22.1; Digging The Past (2)

146 19 5
                                    

Wee woo wee woo⚠️
Masuk ke Seunji past dulu ya^^

Seunji hanya sedikit berjalan kecil mengelilingi kompleks rumah yang dikelilinya pepohonan sembari menunggu Kim Seokjin selesai dengan urusannya. Ia berterima kasih pada siapapun yang telah menanam pohon di masa lalu sehingga dirinya bisa menikmati bayangan pohon yang sejuk.

Omong-omong, baru kali ini ia menuruti kata-kata kakak lelakinya untuk menunggu. Biasanya ia terus memaksa lelaki itu menemaninya hingga Kim Seokjin luluh dan menurutinya. Tapi kali ini mungkin ia akan sedikit berbalas budi karena kakak lelakinya sudah sering menemaninya, jadi ia akan menjadi penurut. Seokjin menepati janjinya untuk mengantarnya ke ayunan pinggir sungai—diluar jam rileks—yang biasanya ia bertemu dengannya disana, tentu itu membuatnya senang.

Sudah agak malam sekarang, tapi disini masih ramai. Entah apa yang membuatnya ramai, tapi ada rumah yang menggelar pesta kecil, dan itu membuat tetangganya mau tak mau terganggu karena suara bising. Dalam hatinya, ia tertawa.

Ia menjauh dari sana. Tatkala ia menemukan pepohonan yang berdempetan, ada suara bising dibalik sana.

"TAK AKAN PERNAH MEMILIKI SESEORANG LAGI!"

Meski umurnya masih memiliki satu angka, tak ada rasa takut sedikitpun ketika ia mendengar teriakan itu. Rasa penasarannya menguasai seluruh pikiran serta tubuhnya. Ia melihat pada sekelilingnya, tak ada seorang pun yang memperhatikannya. Ia lantas berlari masuk ke dalam celah-celah pohon hingga sampai dimana ia melihat halaman rumah yang cukup luas. Tubuhnya tak ia sembunyikan, ia sepenuhnya berada di samping pohon.

Ia melihat dua orang lelaki disana, yang sepertinya umurnya tak beda jauh dengan dirinya. Matanya bergetar ketika saah satu dari mereka menodongkan pistol pada yang lain.

"KAU KIRA AKU AKAN MERELAKAN AYAHKU YANG DIBUNUH OLEH PERKUMPULAN DETEKTIF BODOH ITU HAH? BERHENTI MEMBUAL DAN TUTUP MULUTMU BRENGSEK!"

Matanya membola sempurna. Ini seperti mimpi buruknya ketika pelatuk itu ditarik dan melukai lelaki yang sejak tadi diincarnya. Bahunya bergetar ketika ia baru bisa melihat wajah orang itu dengan jelas setelah terjatuh dengan tubuhnya mengeluarkan darah.

Dia... Benar-benar dia?

Seunji merasa hatinya tercabik. Air mata turun dengan bebas. Kini ia baru merasa takut. Dia, orang pertama yang mau berbicara dengannya setelah semuanya terjadi. Ia bahkan belum sempat betukar nama dengannya tapi ada rasa aneh yang mengerubungi ketika dia dalam kondisi sekarat di depan matanya.

Disisi lain, orang yang memegang pistol tadi melesat pergi ketika ia merasa akan kehadiran orang-orang yang mengejarnya. Dua mobil hitam datang, berhenti dan orang-orang keluar. Salah satunya Kim Seokjin, ia bersama-sama dengan temannya. Lelaki yang bersimbah darah itu diangkat temannya Seokjin dan sesegera mungkin memasukkannya ke mobil serta membawanya pergi.

"Seunji! Kenapa kau disini?" Matanya kini berpaling pada Seokjin. Seokjin sepenuhnya menyadari kehadiran Seunji disana. Lelaki itu menghampirinya dengan rasa was-was ketika melihat adik kecilnya bergetar karena menahan isak tangis. Ia memeluknya serta merta menghapus jejak air mata di pipi Seunji.  Apa dia melihat semuanya tadi? Batin Seokjin.

"Kak Seokjin..."

Seokjin mengangkat alisnya ketika suara parau itu memanggilnya.

"Apa... Dia akan baik-baik saja?"

Seokjin menghela napas, ia tahu apa yang dimaksud. Adiknya pasti melihatnya, dirinya juga mengenal anak yang tadi menjadi korban tadi. Dalam hatinya, ia merapalkan kata maaf berulang kali yang ditujukannya pada orang tuanya. Maaf karena ia tak bisa menjaga Seunji dari penderitaan dan malah terus membuatnya melihat hal buruk.

GWTN I; Bonds ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang