Seisi ruangan rapat terfokus pada satu titik proyektor, menunjukan wilayah pertahanan yang membentuk benteng di setiap sisi daerah Gewetensvol. Mereka yang berjas formal duduk terlarut dalam rapat permasalahan. Jimin termasuk salah satunya, berada di baris depan.
"Kalian selalu ingat, kini banyak pihak yang mulai mencoba memasuki pertahanan di bagian selatan. Jika mereka sampai berhasil masuk, apa yang akan kalian lakukan? Kalian tidak akan membiarkan Gewetensvol terungkap bukan?" Taehyung berbicara di mikrofonnya. Ia terlihat lebih mengerikan di ruang rapat. Matanya yang bulat seketika akan menjadi seringai yang siap menyayat siapapun yang dilihatnya.
Seorang pria dibaris ketiga sebelah kanan Taehyung mengangkat tangannya, meminta untuk diberi izin bicara. Taehyung pun mengangguk tanda setuju. "Kami akan mencoba untuk memperketat penjagaan di wilayah selatan, menambah orang untuk bertugas disana. Karena dari informasi yang saya dapat, rekan wilayah tenggara berkurang karena adanya perpindahan tugas minggu lalu." Pria itu bebicara lantang. Ia menatap khawatir akan Taehyung yang tak berhenti memberinya sinar mata yang menusuk. Ia takut bahwa argumennya ditolak mentah-mentah olehnya.
"Tolong duduk kembali, biar saya jelaskan apa yang sebenarnya terjadi."
Semua orang menatap asal suara yang memotong ucapan lelaki tadi. Semua pandangan jatuh pada Jimin yang sekarang sedang berjalan ke podium. Ia awalnya hanya akan mendengarkan rapat ini dengan seksama, tetapi semakin lama semua tak terkendali. Ia terpaksa harus turun tangan.
Pria tadi dengan ragu kembali duduk. Park Jimin berbicara, maka semua akan terungkap.
"Pertahanan di wilayah selatan memiliki cukup anggota untuk penjagaan. Mereka yang di pindahkan hanya dua dari B, dari dua puluh orang Bravo dan dua orang Alpha untuk pengawasan." Jimin membentuk '2' dengan jarinya. "Bagaimana bisa dua orang itu mempengaruhi satu wilayah pertahanan? Saya sudah melihat bukti. Ini terlihat nyata." Jimin menatap Taehyung yang berada di belakang laptopnya seakan memberi sinyal. Taehyung yang mengerti segera melakukan sesuatu pada laptopnya.
Lalu gambar di proyektor berganti dengan sebuah foto dimana gerbang besar di selatan terdapat masalah. Banyak orang disana, namun hanya beberapa dari mereka yang menyelesaikan. Bahkan bisa dihitung dengan kedua tangan.
"Ini adalah foto di pintu masuk bagian selatan, ada pihak yang tidak diketahui membuat keributan. Tapi hanya tiga orang saja yang berusaha memberhentikan orang itu? Dimana yang lain?" Jimin menatap seisi ruang rapat yang mulai ribut. Ia benci jika harus berteriak padahal sudah jelas ini rapat penting. Kenapa mereka tak bisa menutup mulut mereka sampai sebelum diizinkan berbicara?
"Semua harap tenang!"
Dalam hati, Jimin berterimakasih pada Taehyung yang telah menyuarakan isi hatinya. Memeluknya bahkan menyorakinya lalu memukul belakang lehernya.
"Terimakasih. Aku hanya ingin menyampaikan jangan bergantung pada orang lain, bergantung pada diri kalian sendiri. Untuk masalah ini, saya akan merundingkan lagi untuk menutup sementara akses masuk di bagian selatan dengan Alpha 5 dan pelatihan serta observasi ulang selama seminggu penuh pada anggota-anggota disana, serta mencari tahu asal pihak yang mencoba masuk. Tetapi dengan penjagaan lebih lanjut di selatan."
Jimin mengembalikan rapat pada Taehyung sepenuhnya. Ia kembali ke kursinya dan mencatat sesuatu di kertas map.
"Terakhir, untuk penutupan rapat ini. Saya ingin memberi tahu, ada perpindahan tugas dari Gewetensvol Paris. Mereka mengirim tiga orang untuk sektor lapangan karena ada sesuatu yang harus dihindari." Taehyung berhenti berbicara, ia berjalan ke arah pintu ruang rapat di samping kirinya. Semua orang terperangah ketika Taehyung membuka pintu tersebut, masuklah dua pria dan satu wanita. Mereka segera berdiri sejajar di belakang podium, tanpa mimik ekspresi di wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
GWTN I; Bonds ✔
FanficBegini, Jimin tak pernah menganggap Yoongi selama hampir sepuluh tahun. Tak peduli dengan eksistensinya yang mulai hilang dari Gewetensvol hingga kasusnya dilebur. Hanya saja saat Yoongi mengancam kehadiran detektif dengan kode panggilan A3 010 J. R...