Hai?
Ini Blu seperti biasanya.
Fyi, 28; reversed menjadi bagian terakhir GEWETENSVOL.
Sedih ya? Nga dong :D
Aku cuma mau mengucapkan terimakasih pada kalian yang baca hingga bagian ke-28 ini sampai selanjutnya ke bagian END OF PLAN dan beberapa tambahan story lainnya hehe💜
Sekali lagi terimakasih, dan selamat membaca 경.
“Halo, Marc?”
“Halo, Janele.”
“Aku senang kau mengangkat teleponku.”
“Glad to hear that. Ngomong-ngomong kau sudah baikan? Lenganmu masih sakit?”
Seunji tersenyum mendengarnya sambil terus berjalan perlahan di trotoar. “Aku sudah sembuh. Terimakasih telah bertanya.”
“Benarkah? Lalu bagaimana dengan seniormu itu?”
Seunji mengangkat alisnya. Pikirannya kembali melayang dua hari yang lalu. Jimin di rumah sakit masih merenung karena kejadian-kejadian yang dialaminya akhir-akhir ini. Ia merasa bukan hanya fisiknya saja yang terluka tetapi hatinya juga. Jimin makin terlihat murung ketika ia selesai membaca buku yang dibawa Namjoon padanya. “Um…masih dalam proses penyembuhan.” Katanya dengan tenang walau merasa khawatir yang sangat hebat.
“Syukurlah. Omong-omong Janele, aku sudah merindukanmu, ku tunggu kedatanganmu tiga hari lagi.”
Langkahnya mendadak terhenti. Ia bungkam, hampir lupa dengan yang satu itu. Apa aku akan kembali? Ia senang bisa kembali ke Paris, bertemu dengan Marc dan Seokjin yang sudah ia rindukan. Tapi, ada hal yang tak bisa ia lepas begitu saja disini. Tanpa sadar, ia telah membangun sesuatu yang berharga di Seoul, awalnya tak terasa, tapi ia menyadarinya ketika hal itu sudah menjadi sesuatu yang besar. Untuk pertama kalinya ia ragu untuk pulang.
“Janele? Kau masih disana?”
Seunji kembali ke kesadarannya. Ia mengangguk kecil walau Marc di seberang sana tak bisa melihatnya. “Marc,”
“Ya?”
“Bolehkah… bolehkah aku menetap sebentar lagi disini?”
“…”
Seunji gugup mendengar Marc yang bungkam diseberang sana. Ia bersandar pada sebuah tiang berwarna merah seraya menyilangkan tangannya. Marc terdiam cukup lama, ia jadi agak ragu kalau Marc dapat memberinya waktu di Seoul. Oleh karena itu ia tak mengatakan apapun sambil menatap ujung sepatunya yang ia mainkan. Seunji mengigit bibirnya ketika mendengar percakapan samar-samar di ujung telepon.
KAMU SEDANG MEMBACA
GWTN I; Bonds ✔
FanfictionBegini, Jimin tak pernah menganggap Yoongi selama hampir sepuluh tahun. Tak peduli dengan eksistensinya yang mulai hilang dari Gewetensvol hingga kasusnya dilebur. Hanya saja saat Yoongi mengancam kehadiran detektif dengan kode panggilan A3 010 J. R...