dahi heran. Ia menyandarkan bahunya pada kursi putar, mengusap wajahnya yang terlihat lelah dengan kasar. Banyak sekali yang harus ia kerjakan, kini bertambah lagi. Jika ia bermental kupu-kupu, mungkin ia sudah mengibarkan bendera putih sejak lama.

"Kau bisa? Namjoon hyeong memintaku untuk menanyakan padamu terlebih dahulu, karena ia tahu kau pasti kelelahan, benar?" Jungkook mengetik sesuatu di komputernya, terlihat sibuk sana-sini, bahkan ada 2 PC lain menyala di meja belakangnya. "Jika tidak, Jimin hyeong harus mencari rekan sementara."

"Bisakah begitu?" Taehyung kini menegakkan punggungnya. "Kalau begitu kau saja mengajukan diri." Ucapnya kemudian.

Jungkook melotot, sangat percaya kalau yang diucapkan Taehyung mustahil. "Aku bagian IT, bukan kerja lapangan. Aku yang menjaga keamanan server dengan otakku yang canggih, bukan menjaga keamanan sandera dengan fisikku."

"Bagian lapangan juga membutuhkan strategi yang kuat, tahu!" Taehyung mengacak rambutnya, sampai ia mengambil sebuah keputusan. "Biarkan Jimin mencari rekan lain, pekerjaanku di markas tak bisa ku tinggalkan begitu saja."

[]

GWTN I; Bonds ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang