Seunji menapakan kakinya turun dari bus. Dirinya harus sedikit berjalan untuk mencapai supermarket guna membeli stok makanan dan minuman di kulkasnya. Ada rasa sedikit janggal saat merasa stok makanan dirumahnya cepat habis. Kecurigaan itu muncul sampai ia menelisik seluruh apartemennya waspada adanya alat penyadap atau bahkan kamera tersembunyi. Namun, tidak ada satupun yang ia temukan. Jadi, ia hanya berasumsi kalau memang sekarang ia sedikit boros.
Dirinya sampai di supermarket, segera mungkin berjalan masuk yang disambut pintu kaca otomatis.
Dirinya mengambil troli belanjaan sebelum berkeliling mencari keperluannya. Mulai dari minuman bersoda, jus jeruk instan, roti gandum, selai madu, hingga permen manis. Selanjutnya ia pergi lebih dalam, ingin mencari chips kesukaannya. Ia berdiri di hadapan rak, memilah varian rasa yang akan ia beli.
"Gadis manis, sedang mencari persediaan untuk hidup?"
Dirinya terkejut bukan main, ada seseorang di sekitarnya, tubuhnya mengeluarkan tanda bahaya. Ia bangkit sesegera mungkin dan sedikit terhempas mundur.
"Bagus sekali refleks tubuhmu, Jimin pasti sangat menyukainya."
"J—Jimin?" Mata Seunji membola, orang itu keluar dari bayangan yang menyelimutinya, memperjelas identitas orang itu. "Min Yoongi..." Gumamnya. Ia masih tak mempercayai penglihatannya, itu benar lelaki yang selama ini diincar oleh Gewetensvol. Tak disangka ia memperlihatkan dirinya di tempat seperti ini, kepadanya.
Keringat mengalir di pelipis gadis itu. Situasi ini benar-benar gawat, ia tak membawa alat komunikasi apapun. Tidak bawa ponsel pribadi ataupun ponsel khusus, tak memakai earpiece, ataupun memasang chip darurat di gelang hitamnya.
Lelaki itu tersenyum miring melihat gadis di hadapannya mulai merasa terancam. "Sepertinya kau sudah mengenalku ya, jadi aku tak perlu repot-repot memerkenalkan diriku lagi." Ia meringis sarkas. " Yah, bagaimana pun juga kau telah merepotkan diri ikut campur dalam urusanku."
Seunji mengerutkan kening. "Urusanmu?" Hawa di belakangnya mulai tak bersahabat, tubuhnya memasang tanda bahaya. Ia melirik ke belakang, sudah ada dua orang dengan baju karyawan memblokir seluruh jalan menuju pintu keluar. Sial. Dirinya telah dikepung. Ia tak bisa bertindak gegabah di area publik seperti ini, ia tak bisa menciptakan keributan.
Yoongi mendekat. Tangannya dimasukan kedalam kantung celana panjangnya. "Urusanku, tentunya kau tahu itu." Ia terus berjalan perlahan. "Jangan berpura-pura bodoh, kau pasti tahu yang terjadi diantara kami. Aku dan keluargaku."
Seunji tercenung. Tubuhnya kembali tegak, tapi secara tiba-tiba ia memiringkan kepalanya. Merasa heran, ia butuh beberapa detik untuk memastikan bahwa yang didengar telinganya tak salah. Namun, memang itu adanya. Lidahnya berdecak, membuat bunyi yang menyebalkan. "Giliran aku yang berbicara," ia berkacak pinggang. "Dia tak pantas disebut keluargamu lagi."
Hening.
"Dan kau masih menganggapnya keluargamu? Sungguh menyedihkan."
Masih hening.
"Dengar, aku bukannya ikut canpur urusanmu, tapi aku tercantum dalam daftar orang yang menangani kasus. Jadi mau tidak mau aku harus tahu apa seluk beluk yang terjadi, termasuk yang terjadi diantara kalian.
Satu lagi, dia sudah tak pernah menganggapmu lagi."
Tak disangka, Yoongi mendekat dan mengeluarkan pistolnya. Ia mendekat dan menodongkannya di depan hidung Seunji. Dengan refleks, gadis itu mengangkat kedua tangannya. Seunji tersenyum menang, Yoongi terpancing dan mengeluarkan senjatanya.
"Yang benar saja, aku bahkan tak membawa senjata apapun, kau memang licik—"
"Tutup mulutmu." Yoongi memberi aba-aba ada orang dibelakang Seunji untuk mendekat. Ia kembali menatap gadis dihadapannya dengan sengit. "Aku tak keberatan untuk membunuhmu, sumber informasi. Aku tahu kau mengetahui hal ini lebih dari semua orang, lebih dari Taehyung. Kau ditakdirkan untuk kubunuh."

KAMU SEDANG MEMBACA
GWTN I; Bonds ✔
ФанфикBegini, Jimin tak pernah menganggap Yoongi selama hampir sepuluh tahun. Tak peduli dengan eksistensinya yang mulai hilang dari Gewetensvol hingga kasusnya dilebur. Hanya saja saat Yoongi mengancam kehadiran detektif dengan kode panggilan A3 010 J. R...