18; Feelings

164 21 0
                                    

Rasa rindu Taehyung pasa Soonshim begitu besar. Terlihat bagaimana dari cara ia membuka pintu rumah dan langsung mencarinya ke segala penjuru rumah. Lelaki itu menemukan mahkluk berbulu itu di atas tempat tidurnya, makhluk itu tengah bergelung nyaman.

Lelaki itu langsung menggendongnya dan senantiasa makhluk itu mengeong menyadari kehadiran majikannya yang telah lama tak pulang ke rumah. "Soonshim, kau semakin gendut. Apa Soo An memberimu banyak makan?" Ia mengelus Soonshim dengan gemas.

"Meong~"

Taehyung berhenti mengelus Soonshim. Terkejut karena Soonshim sedari tadi tidak mengeluarkan suara apapun, suara lain terdengar di belakangnya. Hal yang Taehyung kira awalnya hanyalah kucing liar yang masuk ke rumahnya. Namun, semua pemikiran itu tandas saat ia mendapati wanita yang berdiri tak jauh di belakangnya. "Kudengar kau pulang hari ini, jadi aku mampir kesini." Wanita itu tersenyum manis.

"Awalnya aku kira kau adalah kucing liar yang masuk ke dalam rumahku." Taehyung menghampiri Soo An, memberinya pelukan hangat sekilas. Aneh? Tentu saja tidak. Mereka sudah melakukannya sejak lama. Memberi gurauan, atau bahkan berpelukan. Keduanya senang dengan apa yang mereka lakukan. Hingga tak sadar ada setitik perasaan muncul di dalam lubuk hati terdalamnya. "Terimakasih telah rutin memberi makan Soonshim, ia bertambah berat."

Soo An hanya tertawa dan mengambil alih Soonshim di pangkuan Taehyung. "Tidak masalah. Kucing yang sehat adalah kucing yang gemuk." Ia mengelus Soonshim dengan penuh kasih sayang. "Nah, sekarang kau yang harus makan, akhir-akhir ini kau terlihat kehilangan berat badan. Aku sudah membelikan jajangmyeon saat menuju kesini."

Taehyung mengiyakan ajakan Soo An. Ia pergi ke ruang makan sementara Soo An pergi ke ruang tamu untuk mengambil makanan. Dirinya menyiapkan dua kaleng soda untuknya dan Soo An. Suasana ringan menyelinuti dikala dua insan tersebut menikmati santapan di sore hari yang letih.

Taehyung menyelesaikan santapannya lebih dulu. Ia menatap Soo An sambil terdiam. Ada rasa senang saat ia menatap si gadis dalam diam. Ada letupan kecil di dalam hatinya saat kedua matanya bertemu.

Lee Soo An, Taehyung memang mengenalnya sejak 2 tahun lalu. Namun, dirinya semakin dekat saat mengetahui bahwa Soo An adalah anak dari teman dekat ibunya. Mereka menjadi sering bertemu, pada akhirnya menjadi dekat dan semakin dekat. Seperti sekarang. Bersahabat dengan gadis manis seperti Lee Soo An, ia melihatnya sebagai teman yang spesial.

Tapi kali ini berbeda. Ada rasa dimana ia tak lagi memandangnya sebagai sahabat, tak lagi sebagai teman. Hari ini adalah dimana ia mengibarkan bendera putih, bahwa pertahanannya telah runtuh. Ia melihat Soo An sebagai wanita. Ia menyukai Soo An. Kim Taehyung menyukai Lee Soo An.

Namun, kenyataan bahwa mereka besahabat, membuatnya di dera rasa takut. Ia tak berani berbicara apapun. Ia takut, jika Soo An akan kecewa. Ia takut, gadis itu akan semakin menjauh darinya. Ia takut merusak semua yang telah berjalan baik-baik saja. Ada rasa takut yang paling aneh sekarang, ia takut tak bisa melihat Soo An lagi.

"Hei, jangan menatapku seperti itu.'

Lamunan Taehyung buyar dalam hitungan detik. Jiwanya terasa tertarik kembali pada keadaan saat ini. Mengerjap beberapa kali sebelum akhirnya tertawa canggung dan meneguk sodanya. Ia lihat gadis itu telah selesai makan, sekarang memfokuskan atensinya pasa ponselnya.

"Soo An,"

Gadis itu mengangkat kepalanya begitu pula dengan alisnya.

"Kau cantik hari ini."

Gadis itu mengerjap lalu tertawa canggung. Dapat dilihat dengan jelas wajah gadis itu pelahan berubah merah. Ia mengipas wajahnya seraya berucap, "Ha-ha... Ap-a yang kau katakan."

GWTN I; Bonds ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang